67

9 0 0
                                    

Puntung rokok yang masih menyala diletakkan diatas asbak, membiarkan asapnya menyebar kemana-mana, helaan nafas kasarnya terdengar mengesalkan.

"Dia pikir aku bodoh,bahkan aku bisa melacak lokasinya hanya dengan dia menjawab telfonku"lirih Dani dengan senyum kematiannya.

"Sasya, padahal kita sudah hidup bersama, kenapa dia tidak pernah mencintaiku sedikit pun?"lirihnya.

Dani berdiri dari duduknya,berniat pergi keluar dari persembunyiannya, namun diambang pintu langkahnya terhenti ketika menyadari ada seorang pria bertubuh kekar tengah berdiri didepannya.

Pria itu menarik kerah baju Dani dan membawanya masuk kembali didalam rumah.

"Dimana Sasya?"katanya dengan tegas.

"Untuk apa kamu menanyakan Sasya, dia kekasih saya, tidak ada yang boleh tau keberadaannya selain saya" balas Dani dengan senyum mengejeknya.

Bugghh

Satu pukulan melayang dengan mulus diwajah Dani, namun yang punya wajah tidak melawan, dia kembali melemparkan senyum mengejeknya ke arah pria tersebut.

"Untuk apa kamu mencari Sasya,dia juga tidak akan mau sama kamu"kata Dani.

"Dimana Sasya?" Pertanyaan yang sama kembali terlontarkan.

"Vandi Vandi, tidak ada gunanya kamu mencari Sasya, seharusnya kamu lari dari Sasya, mengingat semua yang telah terjadi"kata Dani yang mengelap ujung bibirnya yang sedikit berdarah.

Benar,pria yang tadi memukul Dani adalah Vandi.

"Kalau kamu mau bertemu dengannya ya silahkan,cari sendiri"timpal Dani.

"Ini semua gara-gara kamu ya, bukankah aku sudah bilang kalau kalian  harus menunggu aku disana,dan kenapa kamu malah ngebebasin Sasya?" Marah Vandi.

"Aku tidak membebaskannya,dia kabur"balas Dani.

"Orang seperti kamu emang gak bisa diandalkan" kesal Vandi dengan mengacak Rambutnya.

Dani berjalan menjauh dari Vandi, dia mengambil satu gulungan tembakau lalu membakarnya, "aku tau dimana dia"

Vandi yang mendengar itu langsung berjalan mendekat kearah Dani untuk meminta kepastian, "dimana?"

"Kenapa kamu sangat percaya diri untuk bertemu dengannya, apa kamu sudah siap dibenci oleh Sasya?"tanya Dani dengan menghirup rokoknya.

"Sudahlah Dani jangan mengulur-ulur waktu"

"Apa yang aku dapatkan jika aku memberi tahu keberadaan Sasya"Tanya Dani.

"Berapapun yang kamu mau"balas Vandi lalu mengambil duduk didepan Dani.

"Hahaha, apa kamu membayarku dengan uang hasil penggelapan lagi?hmm?"

Vandi yang mulai kesal berdiri dari duduknya,dan..

Bugghh

Pukulan manis dari tangan kekar Vandi kembali menyapa wajah Dani, namun beda dari yang sebelumnya, pukulan pertama tadi hanya satu kali, sedangkan pukulan yang kedua ini berkali-kali, bahkan Dani terlihat tidak berdaya sekarang.

"Kalau kamu masih belum mau jawab, aku ga segan-segan buat bunuh kamu"marah Vandi yang mukanya sudah terlihat memerah.

Dani mengelap darah yang keluar dari mulutnya,"kamu mau membunuhku? seperti kamu membunuh an....."

Bugghh

Perkataan Dani terpotong karena Vandi yang kembali memukulnya. Matanya terbelalak melihat Vandi yang baru saja mengeluarkan pistol dari balik saku celananya.

Angel Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang