67. Wewe Gombel (2)

11 1 0
                                    

Malam pun tiba, Pak Rudi ternyata menyiapkan dua buah kamar untuk Praja dan yang lainnya.

Satu kamar untuk Praja dan Bima, dan kamar yang satunya lagi untuk Maya dan Nayla.

Saat itu, malam sudah menunjukkan pukul 22.00, waktu yang cocok untuk tidur. Namun pak Rudi tetap berada di ruang tamu seperti menunggu seseorang.

Praja yang heran melihatnya duduk sendirian segera mendatanginya.

"Maaf kalo saya lancang, tapi kenapa dari tadi seperti menunggu seseorang? Apa Anda sedang menunggu suara Eli?" Tanya Praja dengan sopan.

"Soal itu bukan urusanmu! Sebaiknya kamu kembali ke kamarmu lalu-" ucapan pak Rudi terpotong karena pintu depan yang tiba-tiba terbuka.

Dari balik pintu, muncullah seorang wanita kantoran berpakaian rapi. Wajahnya tampak kusut menandakan bahwa ia lelah dengan pekerjaannya seharian.

"Siapa dia?" Tanya wanita itu.

"Dia ini Praja, dia adalah orang yang sudah kusewa jasanya untuk menemukan Eli!" Jawab Pak Rudi.

"Lagi-lagi kamu percaya pada orang kayak gini! Bukannya lapor polisi biar Eli cepat ketemu, tapi malah minta tolong ke orang gak jelas kayak gini!" Ujar wanita itu dengan ketus.

"Kamu sendiri selama Eli hilang emang ngapain aja? Sibuk sendiri sama pekerjaanmu? Kamu bahkan gak pernah usaha cari dia sampai ketemu!" Balas Pak Rudi yang sepertinya ikut naik pitam.

"Waduh gawat, kok situasinya malah begini sih? Kan jadi canggung!" Batin Praja.

"Kamu gak tau apa yang kuperbuat setelah pulang kerja! Aku selalu cari dia hingga larut malam begini! Tapi kamu? Malah diam aja di rumah sambil percayain Eli sama dukun yang gak jelas itu!" Wanita itu tampak menyanggah tuduhan dari Pak Rudi.

"Dasar kamu ini wanita kurang ajar!" Bentak pak Rudi.

"Kamu tuh, suami gak bertanggung jawab!" Balas sang wanita, dengan nada yang tak kalah tinggi.

Karena merasa tak nyaman, Praja segera bergegas pergi dari situ menuju ke kamarnya.

***

"Ada apa, Praja? Kok di luar ada ribut-ribut?" Tanya Bima, setelah Praja masuk ke dalam kamar.

"Kayaknya aku udah paham, kenapa tadi pak Rudi nyuruh kita buat gak ikut campur urusan keluarganya. Tadi dia berantem sama istrinya!" Jelas Praja, sembari menghela napas.

***

Sementara itu, di kamar Maya dan Nayla.

"Kok di luar berisik banget sih?" Heran Nayla.

"Kalo dari suaranya, sepertinya ada pertengkaran antara Pak Rudi dengan istrinya!" Balas Maya.

"Eh? Terus nasib kita gimana dong? Kan gak enak kalo ada orang yang berantem gitu!" Keluh Nayla.

"Ya kita sabar aja, nanti juga mereka berhenti sendiri! Yang penting kita selesaikan aja kasus ini dengan cepat!" Ujar Maya, mencoba menenangkan adiknya.

Saat itulah, tiba-tiba Maya merasakan energi gaib yang berada dari kejauhan. Hanya saja, energi ini terasa cukup samar, hingga sukar dirasakan oleh orang lain.

"Nayla, kamu ngerasain energi gaib dari kejauhan gak?" Tanya Maya, mencoba memastikan.

"Eh? Nggak tuh!" Jawab Nayla, singkat.

"Begitu ya, sepertinya semenjak kekuatan Indriya ku bangkit, aku jadi lebih sensitif terhadap kekuatan gaib!" Batin gadis itu.

Namun secara tiba-tiba, energi itu berpindah tepat ke halaman depan.

IndagisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang