Bab 42

1.1K 29 4
                                    

Setelah Alexsa menghilang, Hans baru ingat akan ponsel yang telah mati. Mungkin saja sejak tadi Anita menelfon tapi tidak tersambung  karna ponsel mati.

Bergegas kekamar segera mengambil benda yang bernama ponsel itu, ketika benda itu menyala orang yang pertama dihubungi Hans adalah Anita. Tapi sayang panggilannya sengaja diabaikan oleh wanita itu.

Ntah kenapa dirinya sangat kuatir apalagi Anita tidak begitu mengenal tempat ini, dia datang kesini pun hanya bermodalkan nekat. Setaun hans, ini pertama kali dia berkunjung ke negara ini.

Bergegas keluar mencari keberadaan sang kekasih ketika keluar dari kamar dia melihat Alexsa tengah duduk diruang makan sepertinya gadis itu sengaja untuk menunggunya sarapan bersama, bisa dilihat Hans meja makan yang telah ditata rapi oleh makanan.

Memilih mengabaikan Hans tetap melangkah keluar rumah.

"Sepertinya, kamu sangat terburu-buruu?" Ketus Alexsa ketika Hans melintasinya.

Sontak Hans pun menghentikan langkahnya, dengan nafas yang terhenti.

"Pergi sajaa.. tidak mengapa, aku akan buang ini semua, seperti nya sia-sia aku bersusah payah dari subuh mempersiapkan semua inii..!" Sindir Alexsa dengan sinis.

Memejamkan mata kemudian menghempas nafas kasar. Akhirnya Hans memilih kembali berbalik badan berjalan menuju meja makan dan duduk dihadapan Alexsa.

Pria itu segera mengambil piring bagiannya yang telah berisi menu nasi goreng yang lengkap dengan lauknya seperti nya Alexsa telah memanaskan masakan itu sebelum dimakan, karna bisa dilihat Hans masih ada sedikit asap yang keluar dari hidangan itu, pertanda masih hangat.

Memulai menyendok makanan kemulut. Bisa dilihat Alexsa saat ini Hans makan dengan terkegesa-gesa. Karna berkali-kali pria itu tersedak.

Memindai keseluruhan dari sang suami, bisa dilihat nya dari raut wajah Hans sangatlah kuatir.

"Mau kemana?" Tanya gadis itu, walau dia tau kemana suami akan pergi.

Sontak Hans menghentikan kuyahannya, kembali meletakan sendok kedalam piring. Menghadap Alexsa dengan dalam sambil menopang dagu.

"Alexsaa.. dia datang kesini, untuk menemui kuu, aku harap kamu akan mengerti!" Ucap Hans seakan sebuah penekanan menurut Alexsa, merasa wanita itu orang yang berharga bagi Hans hingga dia menerbitkan bulir bening disudut matanya, seketika Alexsa membuang wajah kesamping menyeka titik embun yang akan keluar dari ekor matanya..

"Laluu? Bagaiman dengan kuu?" Tanya Alexsa seperti tamparan bagi Hans.

"Sudahlah Alexsaa.. aku tidak mau kita bertengkar. Kamu telah tau segalanya..jadi aku tidak perlu mengatakan apapun untuk membela diri."

Diam, tak ada satu katapun yang keluar dari bibir Alexsa hingga penasaran menyup kehatinya. "Seandainya aku melarang ka'muu kesanaa? Apa yang akan kamu lakukan?" Tanya gadis itu dengan tatapan kosong. Walau dia tau pertanyaannya Taka akan menggoyahkan pendirian Hans.

Melirik Alexsa dengan dalam, dia tau saat ini Alexsa membutuhkannya juga. Tapi tetap saja gadis itu terkalahkan oleh Anita.

"Maafkan aku Alexsaa.. aku akan tetap pergii.. dia diluaran sana sendirian, di negara yang dia tidak kenal sama sekali.. tolong mengertilah.. aku juga  bertanggung jawab akan dirinya." Entah Alexsa akan mengerti? Yang pasti menurut Hans ucapan itu yang paling benar untuk sang gadis.

Lagi Alexsa merasakan sakit diulu hatinya. "Bukankah Aku juga tidak mengenal tempat inii? Bagaiman dengan kuu? Apakah kamu tidak memiliki tanggung jawab untuk kuu!?"  Sungguh Hans tidak ada kata-kata lagi yang akan diucapkannya, pertanyaan Alexsa bahkan seakan membuat dirinya seakan mendapatkan tamparan keras dari Alexsa.

I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang