Rasa itu menjalari hal yang tak terbohongi. Saat dia kembali ada yang terganti pada hati, yang tak pernah pasti. Dan perubahan itu tersembunyi, kecuali teruntuk dirinya sendiri.
***
"Luke pulang?" dua kata itu meluncur otomatis dari bibir Calum. Pemuda itu mengernyitkan dahi sambil merutuk dalam hati. Mau pulang kok gak bilang-bilang.
Seakan menjawab pertanyaan Calum, tiba-tiba sebuah suara berat menyapa dari belakang Bi Rahmi, "Halo.."
Dan Calum betul-betul terpana menyaksikan sesosok tubuh tinggi menghampirinya, lelaki dengan tubuh makin berisi dan sebuah kacamata tanpa frame di wajahnya itu, kakaknya kah?
Bi Rahmi mohon undur diri tanpa suara. Sementara itu Luke tersenyum lalu memperhatikan adik semata wayangnya yang masih tercengang. Matanya lalu menangkap sosok lain disana, yang juga sedang duduk membenamkan kakinya.
Frisca sudah banyak berubah dari yang dijumpainya di bandara terakhir kali. Rambut gadis itu sudah memanjang dan wajahnya pun sudah terbentuk menjadi terlihat lebih dewasa. Yang Luke tidak ketahui adalah gadis itu baru saja merasakan indra pendengaran dan sekujur tubuhnya menggeletar karena suara pemuda itu.
Luke tersenyum singkat sejenak. Ngapain dua orang ini malam-malam di pinggir kolam?
Entah kenapa, karena sebuah dorongan kuat, Luke melangkah pelan ke arah gadis yang masih menatapinya lekat-lekat lalu mengulurkan tangan untuk membantu gadis itu berdiri. Tak sadar, bahwa Calum melotot melihat perlakuan Luke pada Frisca. Ia pun mendapat sebuah guratan aneh yang dirasanya pernah terlihat di mata gadis itu.
Luke tersenyum saat Frisca menyambut bantuannya. Yang Ia tidak tahu, Frisca menikmati kehangatan yang menelusup ke jemarinya saat tangan kokoh Luke menggenggamnya.
Calum mengangkat kakinya dari air, berdiri sendiri karena tidak ada yang membantunya bangun. Mengenaskan. Ia memperhatikan wajah Luke lalu wajah Frisca, dan kedua tangan mereka yang masih bertautan. Calum berdecak dalam hati lalu berdehem keras.
Luke tersenyum lalu melepaskan tangan Frisca. "Gue Cuma mau bilang halo.." kata Luke seakan memberikan penjelasan pada Calum. "Gue ke atas dulu. Nice to meet you again, Ica." katanya lalu melemparkan senyum lagi dan beranjak.
Calum mencibir lalu baru sadar Frisca masih diam terbengong-bengong melihat kepergian Luke. Ia berusaha mengusir kecemasan mendadak yang melandanya.
"Weh, bengong aja." katanya sambil menowel Frisca.
Frisca sedikit terperanjat lalu buru-buru membenahi ekspresinya "Dih, siapa yang bengong, orang lagi... lagi ngantuk." bantahnya, lalu menjulurkan lidah.
Calum mengangkat alis "Ngantuk? Beneran? Bukan karena shock Luke pulang?"
Frisca mengernyit "Apaan sih? Kamu maunya aku shock? Cemburu?" sindir gadis itu.
Calum mengulum bibirnya lalu tiba-tiba menangkap ide iseng yang beterbangan di benaknya "Beneran ngantuk?"
Frisca menoleh ke arah Calum, "Iya, bawel."
"Mau tahu gak cara biar gak ngantuk?"
"Apa?"
"Tutup mata."
"Apa?"
"Tutup mata!" perintah Calum lagi.
"Ck." decak Frisca lalu menutup matanya. Calum ternyata menggandengnya berbalik ke arah kolam renang.
Frisca membuka matanya "Gak ada acara cebur-ceburan ya!"
"Tutup mata."
"Ck." Kata Frisca lagi.
