Hari berlalu
Hari ini keluarga Mahendra dan Harlan pulang ke Indonesia. pukul 5 sore nanti mereka akan menuju ke bandara. Karena ini masih pukul 3 kurang, para orang dewasa menghabiskan waktu berkumpul di ruang tengah sambil mengobrol ringan
Sementara Zean, Tian, Zee, dan Christy. Keempatnya saat ini sedang sibuk di dapur. Mereka sedang membuat minuman
Zean dan Tian membuat es kopi. Zee dan Christy membuat es matcha. Setelah selesai, mereka memutuskan untuk membawa minuman yang sudah mereka sendiri buat ke ruang tengah
Namun, es matcha Christy yang masih berada di meja, tak sengaja tersenggol oleh tangan Zee saat ia mengambil minuman miliknya yang bersebelahan dengan minuman milik Christy
(Anggap aja warna ijo wkwkwk)
"Ups.. sorry" gumam Zee
Zean dan Tian yang mendengar suara gelas jatuh langsung melirik ke arah Christy dan Zee
Tian langsung mendekati Christy, dan langsung membawa tubuh Christy ke gendongannya, takut pecahan gelasnya mengenai kaki anak itu. Tak peduli pakaian dirinya ikut kotor karena pakaian Christy yang terkena minuman matcha nya saat gelasnya terjatuh ke lantai tadi. Sama halnya dengan Zean yang langsung menggendong Zee
Tian berjalan menjauhi pecahan gelasnya, diikuti Zean
"Christy, aku bikinin lagi yang baru ya" ucap Zee saat sudah turun dari gendongan Zean, menatap Christy dengan raut wajah rasa bersalahnya
Christy menatap Tian, dengan mata yang sudah berkaca-kaca dan bibirnya yang mengerucut ke bawah
Tangan Christy bergerak menjambak kuat rambut Tian, membuatnya meringis kesakitan. Tian langsung menurunkan Christy dari gendongannya, karena anak itu yang masih menjambak nya
"Awshh dek, lepasin"
Zean membantu melepaskan jambakan tangan Christy dari rambut Tian
"Aaaaaa~" Christy yang kesal, menghentak-hentakkan kakinya sambil merengek
Anak itu mendudukkan dirinya dilantai begitu saja, lalu menendang-nendang kaki Tian
"AAAKKKKKKK" Teriaknya dengan suara melengking nya
"Heukk heuuu" dilanjut dengan rengekan, serta kedua kaki semakin menjadi menendangnya"Kesurupan kayanya bang" ucap Tian menatap Zean
Zean yang mendengar itu menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Sempat-sempatnya dia bercanda, batinnya