22

4.4K 116 10
                                    

"Cari angin keluar yuk,bosen dari tadi nggak ada kerjaan"kata Sasya pada teman-temannya.

"Aduh Sya,gue capek banget,dari tadi nolongin buk Mira masak"sahut Fitri.

"Yang lain?"tanya Sasya.

"Gue kan juga nolongin buk Mira"sambung Sonya.

"Yah,kak!!"panggil Sasya.

"Gue mau tidur,ngantuk,dari malam nemenin Raka begadang"balas Syifa.

"Yaudah,kalau gitu gue keluar sendiri aja"ketus Sasya dan keluar dari tenda.

Hari masih jam dua siang,sedangkan jam empat sore nanti mereka akan kembali ke sekolah,hari yang terasa sangat cepat bagi Sasya.

Sasya melangkahkan kakinya menjauh dari tenda,dengan tujuan mencari internet.

Dari tempatnya berdiri,sasya melihat sebuah taman yang berbentuk labirin,yang terletak tidak terlalu jauh dari tendanya.

Taman tersebut memang jarang dikunjungi,jadi tak heran kalau terlihat kotor.

Sasya memasuki taman labirin tersebut,dan berjalan memutarinya,hingga Sasya tersadar kalau dia tidak tau jalan keluar.

Sasya menyusuri satu persatu labirin,tapi tetap saja dia tidak menemukan pintu keluarnya,disitu Sasya terlihat sangat cemas,dia berkali-kali berlari agar menemukan pintunya,tapi tetap saja dia tidak menemukannya.

Taman labirin yang dimasuki sasya lumayan besar,sehingga sangat susah mencari jalan keluarnya,sedangkan panah pemandu jalannya sudah terlihat rusak dan tidak bisa digunakan lagi,hal tersebut malah menambah kecemasan Sasya.

"Gimana keluarnya sih,ini taman sepi banget lagi"kata Sasya.

Sasya terus berjalan memutari taman,sampai akhirnya dia berada ditengah labirin.

Sasya yang merasa pasrah dengan keadaan pun duduk disekitar rumput kering yang berserakan di tengah taman.

Sasya melihat jam di handphonenya,hari sudah hampir jam setengah empat,sudah satu jam lebih gadis tersebut berada dalam taman labirin.

Tiba-tiba suara petir terdengar sangat keras,yang membuat gadis tersebut kaget.

"MAMA!!!"teriak Sasya dengan sangat kerasnya,sambil menutup kedua telinganya, karena Sasya sangat takut dengan suara petir,dia duduk sambil memeluk kedua kakinya.

Sasya menyusuri satu persatu nomor yang ada di handphone nya,hingga dia melihat nama Dani disana, Sasya mencoba menghubungi pria tersebut.

"Angkat dong Dani"lirih Sasya yang tiba-tiba menangis.

Sudah beberapa kali Sasya menghubunginya,tapi tak ada balasan, Sasya terus mencoba menghubungi Dani,akhirnya perjuangan Sasya tak sia-sia, Dani mengangkat telfonnya.

"kamu dimana?"~Sasya

"Telfonnya nanti aja ya Sya,gue lagi bantuin pak Taufik nih"~Dani

"Tapi Dan.."

tdduudd tduuudd

Dani memutuskan sambungan telfonnya,seketika Sasya kembali menangis dengan sejadi-jadinya,karna dari tadi petir terus bergemuruh.

Sasya mengingat kalau teman temannya yang berada ditenda,handphone nya low semua,sampai akhirnya Sasya merasa putus asa.

Tiba-tiba handphone sasya berdering, Sasya melihat siapa yang menelfon,dan disitu tertera jelas nama Rava.

Disaat Sasya mengangkat telfonnya,tiba-tiba sambungan nya mati, karena jaringan yang mendadak hilang.

"Kok nggak ada sinyal sih"Sasya tampak sedang menghapus air matanya.

Angel Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang