48

3.9K 75 2
                                    

Rava menjalankan tugasnya dengan baik,meeting yang dia lakukan berjalan dengan baik,dan lancar, Rava cuma dibuat terkejut, karena perusahaannya akan bekerja dengan perusahaan milik Syifa.

"Fa,aku mau nanya"kata Rava ketika Syifa hendak keluar dari ruangan meeting.

"Kamu duluan aja,nanti saya nyusul"kata Rava kepada sekretarisnya.

Syifa langsung membalikan badannya,"apa?"

"Aku mau nitip ini"kata Rava sambil menyerahkan sebuh bungkusan.

"Ini apa?"kata Syifa kemudian melihat isinya.

"Aku ngira om Gito tinggal sama kamu,makanya aku mau nitip sesuatu buat dia"kata Rava dengan senyum yang mengambang.

Syifa terlihat menggelengkan kepalanya kemudian menyerahkan bungkusan itu lagi ke Rava,"percuma"

"Kenapa?"heran Rava.

"Papa udah nggak ada"balas Syifa dengan lirihnya.

"Apa?"kaget Rava.

"Kenapa kaget gitu?waktu papa meninggal Raka udah nyoba buat ngasih tau kamu,tapi telfon Raka malah kamu matiin,ya mau gimana lagi"kata Syifa.

"Maafin aku fa"lirih Rava.

"Kamu lelaki terbodoh yang pernah aku temui didunia ini"sinis Syifa kemudian berjalan keluar dari ruangan meeting.

Apa Syifa baru saja memakinya?

*-*-*-*

Rava menatap Sasya yang tengah terduduk disebelahnya,tatapannya tak buyar sedikitpun dari wajah Sasya.

"Kamu ngapain sih?"kata Sasya.

"Aku mau minta maaf sama kamu"kata Rava.

"Maaf?"tanya Sasya.

"Iya,maaf karna nggak bisa hadir diacara pemakaman papa kamu"kata Rava yang sontak ngebuat Sasya diam.

"Kamu ga usah minta maaf,lagian papa juga udah tenang disana"balas Sasya.

"Andaikan dulu kita nggak pisah,mungkin aku nggak akan jadi sebodoh ini"lirih Rava

"Kamu ngomong apa?"heran Sasya.

"Aku udah banyak buat kesalahan sama kamu Sya,aku mau kamu maafin aku,aku rela kamu hukum,tampar aku,pukul aku,lakukan apa yang kamu mau,aku rela"kata Rava.

pria yang berada disebelah Sasya tersebut terlihat menangis dengan tersedu-sedu, Rava turun dari duduknya dan bersimpuh dikaki Sasya.

"Kalau kamu juga mau ngebunuh aku silahkan,aku nggak bakal ngelawan,asalkan kamu mau maafin aku dengan tulus"kata Rava.

"Kamu kenapa?jangan nyalahin diri kamu sendiri,kita berpisah karna kita itu nggak ditakdirkan untuk bersama,jadi ini bukan salah kamu"

"Tapi aku udah nyakitin kamu Sya,aku salah"lirih Rava.

Sasya berdiri dari duduknya,kemudian memberi aba-aba agar Rava berdiri,dengan gontai,Rava berdiri dari duduknya,keduanya menatap satu sama lain.

"Mungkin aku terlalu egois buat kamu,aku benci sama kamu,aku benci,aku benci liat wajah kamu"kata Sasya.

Tiba-tiba saja sasya menangis.

"Tapi va,sebesar apa pun usaha aku buat ngelupain kamu itu gagal semua,aku nggak bisa ngelupain kamu,mungkin aku wanita bodoh yang selalu tergila-gila dengan yang namanya cinta,aku nyesel karena udah pernah kenal sama kamu"Sasya terus menggerutu diiringi dengan tangisannya.

"Jujur,aku masih sayang sama kamu,aku masih cinta sama kamu,tapi disisi lain aku sangat membenci kamu"Sasya merasa harga dirinya hilang,ia berkata jujur didepan Rava dengan sadar,ia mengungkapkan semuanya dihadapan Rava.

Rava menatap dengan lekat wajah Sasya,tanpa aba-aba, Rava langsung mendekap tubuh Sasya dengan kuat,seakan Rava tak ingin melepaskan,tangis keduanya kembali pecah.

Rava terduduk,yang membuat Sasya juga ikut terduduk,keduanya saling melepaskan kesedihan,sudah lama Sasya tidak merasakan pelukan hangat dari Rava,hanya ini yang dapat membuat Sasya tenang,dengan Rava yang ada disisinya bisa membuat Sasya melupakan semuanya.

"Kamu pikir aku baik-baik saja ketika kita berpisah?aku selalu menginginkan kamu,hanya kamu,aku tidak ingin yang lain,yang aku mau cuma kamu"kata Rava yang masih setia memeluk Sasya.

"Disaat kita putus,semua yang kamu lihat ditaman itu nggak benar,aku nggak punya hubungan apa-apa sama dia,dan surat itu membuat aku terpukul sampai saat ini,aku bodoh karna nggak bisa ngejaga kamu"tangisnya kembali pecah.

"kenapa kamu nggak cerita sama aku,kenapa kamu mendam semuanya,saat ini,hanya kamu yang aku harapkan,saat ini hanya kamu wanita satu satunya yang aku miliki didunia,nggak ada yang lain,mama bahkan pergi meninggalkan aku disaat aku sedang terpuruk"kata Rava yang masih tersedu-sedu.

"Jika ini takdir kita,aku mau kamu selalu ada disisi aku,tidak ada yang akan memisahkan kita,biarkan ajal yang membuat kita terpisah"

Heyy
Welcome back to my story
How are you guys
Jngan lupa voment ya
Sampai jumpa dipart selanjutnya

See u❤️

Angel Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang