"Selamat pagi" suara lembut menyapa Rony yang masih terpejam. Rony membuka mata mengembalikan kesadarannya, melihat Nabila yang terbalut mukenah dengan wajah bersinar karena air wudhu' yang membasahi wajahnya.
"MasyaAllah... Selamat pagi. Cantik banget" ucap Rony.
"Makasih, ya udah ayok bangun mandi terus sholat" ajak Nabila.
"Iya sayang".
Rony bangun bergegas mandi dan sholat. Setelah sholat keduanya menyempatkan untuk mengaji dan mengobrol sebentar.
Nabila menjatuhkan kepalanya di pangkuan Rony yang begitu nyaman."Makasih ya kak" ucap Nabila tiba-tiba.
"Makasih untuk apa?" tanya Rony mengelus kepala Nabila.
"Makasih untuk menjadikan aku istri kakak. Mudah-mudahan aku akan menjadi satu-satunya di hidup kakak".
"Kamu memang satu-satunya Nabila, tak akan ada yang lain dan tak kan pernah ada yang lain" ucap Rony. Mendengar itu teduh terasa hati Nabila.
"Aaminnn..." ucap Nabila.
Setelah cukup lama mereka berbincang, Nabila dan Rony bersiap untuk berangkat kerja. Rony sudah mulai masuk kerja dan Nabila yang memang sudah masuk lebih awal kembali harus melakukan aktifitas seperti biasa.
"Sayang nanti aku gak bisa anterin makan siang gak papa kan?" ucap Rony saat Nabila mau turun.
"Ya gak papa dong. Kakak kan sudah harus kerja, seharusnya aku yang nyiapin makan untuk kakak" jawab Nabila mengelus tangan Rony.
"Gak gitu, siapa yg sempat aja. Kalau sama-sama gak sempat nyiapin sendiri-sendiri pokoknya harus makan siang jangan lupa, nanti waktu makan siang aku vidio call ya biar kayak lagi makan bareng gitu".
"Hem... Sampek segitunya ya".
"Iya biar aku semangat makan siangnya".
"Iya sayang.. ya udah aku turun ya, kakak hati-hati kabarin kalau sudah nyampek, Assalamualaikum".
"Waalaikumsalam".
Nabila mencium punggung tangan Rony, dan Rony juga tak lupa mengecup kening Nabila. Nabila turun dari mobil melambaikan tangan mengantar Rony berangkat kantor.
Nabila masuk ke rumah sakit dalam keadaan bahagia, tapi semua berubah saat dia melihat seorang anak perempuan yang sedang menangis tersedu-sedu.
"Rena" teriak Nabila menghampiri anak itu.
"Kakak... " Rena berhambur memeluk Nabila. Tubuh Rena sekarang meninggi, dia sudah menjadi gadis yang begitu cantik.
"Sayang kenapa kesini gak bilang kakak? Siapa yang sakit?" tanya Nabila panik.
"Ibu kak, tiba-tiba subuh tadi pingsan. Aku sudah coba telfon kak Rony tapi gak bisa, aku panik bingung mau hubungin siapa, tetangga bantu aku bawak ibu kesini. Pas nanyak suruh nunggu kakak disini, hp ku ketinggalan di rumah".
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA PERTAMA
General Fiction"Beri sedikit keberanian untuk perlahan terbang bebas tanpa mendengar prasangka yg menghimpit dada. Melangkah tanpa resah mendengar bisik yg memilukan. Dan atau duduk tenang tanpa gundah akan desakan banyak hal" Sepenggal kisah tentang gadis yang hi...