Sasya turun dari kasurnya,dan langsung berjalan kekamar mandinya,tak membutuhkan waktu lama,dia kembali keluar dengan pakaian rapinya.
Sejak kejadian semalam, Sasya tidak melihat dimana Syifa,mungkin dia sudah pulang,jujur baru pertama kali dalam seumur hidupnya,dia dimarahi oleh Syifa. Setelah meneguk segelas susu, Sasya langsung keluar dari rumah dan masuk kedalam mobilnya,tujuan awalnya bukan kantor,melainkan makam Rio.
Rasanya ingin menceritakan semuanya kepada Rio disana,walaupun Sasya tau,kalau tidak akan ada jawaban oleh Rio,yang penting bagi Sasya hanya dapat menceritakannya ditempat peristirahatan kakaknya itu,berharap Rio dapat mendengar rintihan sang adik.
Tak membutuhkan waktu yang lama, Sasya sampai disana,setelah memarkirkan mobilnya, Sasya langsung mengayunkan langkahnya masuk kedalam.
Sasya berjongkok diantara makam rio dan Aca,menatap makam tersebut dengan bergantian,betapa rindunya Sasya terhadap dua orang yang sudah berjasa dalam hidupnya itu.
Tunggu! Aca?berjasa?
Flasback onn
Setelah berhasil menerima surat kelulusan dari SMA-nya,Sasya mendadak jatuh pingsan,sontak semua yang melihatnya dibuat terkejut, karena dihari perpisahan yang sangat dinantikan semua siswa kelas dua belas ini,Sasya harus tak sadarkan diri.
Sasya membuka matanya dengan perlahan,matanya langsung menatap langit-langit ruangan yang terlihat asing baginya.
Sebuah kenyataan pahit kembali menerpa dirinya,sebagai jadwal yang sudah dijanjikan oleh pihak rumah sakit dengan keluarga Sasya,sudah tiga minggu lamanya Sasya menunda jadwal operasi tersebut, karena tidak ditemukan pendonor yang cocok.
Sasya merasa ajalnya sudah berada diujung tenggorokan,hanya menunggu detik-detik kematiannya saja.
"Kami sudah berusaha mencari pendonor yang cocok,tapi sangat sulit untuk menemukannya"kata dokter.
"Saya papanya dok,kalau saya yang mendonorkannya pasti cocok"kata Gito memohon.
"Maaf pak,bukan kami menolak permintaan bapak,tapi kondisi bapak tidak memungkinkan untuk melakukan transplantasi, karena itu dapat membahayakan nyawa bapak sendiri"jelas dokter.
"Saya tidak peduli dengan keadaan saya,lakukan apa saja agar putri saya dapat sembuh,ambil semuanya dari saya,jangan biarkan putri saya meregang nyawa didepan saya,saya rela mati sekarang juga demi melihat putri saya dapat hidup seperti semula"Gito terus memaksa dokter agar mau menerima transplantasi ginjal darinya,dengan air mata yang terus mengalir dipipinya.
Dokter yang mendengar tutur kata dari Gito merasa iba,lantas dokter itu pun juga ikut meneteskan air matanya,ayah mana yang tega membiarkan putrinya kesakitan,semuanya pasti akan dia lakukan demi putri tercintanya,bahkan itu akan mengancam nyawanya,dia siap hidup dengan satu ginjal demi anaknya.
Pertanyaan semuanya tentang penyakit yang diderita Sasya sudah terjawab, Sasya divonis terkena gagal ginjal,sebelumnya hanya dinobatkan sebagai gejala,tapi lama kelamaan penyakit itu mengganas dan dapat merenggut nyawanya.
Sasya berusaha mati-matian untuk menutupi itu semua dari sahabatnya,walaupun pada akhirnya semuanya mengetahui juga. Rava sudah diberi tahu lebih dahulu tentang dia divonis terkena gagal ginjal,melewati surat yang dia berikan kepada Rava ditaman,disaat mereka mengakhiri hubungan mereka.
Gito membuka pintu kamar rawat Sasya,dan langsung berlari kearah putrinya.
"Kamu akan sembuh"kata Gito sambil mengusap puncak kepala Sasya.
"Biarin sasya pergi pa,jangan obati Sasya"kata Sasya.
"Papa nggak akan ngebiarin kamu pergi"lirih Gito.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Heart
RandomSetelah pindah kesekolah barunya,gadis cantik yang kerap disapa sasya,bertemu dengan seseorang yang dikenal bernama rava Semenjak rava hadir dihidupnya,Dari situlah timbul sebuah rasa dihati sasya untuk memiliki rava sepenuhnya,setelah mencoba berba...