Part 125

1K 38 0
                                    

sebuah tradisi yang menurut gue sangat merugikan. karena tradisi ini mengikat diri kita saat usia kita masih sangat belia. tradisi yang memaksakan seorang anak untuk mengikuti keegoisan dari orang tuannya. saat usia yang masih sangat jauh dari cukup untuk mengetahui makna cinta dan kasih sayang yang sesungguhnya.

keluarga gue dan keluarganya sudah mengikat hubungan gue dan dita dari kita masih kanak kanak. 'kawin gantung' bisa juga dibilang semacam perjodohan. karena melaksanakan pernikahan tanpa ijab qobul. setelah kedua anak tersebut sama sama dewasa dan matang, barulah melaksanakan pernikahan secara resmi dan sah. itulah yang gue dan dita lakukan. entah kenapa saat ini gue berharap gue ga pernah dilahirkan.

anne masih terpaku memandang gue. bolanya mulai berkaca kaca. dari sorot matanya terdapat kesedihan setelah mendengar pengakuan gue. but, this is life !! terkadang kejujuran terasa lebih menyakitkan daripada sebuah kebohongan. dan terkadang sesuatu akan terasa nampak lebih indah tanpa kita mengetahui apa yang ada dibaliknya.

"lo ga lagi becanda kan, nte?"

gue menggeleng pasrah

anne memalingkan wajahnya. pandangannya kosong menatap lantai. gue meraih tubuhnya dan mendekapnya erat. entah kenapa kali ini tubuhnya terasa lebih dingin.

"nteee... kenapa lo baru bilang sekarang?" ucapnya lirih

gue terdiam. gue ga tau harus jawab apa

"kenapa lo baru bilang sekarang?" anne memutar tubuhnya. kini kita saling berhadapan

"......"

"kenapa lo baru bilang sekarang?" anne membentak gue. suaranya terdengar melengking menyayat gendang telinga gue

"karena gue sayang sama lo" akhirnya mulut gue bisa mengatakannya "gue ga mau menyakiti lo dengan semua pengakuan gue. gue ga mau lo pergi..."

*PLAAAKK*

"sayang? nyakitin? justru sikap lo selama ini yang bikin gue sakit !! lo membiarkan rasa dalam diri gue tumbuh dan berkembang. hingga gue merasa lo adalah milik gue. dan kenyataannya gue salah, lo milik orang lain !!"

anne kembali menampar gue

"lo egois !! lo jahat, nte !! lo membiarkan gue menikmati rasa ini. padahal lo tau kita ga bisa bersatu !!"

sekali lagi anne menampar gue

"lo jahat, nte!!"

kini anne mulai memukuli gue dengan brutal. kedua tangannya terus menerus mendarat di wajah gue. tak begitu sakit memang, tapi kl gue ga bisa menenangkannya gue pasti bonyok. gue menahan kedua tangannya. dan dengan cepat kembali gue dekap erat tubuhnya

"lo jahat, nte!!" teriaknya berulang ulang

"maafin gue, ne" bisik gue ditelinganya "bukan maksud gue untuk menyakiti lo. gue ga pernah mau cerita karena gue ga mau kehilangan lo"

"lo egois, nte !! lo tau kita ga bisa bersatu, nte" ucapnya disela isak tangisnya

air matanya mulai membasahi dada gue. suara tangisnya terdengar begitu dalam. gue pun larut dalam kesedihan. gue ga mau kehilangan anne lagi.

"gue benci sama lo !!" anne memberontak mencoba melepas pelukan gue

"gue sayang sama lo, ne" gue kembali berbisik ditelinganya "gue ga mau lo pergi. gue hanya punya satu wanita, dan itu adalah elo.."

tubuhnya telah berhenti meronta. kini tangisannya terasa semakin dalam. gue mengusap lembut punggungnya.

"gue akan tetap menjadi milik lo. begitupun sebaliknya.. oke?"

anne semakin jadi menangis. tubuhnya bergetar. air matanya gue rasakan semakin deras membasahi dada gue. gue memeluknya makin erat. sesekali gue mengecup keningnya.

selama beberapa saat anne masih larut dalam tangisnya. sore ini gue merasakan sebuah ikatan batin yang sangat kuat antara gue dengannya. gue sadar gue terlalu egois untuk saat ini. tapi setidaknya gue juga sudah menunjukan rasa ketakutan jika nanti gue harus kehilangannya kembali.

"nte... lo sayangkan sama gue?" tanya anne disela isak tangisnya

"iya, gue sayang banget sama lo, ne"

"gue mau lo ngelakuin satu hal"

"apa? apa yang harus gue lakuin?"

tubuhnya kembali bergetar. anne mempererat pelukannya

"mulai sekarang lo jauhin gue ya, nte....." ucapnya yang masih dalam keadaan terisak.

dada gue terasa mencelos mendengar permintaannya. gue bahkan masih berusaha menyingkronkan pikiran dengan apa yang baru saja gue dengar. permintaan dari anne sangat jauh dari apa yang gue pikirkan. bahkan tak pernah terlintas sedikitpun anne akan meminta gue untuk menjauhinya.

kami masih terdiam dalam pelukan. dalam hati gue terus memaki. gue merasa hidup gue ini ga adil. saat anak anak seusia gue dengan bebasnya memilih pasangan, justru pasangan gue udah ditentukan oleh orang tua dari gue masih kecil. gue ga pernah sayang sama dita. gue ga pernah cinta sama dita. kenapa gue harus menikah dengannya? kenapa gue harus kehilangan wanita yang benar benar gue cinta dan gue sayang?

anne melepas pelukannya. menyeka air matanya dan tersenyum manis ke gue. kemudian dia berlalu meninggalkan kamar. gue bersandar lemas ke tembok kamar. gue mengeluarkan bungkus rokok dari saku celana. sialan, rokok gue abis. ngapain juga daritadi bungkus kosong gue bawa bawa..

gue keluar kamar hendak ke warung untuk membeli rokok. saat menuruni tangga, gue lihat pintu kamar anne tertutup rapat. sepulang dari warung, baru gue beranikan diri untuk menuju ke kamarnya. gue berdiri tepat di depan pintu kamarnya. gue genggam gagang pintunya dan gue dorong perlahan. pintunya terkunci. gue bermaksud untuk mengetuk pintunya namun gue batalkan, saat gue mendengar sayup sayup suara tangis dari balik pintu........

dengan langkah yang sangat berat gue beranjak dari tempat gue kini berdiri. gue duduk termenung di dalam kamar ditemani kepulan asap yang keluar dari sebatang rokok yang gue pegang. inilah buah dari keegoisan gue. rasa takut akan kehilangannya justru menimbulkan rasa sakit terhadap dirinya. bukan hanya dia, rasa sakit itu juga menjalar di dalam tubuh gue. sayangnya gue ga mempunyai keberanian seperti 'Les Brown Jr' yang menikahi kekasih sejatinya 'helen' memutuskan untuk kawin lari dan hidup bahagia berdua hingga ajal menjemput.

gue mengambil sepasang dadu dari dalam lemari. dadu yang telah membawa gue berada disini. gue genggam erat dadu tersebut. tanpa gue sadari air mata ini mulai menetes. air mata seorang pecundang !!. sebuah filosofi yang selalu gue yakini, untuk pertama kalinya gue takut untuk melakukannya. gue takut untuk mengambil tindakan.....

Tuhan, apa yang harus aku lakukan? aku ingin terus bersamanya. namun ku sadar, jika aku terus bersamanya itu sama saja dengan meletakan bom waktu pada dirinya. ketika bom itu meledak, pasti akan terasa sangat menyakitkan untuk dirinya maupun diriku. namun disisi lainnya, aku pun tak mampu meninggalkannya. Kau tau itu bukan? dia yang selalu menemaniku. dia yang telah merubahku dari seorang berandalan kearah yang lebih baik. dan aku selalu yakin, dia lah wanita yang Kau utus untuk selalu mendampingiku. kenapa garis takdir Mu begitu rumit untuk ku? jika dita adalah jodoh ku, kenapa Kau pertemukan aku dengan anne? kenapa Kau biarkan aku mencintainya? jika anne yang menjadi jodoh ku, kenapa Kau biarkan orang tua ku melaksanakan tradisi konyol ini? siapa sebenarnya wanita yang menjadi tulang rusuk ku?


-Lebih Dari Sekedar No Absen-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang