Sasya turun dari kamarnya,dan langsung berjalan kemeja makan,tapi disana Sasya hanya bertemu dengan Rani,tidak ada tanda-tanda kedatangan papa dan kakaknya.
"Papa sama kakak mana ma?biasanya jam segini udah turun"kata Sasya sembari meminum susu yang telah dibuatkan oleh Rani.
"Mereka kerumah pak Delo"balas Rani sambil meletakan nasi goreng didepan sasya.
"pak Delo bukannya papa Raka ya ma?ngapain mereka disana?"tanya Sasya.
"Kemaren pak Delo dan istrinya kecelakaan pesawat,jadi malam tadi papa sama Syifa langsung kesana,mereka nginap disana"balas Rani.
Sasya meletakkan gelas yang tadi dipegang,tangannya tiba-tiba bergetar,"mama ga bohong kan?terus gimana keadaan pak Delo?"
"Pak Delo dan istrinya dinyatakan meninggal,dan siang ini jenazahnya akan sampai dirumah"tambah Rani
"Aku mau kesana aja ma,aku ga sekolah"kata Sasya yang langsung berlari kekamarnya untuk mengganti pakaian.
***-***
Raka membuka matanya perlahan,cahaya matahari sudah menghiasi kamarnya,Raka menoleh kesebelahnya dan mendapati Syifa yang tertidur sambil duduk dengan kepalanya yang berada diatas kasur.
Raka mengelus pelan rambut Syifa,yang membuat gadis itu terbangun dari tidurnya.
"Gue ketiduran"lirih Syifa sambil berusaha mengumpulkan nyawanya.
"Lo pasti cape ya nemanin gue"kata Raka yang turun dari kasurnya.
"Ga,gue ga capek ko,yaudah lo bersih-bersih sana"balas Syifa sembari berjalan keluar dari kamar Raka.
Syifa meregangkan tubuhnya saat dia berhasil keluar dari kamar Raka,rumah Raka mulai terlihat ramai,Syifa berjalan kebelakang dengan niat mencari air untuk bisa dia minum.
Langkahnya berhenti tepat didepan meja makan,disana Syifa melihat bibi yang sibuk menata makanan yang ada dipiring, tangannya mulai bergerak mengambil gelas dan menuangkan air kedalam gelasnya.
Bibi yang menyadari keberadaan Syifa lantas menoleh kearah gadis tersebut,"pagi non,ini tadi bibi bikinin sarapan buat non sama den Raka, dimakan dulu ya takutnya keburu dingin"
"Iya bi,makasi ya"lirih Syifa dengan mengambil duduk disebelah bibi.
"Kalau gitu bibi mau nganter makanan dulu ya buat den Raka,non makan aja dulu"suruh bibi yang hendak pergi.
"Biar aku aja yang nganter bi,lagian tadi Raka juga lagi mandi"kata Syifa dengan berdiri dari duduknya.
"Oh baik deh non,tapi abisin dulu makannya,kalau udah abis baru anterin buat den Raka"kata bibi dengan meletakkan piring yang tadi dia bawa diatas meja.
Syifa hanya mengangguk dan mulai memakan sarapannya,tak selang beberapa lama akhirnya Syifa selesai,dia berdiri dengan membawa piring ditangannya.
Sebelum membuka pintu kamar Raka, Syifa lebih dahulu mengetoknya, karena gabaik langsung masuk aja.
"Masuk aja, ga dikunci"teriak seseorang dari dalam sana.
Dari ujung pintu Syifa dapat melihat tubuh Raka yang hanya dibaluti kaos dalam dan celana hitam panjangnya,dia berdiri menghadap jendela,apa dia masih menangis?
"Tadi bibi bikinin sarapan,dimakan dulu ya"tidak ada sahutan,yang dipanggil tetap setia menatap keluar jendela.
"Raka?lo dengerkan gue ngomong apa?"tanya Syifa memastikan,tapi tetap saja,tak ada sahutan.
Syifa menghembuskan nafasnya,dan meletakkan sarapan itu diatas nakas,lalu beranjak dari tempat dia berdiri.
"Jangan lupa dimakan"lirih Syifa dan hendak keluar dari kamar.
Baru beberapa langkah kakinya menapak,Syifa terhenti karna Raka memeluknya dari belakang,suara Isak terdengar sangat lirih,lebih tepatnya sesegukan,Syifa dapat merasakan kalau seseorang yang tengah memeluknya ini baru saja menangis.
Telinga Syifa menangkap dengan jelas suara sirine ambulance diluar sana,dia melepaskan tangan Raka yang tengah memeluknya dan mulai menatap pria yang ada didepannya.
"Ambulance udah dateng,lo makan dulu sarapannya,gapapa sedikit,yang penting perut li ga kosong"kata Syifa dengan menuntun Raka agar duduk dipinggir ranjangnya,dan memakan apa yang tadi telah dia bawa.
"Lo naruh bajunya dimana?ga mungkin kan lo pake kaos dalam aja"lirih Syifa dengan menatap Raka.
"Gue belum cari baju yang mau gue pake"balas Raka yang mulai menyendokkan makanan.
"Yaudah biar gue cari"Syifa berjalan kelemari baju,dan mencari baju yang akan dipakai oleh Raka.
Mereka berdua tidak terikat hubungan apapun,walaupun tidak ada hubungan,tapi dihati keduanya ada cinta yang harus mereka perjuangkan, keduanya sama-sama memiliki perasaan satu sama lain,tapi karena tidak adanya keberanian,makanya sampai sekarang mereka masih berteman.
"Pake ini aja"Syifa menyerahkan kemeja hitam ketangan Raka.
Raka mengambil kemeja itu dan mulai memakainya,"yaudah,kita keluar sekarang"
Syifa mengikuti perjalanan Raka dari belakang,jantungnya berdegup dengan Sangat kencang,dia takut dengan keadaan Raka,ya walaupun lelaki terlihat kuat,tapi hati tetap sama, laki-laki juga memiliki perasaan yang lembut,dan bahkan lebih mudah merasa hancur dari pada wanita.
Hy guys
Welcome back to my story
Apa kabar semunya
Maaf up nya kelamaan
Tunggu part selanjutnya ya
Jangan lupa vote dan tinggalkan comment ya guys
See u❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Heart
RandomSetelah pindah kesekolah barunya,gadis cantik yang kerap disapa sasya,bertemu dengan seseorang yang dikenal bernama rava Semenjak rava hadir dihidupnya,Dari situlah timbul sebuah rasa dihati sasya untuk memiliki rava sepenuhnya,setelah mencoba berba...