Part 64

1.2K 40 0
                                    

Hari demi hari gue lewati. Gue udah berteman akrab dengan seluruh karyawan yang ada disini.
Awalnya gue berfikir dengan kesibukan gue disini, gue akan dengan mudah melupakan anne. Ternyata gue salah. Gue selalu ingat. Bahkan sama sekali ga bisa dilupain. Gue lupa, setiap kita ingin melupakan sesuatu, justru saat itu juga kita akan mengingatnya kembali.
Sama seperti saat ini, saat gue duduk berdua di tepi pantai kuta sore ini.

“Daaaaannntteeeeeeeee !!”

Sebuah suara yang sudah sangat akrab di telinga gue. Perlahan sosoknya hadir di hadapan gue. Berdiri sambil tersenyum manis sama seperti yg biasa dia lakukan.
aneh, bayang bayangnya seperti terus menerus mengikuti. otak gue berhenti bekerja saat bayangnya hadir dan menggoda.
Dada gue terasa sesak. Gue alihkan pandangan ke arah lainnya, dan saat itulah gw melihatnya lagi. Entah kenapa kemanapun gue melihat, selalu ada anne di sana. Berdiri dan melambaikan tangannya ke arah gue.

--------II--------

“de, lo ga mau foto bareng gue?”

“buat apa?”

“ya kali aja gitu buat lo pamerin ke temen temen lo, kapan lagi coba foto bareng artis” ucapnya sembari bercanda

gue tertawa lebar

“jiah, males banget”

“mumpung ga ada randy loh” anne melirik nakal sembari menyenggol gue dengan sikunya

“apa urusannya?” gue memandang heran ke arahnya

“mumpung ga ada emil juga sih” anne tertawa pelan “udah diem sini lo, mad.. mad.. fotoin mad”

Jprett...jpreett...jpreettt

“hahaha” Anne tertawa sembari melihat hasil foto dari kameranya somad, lumayan banyak ada sekitar 14 foto gue berdua dengan anne

“kenapa lo?” tanya gue heran

“nih, bagus yang ini” anne menunjukan salah satu dari hasil foto barusan “entar gue pajang di foto profil FS ”

--------II--------

Sudah setahun berlalu sejak gue melakukan study tours. Tapi bayang bayang kejadian saat itu masih terasa sangat kental. Sejak terakhir kali kita lost contact, gue sama sekali ga pernah mencoba menghubunginya lagi. Setiap kali muncul niat untuk menghubunginya, gue selalu berusaha meyibukan diri gue. Meski miris, tapi gw coba menerima ini sebagai proses perjalanan hidup yg harus dilalui. Toh seperti yg sudah gw pilih saat ini, gue ada disini untuk menghilangkan semua bayangannya. Gw harus bisa menerima semuanya.

“bli..” sapa yuni, membuyarkan lamunan gue

“ehh.. iya yun?”

“bengong aja, mikirin apa?” yuni tersenyum manis

“oh.. engga mikirin apa apa kok yun, lagi menikmati aja suasana disini. Di jakarta ga ada soalnya hehehe”

“bli, Tyang tresna ragane” ucapnya dengan suara yang begitu lirih

hati gue bergetar mendengar ucapan yuni.
oh God.... can i......??

-Lebih Dari Sekedar No Absen-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang