Keesokan harinya.
Hari ini Alexsa sibuk sejak pulang dari kampus tadi, dia langsung ke resto dia bekerja. Mendekor tempat itu menjadi tempat yang sangat romantis, dan bertemakan era anak remaja taun delapan puluhan sesuai permintaan sepasang kakek nenek kemarin. Yang rasa cinta mereka tidak lapuk walau dimakan usia.
"Menakjubkan.." puji sang nenek dengan tatapan berpendar disetiap sudut ruangan.
"Apakah nenek menyukainya?" Tanya Alexsa dengan senyuman.
"Tentu sajaa.. ini sangat indah, dan romantis. Siapa sangka ini acara ulang tahun pernikahan kakek dan nenek.." ujar sang nenek lagi.
"Syukurlah.. jika nenek menyukainya." Alexsa bisa bernafas lega.
Menurutnya nenek yang dihadapannya tidak lah buruk. Karna prilakunya hari ini tak sejutek kemarin malam.
"Kalau begitu, saya kedalam dulu ya nek, masih ada yang harus saya urus."
"Iya silahkan.. lakukanlah yang terbaik. Saya janji akan memberikan bonus sebagai imbalan buat kamu nanti.."
"Terimakasih banyak nek, saya sangat senang jika nenek puas, dengan kinerja saya."
Nenek hanya membalas dengan senyum ramah, setelahnya barulah dia memasuki resto bersama sang suami. Tak lupa mereka bergandengan tangan romantis.
Alexsa memilih meninggalkan mereka berdua dan bagian dapur tempat yang dia tuju saat ini.
Tak lama kemudian para tamu pun berbohong datang, dan disinilah Alexsa dan kawan-kawan sibuk. Bahkan dia tidak menghiraukan siapa saja tamu yang datang. Karna biasanya juga begitu.
Hingga pada akhirnya tatapannya terhenti tepat diambang pintu resto. Berdiri kaku ditempat. Bagaimana tidak, disana dia melihat sang suami bersama pelakor berjalan memasuki resto dengan bergandeng tangan. Sungguh hati Alexsa sangat sakit melihat nya. Tapi sedapat mungkin ditahannya.
Memilih berbalik arah dan bersikap abai dengan apa yang dia lihat.
"Apakah.. pasangan romantis itu senang dengan dekor yang kamu lakukan Alexsa?" Tanya Naina yang saat ini melintas dihadapannya.
"Tentu saja kak, mereka sangat puas.." jawab Alexsa dengan senyuman.
"Syukur deh.." Naina bisa bernafas lagi, karna sejak tadi dia orang yang paling heboh, dan Khuatir. Karna menurutnya sikap dingin sang nenek akan menjadi bumerang untuk mereka, dan pada akhirnya mendapatkan teguran dari pemilik resto. Kudian mengancam akan memotong gaji. Sungguh pemikiran para pekerja umumnya.
Alexsa hanya tersenyum menanggapinya. Kemudian kembali melanjutkan langkah kedapur walau dengan fikiran antah-berantah.
Ting! Sebuah pesan masuk ketika Alexsa mencapai dapur.
Segeralah dia memeriksanya. Ternyata pesan berasal dari sang suami. Yang bersajak.
"Saya diresto ini jangan pulang sendiri, saya menunggu kamu diparkiran nanti." Singkat padat dan jelas, hanya itulah yang dilampirkan Hans melalui pesan WA.
"Ngak dikatakan pun, saya udah liat! " Balas Alexsa dengan raut wajah kesal
"Baik saya akan tunggu diparkiran" kemudian Alexsa kembali memasukan ponselnya kedalam saku. Setelah melihat dua ceklis biru ditanda pesannya. Berati pesan sudah dilihat. Seperti biasa Hans tidak akan membalas jika pertanyaan telah tertuntaskan.Suasana didepan mata Alexsa sangatlah ramai dan meriah, ya walaupun dia menyaksikan itu dari kejauhan. Terlihat sang nenek tertawa sepanjang acara. Bahkan sang kakek tidak membiarkan istrinya lepas dari tangannya. Mereka bak perangko yang selalu nempel dimanapun.
Alexsa menerbitkan senyum, melihat betapa bahagianya pasangan itu. Hingga tanpa dia sadari sepasang mata meliriknya dari kejauhan. Ya Dia Hans sang suami.
Ketika dia menyadarinya Alexsa membuang wajah. Karna salah tingkah. Ntah kenapa saat ini tatapan sang suami sungguh berbeda. Tak setajam sebelumnya. Sekarang lebih lembut dan sedikit menyejukkan hati.
Alexsa melirik diujung ekornya. Bisa dia lihat saat ini Hans sedang melangkah pergi dari sana, ntah kemana perginya dan meninggalkan Anita tanpa disadarinya.
"Jangan berhayal Alexsaa.. tidak mungkin dia akan kesini mendekatiku.." ocehnya dalam hati. Sedangkan tatapan nya saat ini seolah tak melihat Hans dimanapun. Hingga pada akhirnya sang suami telah berada dibelakangnya.
"Alexsaa.." panggil Hans, dan seketika Alexsa menoleh.
"I-i-iyaa.. ada apa om?" Jawabnya gugup.
Ntah kenapa bibir keduanya tiba-tiba keluaq akan berucap. Diam seribu bahasa, dan menatap dengan sangat dalam, bahkan sepertinya mata mereka pun sudah saling bicara. Hingga pada akhirnya mereka tersadar ketika seseorang memasuki ruangan itu dengan deheman.
Dan suasana pun menjadi kikuk, "Hmm.. saya ingin bertemu dengan bos kamu!" Tegas Hans dingin.
"Tapii? Untuk apa omm?" Alexsa berkerut dahi.
"Itu tidak ada urusannya dengan kamu" cetusnya.
"Kebiasaan!! " Kesal Alexsa dalam hati.
"Tuu.. luruss kedepann, ituu ruangan bos, beliau masih disana sekarang.. jika om mau ketemu dengannya silahkan. Saya tidak akan mengantarkan!" Tegas Alexsa dingin. Seketika dia pun membalik badan dan meninggalkan Hans dengan wajah muram.
Hans pun meninggalkan tempat itu dan menuju ruangan yang ditunjuk Alexsa. Ntah apalah yang ingin dia lakukan.
Ketika jam menunjukan pukul 24: 00 acara pesta pun telah usai. Seluruh tamu undangan telah pulang, begitu juga dengan pasangan romantis itu. Dan saatnya juga Alexsa akan melangkah pergi pulang, disaat dia akan melakan keluar. Sang bos memanggil seketika Alexsa menghentikan langkahnya.
"Alexsaa.."
"Iya boss.." jawab Alexsa sopan. Dia tidak berani menatap Sanga bos, hingga memilih menundukkan wajahnya. Itu posisi aman saat ini
Terlihat sang bos menghela nafas Sepang mungkin, dan wajahnya pun seketika berubah muram. Tentu saja Alexsa sedikit takut dengan hal itu, dia mencoba mengingat-ingat kesalahan dia hari ini, bahkan belakangan ini. Hampir tidak ada masalah yang pernah dia lakukan.
"Kamu dipecat!" Ucapan tegas itu berhasil membuat wajah Alexsa terangkat dan menatap sang bos.
"Tapi apaa salah saya boss? Apakah pasangan tadi kurang puas dengan kinerja saya?" Tanya Alexsa dengan nada mengiba.
"Tidak Alexsaa.. kamu bahkan tidak pernah melakukan kesalahan." Jawab sang bos dengan senyuman.
"Tapi..apa alasannya bos?" Masih dengan perasaan ambigu Alexsa mempertanyakan.
"Hmm.. saya bingung Alexsaa.. sebenarnya saya senang kamu bekerja disini, kamu anaknya rajin dan baik."
"Lalu?" Dahi Alexsa berkerut karna bingung.
Kembali sang bos tersenyum menatapnya. "Saya memang berhak, karna kamu adalah kariawan saya. Tapi ada yang lebih berhak dari saya. Dan dia telah meminta saya untuk mengeluarkan kamu dari pekerjaan ini. Karna menurutnya. Kamu kelabakan mengurus kuliah kamu dan juga pekerjaan kamu."
Alexsa terdiam, dia paham betul siapa yang bertanggung jawab dengan hal ini.
"Tapi bos, saya tidak pernah merasa begitu." Protes Alexsa tak terima.
"Itu menurut kamu Alexsa, tapi menurut dia, itulah yang terjadi.. dia bahkan tidak rela melihat kamu bekerja menjadi pelayan."
Alexsa hanya terdiam. Tapi hatinya kesal tak tentu kalinya dia merutuk nama sang suami didalam hatinya.
"Jika saya menolak permintaannya, maka itu akan merugi bagi saya. Karna ancamannya tak tanggung-tanggung. Dia orang yang berkuasa Alexsaa.. bahkan jika dia mau, dia bisa menutup restoran ini saat ini juga. Jadi mulai hari besok, kamu tidak perlu bekerja lagi. Saya telah transfer gaji kamu bersama bonus yang kamu dapat kan malam ini, keregkening kamu. Tolong maafkan saya.." ucap sang bos berkatup tangan sebatas dada.
Alexsa menatap sang bos dengan tatapan berkaca-kaca. "Tidak perlu minta maaf bos, Saya akan keluar dari sini. Sesuai permintaan bos." Ucap Alexsa lirih.
Bos hanya tersenyum sambil mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm crazy about you, Uncle Duda
RomanceAlexsa seorang gadis remaja seperti gadis lainnya. dia juga menyukai lawan jenis. tapii.. ntah mengapa hatinya tertambat duda tampan. usia pria itu kisaran 45 tahun karna ketampanannya usia tua tidak terpancar diwajahnya, karna diliat dari wajahnya...