54

3.2K 57 0
                                    

Semua tamu undangan berdiri untuk menyambut bunga yang sebentar lagi akan dilempar oleh Syifa,tak terkecuali dengan Sasya,gadis tersebut juga ikut berdiri diurutan paling depan.

Semuanya menghitung mundur,dihitungan terakhir,semuanya menyiapkan tangan untuk menyambut.

Sreek

Bunga dilempar,Sasya berusaha melompat untuk menyambut bunga yang melayang diatas kepalanya,namun Sasya terlalu pendek untuk itu.

Mengetahui dia tidak mendapatkan bunganya,Sasya mendengus kesal,lalu membalikan badannya,untuk mengetahui siapa yang beruntung mendapatkannya.

"Olahraga ya biar tinggi"kata seorang pria,dan menyodorkan bunga itu ke Sasya.

"Sejak kapan kamu berdiri disitu?"tanya Sasya.

"Sejak tadi, karena aku udah yakin kalau kamu nggak bakal bisa nyambut,makanya aku tolong"balasnya.

Pria itu Rava,dan dia memberikan bunga yang diinginkan Sasya ketangan gadis itu.

"Besok giliran kita"bisik Rava yang sangat bergema ditelinga Sasya,lalu Rava berjalan kearah Raka.

Sasya mengangkat bahunya,lalu menghampiri seorang pria yang baru datang,siapa lagi kalau bukan Vandi.

Seperti yang dilakukan kebanyakan cewek kalau belum move on,yaitu membuat mantan kekasihnya cemburu,dan itulah yang dilakukan Sasya sekarang.

Sasya menggandeng tangan Vandi kearah dimana Syifa duduk,Vandi menyampaikan selamat kepada Syifa dan juga Raka,setelah itu Sasya mengantar Vandi untuk menganbil makanan yang sudah ditata rapi diatas meja.

Rava menatap Sasya dengan datar,tak bergeming sedikit pun,jujur,hatinya sangat tertusuk melihat itu semua,tapi apa mau buat,kalau marah pun Rava nggak berhak sama sekali,karna Sasya bukan siapa-siapa baginya.

*-*-*

Rava berdiri sambil menatap kebawah,dari atas ketinggian gedung,hatinya hampa,pikirannya kosong,tidak ada yang menyenangkan dalam hidupnya hari ini,semuanya membosankan.

Pria yang terlihat tampan dengan stylean jasnya itu membalikan badannya,mengambil duduk diantara kursi yang disusun diatas rooftop.

Rava mengeluarkan sebuah kotak kecil dari balik jasnya,menatap kotak tersebut dengan binar mata yang memelas.

Kotak itu dibuka,yang memperlihatkan sebuah cincin dengan permata yang bertengger indah diatasnya,kemudian Rava kembali menutup kotaknya.

Menatap kedepan,hanya itu yang bisa dilakukan oleh seorang Rava,baru saja ingin menenangkan pikirannya,telinga Rava menangkap sebuah suara yang berasal dari bawah.

Sontak Rava berjalan dengan gontai menuju bawah,tepatnya tempat pernikahan Raka dan Syifa.

"Ada apa?"tanya Rava pada seorang tamu.

"Tadi ada cewek yang pingsan"jawabnya.

Rava mengeenyitkan dahinya,dan berjalan kedepan menghampiri Raka yang tengah berdiri sambil berkacak pinggang.

"Siapa?"tanya Rava.

"Sasya"balas Raka.

"Dia kenapa?"cemas Rava.

Raka terlihat menggelengkan kepalanya,untung saja acara mereka sudah selasai,jadi mereka tidak perlu membubarkan tamu undangan, karena mereka satu per satu sudah keluar tanpa disuruh.

Langkahnya dia ayunkan dengan tergesa keluar dari gedung,kemudian Rava menaiki mobilnya,dan mengikuti mobil yang membawa Sasya dari belakang.

*-*-*

Raka dan Rava menghampiri dokter yang baru selesai memeriksa Sasya,harap-harap cemas dengan keadaan gadis tersebut.

"Apa dia baik-baik aja dok?"tanya Raka.

"Dia memiliki alergi dengan kacang,dia mengalami ketidaksadaran karena jumlah makanan yang mengandung kacang itu dimakan terlalu banyak,ditambah dengan kondisi tubuh yang kurang stabil,makanya dia kehilangan keseimbangan"jelas dokter yang hanya dibalas anggukan oleh Raka dan Rava tentunya.

Sepanjang jalan keluar rumah sakit, Raka terlihat terus berfikir dan berfikir,kemudian pria tersebut memberhentikan langkahnya.

"Makanan yang ada dipesta itu tidak mengandung kacang"kata Raka.

"Tau dari mana?"heran Rava.

"Ya jelas tau lah,itu makanan aku yang mesan"balas Raka.

"Apa ada yang sengaja?"tanya Rava.

Raka terdiam sejenak dan mencoba mencerna perkataan Rava dengan baik,"Vandi!kemana dia?apa dia yang ngasih makanan ke Sasya?"

"Bisa jadi"tukas Rava.

"Kalau iya liat aja"sinis Raka.

"Mungkin dia nggak tau kalau Sasya alergi"tukas Rava.

*-*-*

Sasya berjalan dengan gontai memasuki rumah yang dia tempati sekarang,orang-orang menatapnya dari ruang tamu,semuanya berkumpul disana, Sasya tak menanggapi tatapan tersebut,dia masih melanjutkan jalannya.

"Siapa yang ngasih kamu makanan?"tanya Andika disaat sasya baru merasakan empuknya sofa.

"Nggak ada"balas Sasya.

"Gimana nggak nya,jelas jelas kamu alergi kacang,dan dikasi makanan yang mengandung kacang"tukas Syifa.

"Nggak ada yang ngasih aku makanan kacang"balas Sasya.

"Kalau nggak ada terus siapa?nggak mungkinlah kamu sendiri kan?"tambah andika.

"Iya aku sendiri,aku yang ingin makan itu"tukas Sasya dengan memasang wajah datarnya.

"Udah lah,ini cuma perihal kecil,jangan diributin"tegur Raka.

Andika terlihat menarik nafasnya,"humm yaudah,kembali kekamar kalian masing-masing"

Setelah mengucapkan katanya,andika langsung beranjak dari situ, semuanya kembali kekamarnya untuk istirahat.


Hey guys
Apa kabar
Bagus nggak
Kalau iya jangan lupa voment ya
Kalau nggak jangan lupa juga tinggalkan vomentnya hiya :)
Sampa jumpa dipart selanjutnya
Byenye

See u❤️

Angel Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang