"Tuan serius?" Tanya Frisca masih ragu.
Luke tersenyum manis dan mengangguk.
"Tapi kan..." kata Frisca
Luke tersenyum lagi –aduh murah senyum sekali tuan muda satu ini- "ini kebijakan disini. Semua pekerja yang ada dalam umur sekolah, akan dibiayai sekolahnya oleh keluarga Hemmings. Kebijakan ini sudah ada sejak kakek saya, kakek besar Hemmings memiliki perusahaan pertamanya."
Frisca bertanya dengan agak segan "di sekolah yang sama dengan Tuan Calum?"
Luke tersenyum "sekolah Calum satu-satunya sekolah yang terkoneksi baik dengan Hemmings Corporation, jadi saya bisa mengurus kepindahan kamu dengan cepat dan tanpa tetek bengek gak penting lainnya."
Frisca hanya bisa tersenyum segan. Pasti sekolah Calum adalah sekolah orang-orang kaya yang....
"Tenang aja, gak akan ada yang tau tentang pekerjaan kamu disini" kata Luke menjawab pertanyaan di otak Frisca "saya juga akan melarang Calum menceritakannya."
Frisca mengangguk pelan "kalau begitu saya permisi dulu."
Luke mengangguk, lalu berbalik kearah macbooknya lagi.
Frisca hampir saja melewati tirai saat suara Luke terdengar "kamu tau kenapa kakek besar Hemmings mau menyekolahkan pekerja-pekerjanya?"
Frisca berpaling dan menggeleng.
"Karena kakek besar Hemmings percaya, dalam usia semuda itu, mereka semua masih bisa menjadi orang yang lebih berguna dan sukses daripada sekedar bekerja pada keluarga Hemmings. Saya juga percaya kamu bisa," Luke tersenyum manis "dari sinar mata kamu."
Frisca tertegun.
***
Frisca kembali ke dapur yang agak lengang, sambil menekan dadanya yang bergemuruh keras.
Astaga, tuan Luke baik sekali. Entah kenapa, Frisca tidak bisa berhenti tersenyum mengingat senyuman manis Luke.
Aduh friscaaaa, diakan majikan kamu, jangan sampai ada perasaan apa-apa.
Bella menyadari senyuman Frisca yang tidak biasa. Ia mendekati Frisca. "Kenapa senyum-senyum, Ca?"
"Eh, engga kak, gapapa hehehe..."
Bella hanya tersenyum menyadari kebohongan kecil Frisca.
"Yaudah, disimpen dulu itu senengnya, bantu aku bakar-bakar daging yuk"
Frisca mengangguk, lalu mengikuti Bella berjalan kearah halaman belakang yang ternyata diisi lagi oleh sebuah hamparan kebun luas lengkap dengan playground -kolam pasir, ayunan, perosotan, jungkat-jungkit-, beberapa permainan outbond –jembatan tali, flying fox mini- dan juga rumah pohon yang cukup besar.
Lagi-lagi Frisca menggeleng takjub, sambil mengikuti Bella kearah barbeque set yang sudah terpasang di tengah halaman.
"Ada acara apa sih, Kak?"
"Biasa, acaranya para socialite ibukota" Bella memutar bola matanya agak kesal.
Frisca tertawa pelan "social.. apa tadi?" tanyanya bingung
"Socialite, sayaaang. Biasanya sih sama anak-anak pemilik perusahaan, beberapa artis juga datang. Ya gitulah, bukan kalangan kita.."
Frisca mengangguk.
"Biasanya sih bergilir gitu tempat ngadain pestanya. Minggu ini ternyata di kediaman keluarga Hemmings lagi" Bella berbicara sambil mengolesi saus barbeque ke daging tusuk yang terletak di sebuah meja kecil di samping barbeque set.
