68

8 0 0
                                    

Sasya berjalan dengan tergesa, seseorang yang mengetok pintunya diluar sana sangat tidak sabaran,apakah orang tersebut tidak tau makna bersabar?

"Vandi?"heran Sasya yang melihat Vandi tengah berdiri didepannya.

Vandi yang melihat Sasya langsung ingin memeluk Sasya,namun ditahan oleh Sasya.

"Maaf" lirih Vandi.

"Kenapa kamu disini?darimana kamu tau aku ada disini?"Sasya bertanya dengan mengernyitkan sedikit dahinya.

Belum sempat menjawab,Sasya malah dikejutkan dengan kemunculan Dani yang membuat tubuhnya terpaku,dengan tergesa Sasya berusaha menutup pintunya kembali,namun dua pria diluar sana sangat kuat,Sasya terjatuh saat mempertahankan pintunya.

Vandi langsung masuk dan hendak menolong Sasya.

"Pergi!!!"teriak Sasya.

Keysi yang melihat itupun berlari menghampiri Sasya,dia membantu bundanya untuk berdiri. Sasya memegang Keysi dengan sangat eratnya.

"Kalian ngapain disini? Pergiii!!"teriak Sasya dengan sangat kerasnya.

"Sya kamu tenang dulu, kita bicara baik-baik ya"lirih Vandi yang berusaha mendekat kearah Sasya.

"Vandi aku mohon,kamu pergi dari sini, kasian Keysi, dia ketakutan "lirih Sasya memohon.

"Dia tidak takut,bahkan dia senang bertemu dengan ayahnya, Keysi,sini sayang"panggil Dani yang langsung mendapat gelengan dari Keysi.

Sasya memundurkan langkahnya, "aku mohon jangan ganggu kami lagi,aku cuma mau hidup bebas"

"Sya kami ga mau ganggu kamu,kami cuma mau bawa kamu pergi dari sini"kata Vandi.

"Kemana?kemana lagi kalian mau bawa aku?"teriak Sasya.

Sasya terus memundurkan langkahnya seiringan dengan Dani yang terus mendekat, kekuatan Sasya jauh dibawah Dani,sehingga dia berhasil meraih Keysi dan mengambilnya dari Sasya, gadis kecil yang menyadari tangannya ditarik dengan kuat itupun menangis dengan kerasnya.

"Kalau kamu ga mau ikut sama kami yaudah,gapapa, biar Keysi aja yang pergi"timpal Dani.

Sasya mulai frustasi dan kehilangan akalnya,dia berlari kebelakang dan kembali dengan membawa pisau dapur di tangannya.

"Kamu mau ngapain?" Tanya Dani.

"Lepasin Keysi atau kalian aku bunuh!!"pekik Sasya.

"Bunuh Sya,ayo bunuh aku, biar kita disini jadi sama-sama pembunuh"balas Dani menantang.

Apa yang harus dilakukan Sasya,dia hanya mengancam Dani dan Vandi menggunakan pisau dapurnya,tapi mereka berdua malah menantang Sasya.

Vandi mulai bersandar di kursi sofa milik Sasya, melihat dengan seksama yang tengah terjadi didepannya.

"Bunuh aja Sya, tadi aku juga mau bunuh dia kok, cuma gajadi, mungkin emang udah takdirnya dia mati ditangan kamu" gerutu Vandi.

Sasya tidak menghiraukan perkataan Vandi,dia kembali menatap Keysi yang berada dalam dekapan Dani.

"Kenapa? Kamu ga beranikan?" Tanya Dani.

Dengan penuh amarah Sasya berjalan mendekat kearah Dani, pria itu tau kalau Sasya tidak akan berani melukainya, itu sebabnya dia tidak bergeser dari tempatnya.

"Lepaskan Keysi"lirih Sasya yang sudah berada tepat didepan Dani,dan sayangnya kata itu tidak di indahkan oleh Dani.

"Aku mau bicara sama kamu,hanya kita berdua, tapi turunkan Keysi terlebih dahulu"minta Sasya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Angel Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang