Belum lama gue tertidur, gue harus terjaga kembali akibat kaki gue disantet.
santet yang gue maksud disini bukan disantet sama dukun. nih gue kasih tutornya, kali aja ada yang mau praktekin.- Siapkan sebatang lidi atau korek kayu, lotion atau sabun
- Bakar sebatang lidi atau batang korek api. bakarnya jangan sampai menjadi abu, bakarnya kira kira aja sampai menjadi arang lalu matikan. Inget jangan sampai jadi abu cukup sampai menjadi arang.
- Oles kan sabun, lotion, atau apalah di bagian tubuh yang ingin kita santet. Fungsi sabun atau lotion agar batang arang buat santetnya bisa berdiri tegak.
- Setelah itu batang arangnya sundut pakai rokok dan tunggu bara apinya menjalar habis sampai ke bawah. Dan “AAWWWWWW” teriakan korban yang kita santet.Noted :
- Hanya dilakukan oleh orang orang profesional. jika terjadi pertengkaran, rusaknya persahabatan, impotensi, gangguan kehamilan dan janin, maka TS sepenuhnya tidak bertanggung jawab.“pada ngapain lo si lo disini?” gerutu gue
“nih pesenan lo” juki melempar sebotol minuman
“apaan nih?”
“arak bali”
“kok di botol akua? Asli ga nih?” gue membuka botol minuman tersebut “bau nya tajem banget, kaya spirtus”
“udah minum aja” saut somad
“nih lo minum duluan” gue menawarkan somad
“udah mau abis” somad menunjukan botol lain yang isinya tinggal ¼ botol tersebut
“iyyaaakkk....” seru gue sehabis meminumnya, lidah gue berkali kali menjulur. Rasanya aneh kaya minum alkohol yang buat koreng (jujur aja gue pernah jajalin nenggak alkohol koreng)
Gue baru ngeliat wanda, fahmi dan yunus minum. Gue liat fahmi kayanya udah asik nih. Matanya udah kriyep kriyep, keliatan banget kl kepalanya udah berasa berat.
“mi, sinilah” gue memanggil fami
“udah tadi gue” jawab fahmi
“yah ga asik lo. sama yang lain mau, sama gue ga mau” bujuk gue
Fahmi berjalan sempoyangan ke arah gue yang masih berada di atas kasur. Jarak gue dengan fahmi ga sampai 10 meter, tapi kayanya buat fahmi jauh banget ga sampai sampai.
“weiits santai bro” saut gue saat fahmi terjatuh menabrak somad “mad, lo jgn rusuh dong. Minggir lah”
“somad maboknya rese de” saut fami
“iya emang rese somad, makanya sini aja sama gue” timpal gue. Aduh kacau ni anak, orang lagi diem disalahin “minum dulu lah, biar ganteng”
fahmi meminum minuman dari gelas yang gue kasih
“mantab” gue mengacungkan 2 jempol
Beberapa saat kemudian, Botol minuman gue pun habis. Fahmi makin parah, matanya udah terpejam. Dengan mata terpejam fahmi mengajak gue ngobrol tapi kadang dia mendengkur menandakan dia tertidur, tapi nanti dia ngajak gue ngobrol lagi jadi kaya orang ngelindur.
“de, gue mau tanya nih. Tapi jangan bilang ke anak anak lainnya” kata fahmi dengan mata terpejam
"..."
“jawab dong, mau dengerin gue ga? “ tanya fahmi kembali
“iya gue dengerin. tanya apa?” jawab gue
“tapi jangan cerita ke anak anak, jangan sampai anak anak tau”
“iya, kita ga tau kok” saut juki
“jadi gini, kira kira kl gue jadian sama emil cocok ga de” tanya fahmi. Gue dan yang lainnya pun tertawa lebar mendengarnya “kok lo malah ketawa”
“gue ga ketawa, itu suara dari tv mi” gue menyuruh yang lain untuk menahan tawanya “lo suka sama emil?”
“iya, emil cakep. kira kira cocok ga kl sama gue?”
“cocok mi, tapi kan emil punya gue”
“oh iya gue lupa, yaudah kl sama anne cocok ga”
“nah cocok tuh, mau gue comblangin ke anne ga?”
“grookkk...groookk..groookk” fahmi mendengkur
Gue dan yang lainnya kembali tertawa lebar. Kali ini fahmi benar benar terlelap. Dia ga bangun kembali. Gue mengajak yang lain besok pagi liat sunrise di pantai sanur, tapi mereka ga ada yang mau. Gue pun memilih tidur duluan, karena gue harus bangun pagi. Sementara yang lain masih asik main judi.
KAMU SEDANG MEMBACA
-Lebih Dari Sekedar No Absen-
Randomawalnya ga pernah terpikirkan buat gue nulis cerita ini. setelah acara reunian kemarin, ga tau kenapa gue jadi ingin banget nulis cerita ini. ya sekedar gue bernostalgia. Nama gue Dante, gue ingin menuliskan sebuah kisah hidup gue dari jaman masih k...