Bab 5

5.3K 789 401
                                    

                  

"Hah?" kata Frisca spontan.

Michael mengangkat sebelah alisnya "bener gak gue?"

Frisca menghela nafas pelan. Masa kedoknya kebuka secepatnya ini sih? "Kamu yakin itu aku?"

"One hundred percent!" kata Michael "tapi gue liat elo pake baju pela..."

"Ssstt.." Frisca menaruh telunjuknya di depan bibir, mengisyaratkan Michael untuk berhenti berbicara saat itu juga. "Iya.." katanya pelan "aku emang kerja di rumah tuan mud, eh Calum maksudnya. Jadi pelayan. Tapi kamu gak usah bilang siapa-siapa ya? Ini rahasia yang gak boleh orang lain tau, aku gak mau nyusahin Tuan Luke."

Michael tersenyum "tenang aja, mulut gue gak ember kok. Terus Sifa gimana?"

Frisca mengangkat bahu.

"Kenapa lo berdua tampangnya serius gitu?" Tanya Sifa tiba-tiba datang.

"Ini nih.." kata Michael "lagi ngomongin Ica yang tinggal di rumah Cal..."

Frisca menginjak kaki Michael yang kini tengah meringis.

"Hah? Emang lo tinggal dimana sih, Ca?"

Oke, haruskah dia juga jujur pada Sifa? Setan di otaknya berkata "gak usah jujur, Ca. Ngapain?!". Sisi malaikatnya menjawab "kamu harus jujur, Ca. Sifa kan baik.".

Kedua mahluk berbeda dunia itupun tiba-tiba hilang dari otak Frisca. Sifa dan Michael masih menatapi Frisca. Sifa dengan tatapan masih bertanya, sementara Michael dengan tatapan terserah-elo-mau-jujur-atau-engga.

"Eerr, oke aku cerita. Tapi pleaseee jangan bilang siapa-siapa.."

Sifa yang bingung memutuskan mengangguk saja. Frisca pun bercerita mengenai Almarhumah Bundanya, waisat Bundanya, hingga akhirnya dia bisa bekerja di rumah Calum sebagai pelayan.

"Wow!" kata Sifa akhirnya.

Frisca mengangkat bahu "ya gimanapun itu jalan hidup aku sekarang kan? Ya aku jalanin aja."

Sifa juga tersenyum "tenang, gue juga bakalan jaga rahasia ini kok."

Frisca tersenyum lega.

Michael tersenyum juga lalu berbicara "udah yuk jalan?"

"Yuk! Mulai darimana nih?"

Sifa dan Michael mengajak Frisca menyusuri lantai pertama gedung. Frisca cukup takjub melihat sebuah kolam renang besar berstandar olimpiade, sebuah tempat fitness lengkap dengan trainernya, bermacam-macam lapangan olahraga indoor seperti lapangan futsal, basket, voli, bulutangkis. Sebuah ruan gymnastic juga melengkapi fasilitas olahraga sekolah ini.

Sifa dan Michael mengajak Frisca beranjak ke halaman depan untuk mengitari bagian luar sekolah. Mereka mengunjungi lapangan olahraga outdoor yang disebutkan Michael, bahkan kini Frisca tidak bisa menahan mulutnya untuk ternganga melihat sebuah tempat pacuan kuda.

Sifa dan Michael harus mati-matian menahan Frisca yang bersikeras mau masuk ke istal kuda. Mereka melanjutkan perjalanan ke taman luas milik sekolah, luasnya kira-kira hampir sepertiga hektar. Mereka menjenguk rusa-rusa kecil yang ada di dekat taman.

Sampai akhirnya mereka bertiga 'mendarat' di gedung cafeteria yang terletak terpisah dari gedung sekolah, bangunan dua lantai yang tertutup ini dilengkapi oleh pendingin ruangan di tiap sudutnya. Tapi di lantai dua, ada sebuah teras kecil yang dilengkapi payung-payung besar untuk siswa yang menginginkan suasana outdoor.

Berbagai booth makanan, mulai dari nasi uduk hingga okonomiyaki dan macam-macam fastfood terkenal berjejalan di kedua lantai tersebut. Sifa dan Michael iseng-iseng membeli sekotak takoyaki untuk Frisca, yang sempat geli melihat potongan cumi kering yang masih menggeliat, tapi akhirnya ketagihan juga.

Love Command [5SOS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang