Sore ini Selesai kampus usai, Salena mengajak Alexsa kesebuah Mal terbesar di kota itu, di sopiri pak Ujang sekaligus bodyguard Salena, Pak Ujang bahkan akan mengekori Salena kemanapun dia pergi termasuk mengekori mereka kedalam Mal.
"Pak Ujang, bisa ngak sihh.. ngak ngekorinnya sampai sinii..? Liat tuu Salena jadi pusat perhatian setiap orang." Kesal Salena.
"Ngak bisa non, Pak Ujang harus jagain non, kemanapun pergi." Jawab dingin pria kekar itu.
"Tapi Salena udah gede pak, Salena ngak akan kenapa-kenapa jika hanya berjalan dalam mal." Salena bersikeras.
"Tetap.ngak bisa non, jika terjadi sesuatu pada Non Salena, bos pasti akan membunuh bapak nantinya."
"Hisss..!!" Kesal Salena menghentak kan kaki.
"Udah lah Sal, ada baiknya pak Ujang ikut, jika tiba- tiba ada orang jahat, gimana?" Alexsa menengahi.
"Luu kok jadi belain pak Ujang?" Protes Salena tak terima.
"Bukan belain Sall.."
"Udah- udah.. pak Ujang ikutan aja.. gitu aja kok repot!" Tugasnya kesal, kemudian Salena meraih tangan Alexsa dan melangkah sambil menggandeng sahabatnya itu.
Hingga langkah kaki mereka berhenti disalah satu butik ternama dimal itu. Kebetulan butik itu, butik langganan keluarga Salena. Dulu ketika sang ibu masih ada, dia selalu mengajak Salena berbelanja disini.
Ketika melangkah kedalam Alexsa yang antusias langsung memasuki tempat itu, dengan telaten dia memindai satu persatu gaun yang akan dikenakan Salena malam ini.
Alexsa meraih satu gaun. "Sal.. ini cocok deh sama body luu.. dan sesuai selera luu.." ucap Alexsa sembari menyodorkan sebuah gaun ditangannya.
Salena melihat dengan seksama. Sesuai ucapan Alexsa Salena menyukainya.
"Baguss.. gue sangat suka," jawab Salena dengan mata yang masih tertuju pada gaun itu.
Salena segera memberikan gaun itu kepelayan yang ada disana. " Mbak bungkus yang ini yaa, dua gaun dengan warna yang sama dan motif yang sama juga." Ucap Salena.
"Baik non.." balas pelayan itu segera berlalu.
"Untuk apa beli duaa Sall?" Alexsa bingung sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sedangkan matanya masih tertuju pada gaun yang dibawa pelayan.
"Ya buat lu lahh.. masa iyaa, buat pak Ujang!" Seketika wajah pak Ujang menoleh Salena, dan detik itu juga beralih, karna Salena berhasil memasang wajah sangar padanya.
Alexsa tentu saja menolak, apalagi bandrol di gaun itu sangatlah mahal.
"Ngak Sall.. gue ngak pantas make gaun itu.. ntar kulit gue gatal- gatal Karna gue, ngak pernah make benda mahal." Tolaknya.
Salena paham betul dengan gelagat penolakan Alexsa.
"Makanya sesekali dicoba, ntar jadi Gatal atau sebaliknya." Salena memaksa.
"Tapii.."
"Ngak ada tapi-tapian All.. ini hari ultah guee, jadi lu harus lakukan sesuatu untuk menyenangkan hati gue, yaa.. salah satunya dengan memakai gaun yang sama disaat ultah guee." Bisik Salena sambil terkekeh.
Seketika raut wajah Alexsa berubah.
Dia tidak mengerti seperti apa pesta orang kaya. Setiap tahun sebelumnya dia akan merayakan ultah sahabatnya itu berdua saja, dan kue tart buatannya sendiri."Gu-gu-guee ngak bisa ikut Sall.." tolaknya dengan nada pelan.
Dahi Salena berkerut, " Tapi kenapa Al, bukan kah lu sohib guee? Masaa iya sihh.. Bestie gue ngak ada diacara penting guee..?" Salena pura- pura murung.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm crazy about you, Uncle Duda
RomanceAlexsa seorang gadis remaja seperti gadis lainnya. dia juga menyukai lawan jenis. tapii.. ntah mengapa hatinya tertambat duda tampan. usia pria itu kisaran 45 tahun karna ketampanannya usia tua tidak terpancar diwajahnya, karna diliat dari wajahnya...