Malam dengan penuh kehangatan hadir di tengah-tengah dua manusia yang saling mencintai, keduanya sedang duduk asik di ruang tamu bercerita banyak hal, hingga suasana kehangatan berubah menjadi sebuah masalah kecil yang lumrah hadir di setiap pasangan. Rony seperti biasa membicarakan tentang pekerjaannya pada Nabila yang ternyata menjadi Boomerang untuk dia sendiri.
"Sayang lihat deh" ucap Rony.
"Apa ini kak?" tanya Nabila mengambil berkas yang Rony ulurkan.
"Proposal pembangunan panti jompo, melihat prospek ke depannya cukup bagus, dan tempatnya strategis. Gimana?" lanjut Rony. Nabila mungkin jurusan kedokteran, tapi otaknya yang cemerlang selalu bisa mengimbangi pembahasan di luar bidangnya. Rony merasa istrinya tak hanya pintar tapi juga cerdas hingga dia tak ragu untuk juga meminta saran pada Nabila tentang hal mengenai perusahaannya. Nabila seperti konsultan bisnis pribadi nya yang selalu bisa dia andalkan.
"Bagus kok kak, prospeknya juga bagus" ucap Nabila membaca sepintas proposalnya, namun dia terhenti saat sadar nama perusahaan yang mengajukan proposal itu.
"Citra Group kak? Ini CEOnya cewek bukan sih. Kalau gak salah namanya Keysa?" tanya Nabila.
"Iya.. Sayang, perusahaan cukup bonafit lah, track recordnya juga bagus" jawab Rony polos.
"Cantik juga kan?" jebak Nabila.
"Iya" jawab Rony spontan yang tiba-tiba mata Rony membulat saat sadar dia begitu bodoh menjawab pertanyaan Nabila tanpa dia pikir dulu.
"Oh... cantik ya.. iya sih, lanjut aja kak itung-itung punya partner cantik bisa cuci mata tiap hari, pinter juga lagi" sindir Nabila.
"Gak gitu sayang" lanjut Rony mencoba menarik ucapannya. Nabila dengan wajah cemberutnya langsung mengambil hp dan mencari informasi tentang perempuan itu. Dia mendapat biografi CEO citra tersebut beserta potret paras cantiknya.
"Wah.. pantesan suami ku semangat banget lihat deh. MasyaAllah cantik sekali ya, tinggi, rambut panjang, pinter nyanyi juga katanya. Terus putih" ucap Nabila semakin mengintimidasi Rony.
"Sayang kamu ngomong apa coba. Kamu jauh lebih cantik dari dia serius deh. Gak ada yang bisa bandingin kamu".
"Halah, ucapan pertama itu selalu benar. Tadi kakak kan yang jawab kalau dia cantik. Hem... udah sana urus proyeknya, sayang kalau gak kakak terima itung-itung dapet proyek baru juga partner kerja cantik" Nabila beranjak dari tempat duduknya pergi ke kamar lalu mengunci pintu kamar.
"Nab... Sayang... Kok dikunci, aku mau tidur mana kalau kamu kunci sayang. Sayang, aku minta maaf. Aku bukan bermaksud mau bilang dia lebih cantik dari kamu gak sama sekali, aku jawab iya itu ya cuman sekedar pendapat doang, tapi gak ada niatan sedikit pun untuk kagum ma kecantikan dia, cuman kamu doang sayang yang cantik di mata ku" ucap Rony dari balik pintu.
Nabila tetap duduk dengan wajah cemberut di atas kasur mendengar semua ucapan Rony. Dia tetap tak bergeming, dia sadar jika dia kekanak-kanakan tapi tak bisa dipungkiri dia cukup cemburu dengan jawaban Rony, entahlah semakin hari Nabila semakin over protective pada Rony karena rencananya pergi ke Turki membuat pikiran-pikiran jelek merasuki kepalanya. Nabila kekeh membiarkan Rony di luar kamar hingga jam menunjukkan pukul 10 malam dan tak terdengar lagi suara Rony yang merengek meminta maaf. Nabila merasa penasaran, dia mencoba membuka pintunya pelan mencari keberadaan Rony.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA PERTAMA
General Fiction"Beri sedikit keberanian untuk perlahan terbang bebas tanpa mendengar prasangka yg menghimpit dada. Melangkah tanpa resah mendengar bisik yg memilukan. Dan atau duduk tenang tanpa gundah akan desakan banyak hal" Sepenggal kisah tentang gadis yang hi...