34

4.1K 84 2
                                    

Sasya melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah,matanya bengkak,bibirnya pucat,rasanya Sasya belum bisa menerima apa yang tengah terjadi.

Awalnya Sasya hanya mengetahui kalau Rani itu bukan mama kandungnya,dia bisa memaklumi itu,tapi setelah Sasya tau,kalau penyebab meninggalnya mama kandung Sasya itu ialah Rani,rasanya Sasya tidak sanggup untuk hidup saat ini.

Bagaimana bisa selama ini dia hidup dengan wanita yang telah merenggut surganya,dan Sasya mulai mengerti alasan Syifa yang sangat membenci Rani,ternyata Syifa tau semuanya,tapi kenapa dia tidak menceritakan kebenaran itu kepada Sasya.

Langkah Sasya terhenti diruang tamu,disana dia melihat papa,mama dan kakaknya.

"Papa"panggil Sasya dan langsung berlari memeluk Gito.

"Kamu kenapa nangis sayang,papa minta maaf ya atas semua yang udah papa lakuin"lirih Gito.

"Sasya gapapa pa,kali ini Sasya cuma mau meluk papa"kata Sasya yang berlarut dalam pelukan.

"Tadi aku balik ke apartemen, dan ternyata selama dua Minggu ini papa tinggal disana" Kata Syifa yang membuat Sasya melepaskan pelukannya.

"Papa gapapa kan?"tanya Sasya.

"Iya papa gapapa"

"Mama dimana?"tanya Syifa,bukannya menjawab Sasya malah pergi kekamarnya tanpa sepatah kata pun.


***-***

Syifa menarik nafasnya,dan mulai membuka pintu kamar yang ada didepannya,Syifa dapat melihat Sasya disana,gadis itu tengah menangis seorang dirinya diatas kasur.

Syifa berlari mendekati Sasya,dan memeluk adiknya itu,"lo kenapa?"

Sasya mengangkat kepalanya,"kenapa lo nyembunyiin semuanya"

"Nyembunyiin apa Sya?"tanya Syifa yang tidak mengerti dengan maksud Sasya.

"Bunda"lirih Sasya.

Syifa menatap Sasya,dan kembali memeluk Sasya dengan sangat eratnya,"lo tau dari mana?"

"Nenek"kata Sasya yang membuat Syifa terkejut.

"Dimana lo ketemu dia?lo gapapa kan?"panik Syifa dengan memperhatikan Sasya.

Sasya menggelengkan kepalanya,"gue gapapa"

Mendengar perkataan Sasya,Syifa mulai bernafas lega.

Sasya melepas dekapannya,"apa benar yang membunuh bunda itu mama?"

"Iya,dia yang bunuh bunda"balas Syifa dengan matanya yang mulai berkaca-kaca.

"Kenapa lo pernah cerita sama gue?kenapa?"tangis Sasya kembali pecah.

"Gue nggak mau aja lo marah sama mama,makanya gue nutupin itu semua"

"Kenapa mama ngebunuh bunda?apa salah bunda?"Sasya terus menuntut Syifa untuk menjawab pertanyaannya.

"Mama tidak mau jadi yang kedua,dan cuma itu jalan satu-satunya agar dia bisa dapetin papa seutuhnya,tapi bagaimanapun lo nggak bisa ngebenci dia,dia yang udah rawat lo dari kecil,dan dia juga yang udah nyelamatin lo dari nenek"jelas Syifa.

"Nyelamatin?"Sasya menegakkan kepalanya dan mulai menghapus air matanya.

"Iya,nenek bekerja disalah satu perusahaan gelap perdagangan manusia,dan lo hampir saja dijual,andaikan mama ngga nyulik lo waktu itu,mungkin nasib lo nggak bakal kayak gini sekarang Sya,jadi lo jangan terlalu percaya dengan perkataan nenek,bahkan yang nyuruh mama buat ngebunuh bunda itu ya nenek,dengan begitu dia bisa dapetin asuransi kematian bunda,dan dia bisa bebas buat ngejual kita,bahkan nenek sendiri tega sama anaknya,apalagi kita,cucunya"

"Awalnya gue juga kemakan omongan nenek, itu makanya gue kabur ke Amerika,sampai kemarin gue balik kerumah ini,gue masih benci sama mama, tapi selama gue disini, gue sering masuk kekamar mama sama papa, disana gue nemuin catatan mama, dan dari sanalah gue tau semuanya, dan satu lagi, mama nyelamatin kita dari nenek dengan mengorbankan satu anak kandungnya" tambah Syifa.

"Anak kandung?"heran Sasya.

"Iya, selama menikah dengan papa,dia sudah mempunyai satu anak,waktu itu dia masih bayi,disaat mama nyulik kita,dan nenek tahu akan hal itu,dia langsung bergegas kerumah papa buat ngambil anak mama,dan sekarang anak itu udah mati ditangan nenek,dia tidak diperdagangkan, melainkan dibunuh dengan tangannya sendiri" jelas Syifa.

Sasya memeluk Syifa dengan sangat erat, dia menangis sejadi-jadinya.

"Sya,papa memang jahat,karena udah khianati Bunda,dia selingkuh dengan mama yang merupakan sekretarisnya, mama juga jahat karena udah bunuh Bunda walaupun itu perintah nenek, tapi ingat Sya,kita gaboleh jahat sama mereka, bagaimana pun,mereka orang tua kita, jangan lihat sifat jahatnya,tapi lihat bagaimana pengorbanan mereka demi kita"balas Syifa dengan mengusap lembut punggung adiknya.

Sasya mencoba menelan semua kepahitan dengan perlahan,Sasya pikir Rani yang paling kejam diantara mereka,tapi Sasya salah,Ningrum lah dalang dibalik semuanya.

Hallo hallo hallo guys

Udah nunggu ya?

Haha sorry up nya kelamaan

Because author baru siap ujian

Itu Yang udah ngebaca vote dong,

Please

Yaudah lah kalau nggak mau,author nggak maksa
Toh authornya baik hati Dan tidak sombong
Hiyah hiyah hiyah

Oke sampai jumpa di part selanjutnya guys

See u❤️

Angel Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang