64

3.6K 90 36
                                    

Syifa turun dari mobilnya dengan membawa satu tangkai bunga ditangannya,dia mengayunkan kakinya menuju tepi laut,ia berdiri dengan kuat diatas batu yang berjejer rapi ditepi laut.

Dia duduk diatas batu besar itu,dengan melipat kakinya dan meletakan dagunya dilutut sambil memeluk erat kakinya.

Dengan dalam Syifa menghirup udara,lalu ia menghembuskan udara itu kembali.

"Om Andika udah kembali ke Amerika, karena dia nggak bisa lama-lama disini,sebelum balik,dia juga bilang kangen sama kamu"lirih Syifa dengan sendirinya.

Dengan memetik daun bunga yang ia bawa,sesekali Syifa melemparnya ke ombak yang saling berkejar-kejaran.

"Andaikan kamu ada disini,aku ingin bercerita tentang sesuatu sama kamu,aku ingin melepaskan semua keluh kesah yang aku rasakan,dan aku akan menceritakan betapa rindunya aku sama kamu,suara kamu,tingkah kamu,semuanya akan aku ceritakan"lirih Syifa dengan menatap kosong kearah ombak.

"Tapi situasi sangat tidak memihak kepada kita,aku benci itu"tambah Syifa.

Syifa beralih menatap kebelakang,ketika ia mendengar sebuah suara kaki berjalan kearahnya,dengan lesu ia menatap siapa yang datang,lalu kembali menatap ombak.

Seseorang tersebut duduk disebelah Syifa,lalu memeluk gadis tersebut.

"Aku sudah mendengar semuanya dari Raka"sedikit dia menghela nafasnya,"aku sangat sedih,dan aku nggak bisa bayangin sama sekali betapa lebih terpukulnya kamu"

"Aku minta maaf, karena baru bisa menemui kamu sekarang"katanya lalu melepaskan dekapannya,dan menghapus air mata Syifa dengan tangannya sendiri.

Syifa tersenyum kearah gadis yang baru saja berbicara dengannya, Sonya,dia datang menemui Syifa,dan tau dimana keberadaan Syifa berkat Raka.

"Kamu harus pulang dan istirahat,kamu nggak boleh terus-terusan sedih kayak gini, karena kamu lagi hamil,dan membutuhkan kondisi yang stabil buat calon anak kamu nanti,kasian dia,kalau kamu sedih"kata Sonya dan mengajak Syifa pulang untuk istirahat.

"Tapi aku ma__-_"Sonya menaruh telunjuknya dibibir Syifa yang belum selesai berbicara.

"Shiitt,aku nggak suka ada kata tapi,ayo"kata Sonya lalu berdiri,dan mengulurkan tangannya ke Syifa.

Syifa menyambut tangan itu lalu berdiri,dan keduanya berjalan menuju mobil.

*-*-*

Langit mulai mendung,matanya tak beralih sedikit pun dari langit,menatap dan terus menatap,hidupnya hampa,semua yang dia inginkan sirna,masa depannya hancur tanpa ia inginkan.

Lelaki jahat yang telah merenggut kebahagiaannya hilang begitu saja,pergi tanpa meninggalkan jejak,lelaki yang membuat dia benci dengan dirinya sendiri,bagaimana mungkin dengan mudahnya dia menerima lelaki itu dahulunya?

Fitri,wanita yang lebih familiar dengan kata pendiam,terjebak didalam permainan Dani,yang hanya dalam sekejap merusak hidupnya.

Sebuah tangan mungil menggenggam tangan Fitri,yang membuat Fitri beralih menatap kebawah.

Sebuah senyuman yang lebar terpancar dari putranya,putra yang tidak dia inginkan.

"Mama, Aldo kesini diantar pak sopir, Aldo kangen mama"katanya dengan wajah polosnya.

Fitri berjongkok,dan memegang kedua bahu Aldo.

"Sebaiknya kamu jangan kesini dulu,mama nggak mau menyakiti kamu lagi"kata Fitri.

"Tapi Aldo mau peluk mama"tuturnya.

Fitri langsung saja memeluk putranya itu,dan melepaskannya dengan begitu saja.

"Kamu pulang sekarang"

Aldo menggelengkan kepalanya,"pak sopirnya Aldo suruh pulang, karena Aldo mau tinggal sama mama"

Semenjak Aldo berumur 4 tahun,fitri mulai menitipkan Aldo ke orang tuanya,dan hanya menjenguknya sesekali, karena Aldo selalu mendapat perlakuan kasar dari papanya,walau bagaimana pun juga,masih ada rasa sayang yang tersimpan didalam hati Fitri.

"Mama kenapa diam? Aldo nggak boleh ya tinggal disini?"tanya Aldo dengan polos.

Fitri melirik Aldo,dan menganggukan kepalanya,yang membuat putra kecilnya senyum dengan girangnya.

Aldo langsung berlari menjauh dari Fitri,sebelum pada akhirnya ia kembali.

"Dedek mana ma?"tanya Aldo.

Fitri terdiam,mengingat buah hati kecilnya ikut hilang dengan sahabatnya,tidak mungkin dia menyalahkan Sasya, karena itu juga merupakan kesalahannya sendiri.

"Dedek lagi dibawa main sama temen mama"kata Fitri yang langsung disambut anggukan oleh Aldo.

Jujur, Fitri sangat ingin menebus semua yang pernah dia lakukan terhadap anak-anaknya,rasa penyesalan kian hari menghantui pikirannya.

Dia juga ingin merawat anak-anaknya sendiri,dan bahagia seperti keluarga yang lain,tapi itu sangat sulit ia dapati.

Hy guys
Gimana?
Up lagi kan
Bagus nggak part kali ini?
Jangan bosen ya
Kalau gitu jangan lupa tinggalin vote and comment
Dan maaf kalau masih ada kesalahan dalam penulisannya
Sampai jumpa di part selanjutnya
Up besok ya guys
Waitt okey
Love you guys

Dan mohon maaf lahir dan bathin ya buat semuanya

See u❤️

Angel Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang