Part 42

1.3K 38 0
                                    

Rute berikutnya pantai kuta. Saat di pantai kuta rasanya gue ga mau pulang hahaha.
Bule + Pantai = yeah thats right, bikini bro !!
Disini kita juga dapat acara bebas sampai matahari terbenam. Yang lain pada berkeliling foto foto, sedangkan gue, somad, juki, ali, wanda, fahmi dan yunus stack di tempat sembari cuci mata. Obrolan lelalaki pun dimulai. Dari mulai membandingkan mana yang bentuk tubuhnya proporsional, mana yang lebih besar dan mana yang menurut kita sangar saat di ranjang.

“hayoo pada liatin apa lo” suara anne membuyarkan khayalan kita semua.

“ehh lo ne, tuh gue liatin yang surfing, keren ya” jawab gue mengeles

“iya keren ya bro” timpal fahmi

“alah, paling juga lo pada liatin tuh bule bule setengah bugil” saut suci

“gue si niatnya liat yang pada surfing, nah kebetulan aja itu bule bule yang setengah bugil masih satu arah, ya dari pada mubazir sekalian gitu” jawab gue sembari terkekeh

“wooo mesum” sorak anne

“kita denger loh tadi kalian lagi membandingkan yang besar besar, ayoo mau ngeles apa lagi lo” widia ikut meledek kita

“yang main surfing otot nya besar besar wid, kita lagi berandai andai punya otot seperti mereka” saut juki

“lo ga foto foto? Yang lain pada asik foto foto tuh” ucap gue sembari menunjuk anak anak yang lain

“tadi udah, kameranya anne udah habis batrenya. Yaudah kita kesini ganggu kalian” jawab suci dibarengi dengan tawa mereka bertiga

“nih pakai kamera gue, udah sana foto foto lagi” somad memberikan kameranya

“engga ah, udah cape. Kita kan mau ganggu kalian” jawab anne sembari terkekeh

“yaudah kita aja yang foto foto yuk” somad bangkit dari duduknya diikuti dengan yang lainnya

“loh kok pada ikut? Tadi katanya cape?” tanya gue ke mereka bertiga

“hehehe” mereka bertiga menjawab dengan tawa serempak

Gue paham banget niatnya somad, gue tau somad mau mengajak kita berpindah tempat untuk melanjutkan ritual kita yang sempat terganggu karena kehadiran anne, suci dan widia. Tapi sayang, niatnya somad gagal. Ketiga cewek ini malah ikut kita berkeliling.

Saat kita berkeliling, gue melihat bapak bapak paruh baya sedang mengumpulkan kerang dan karang yang telah mati di pinggir pantai. Gue jadi teringat aquarium di rumah. Gue pun ikut berburu kerang dan karang mati. Lumayan buat menambah koleksi aquarium. Untuk karang gue mencari yang bentuknya unik dan tentu saja warnanya jangan yang sudah seputih susu.

“ngapain lo?” tanya anne

“nyari emas” jawab gue singkat

“mana ada emas disini” anne memperhatikan dengan teliti ke arah pasir

“tuh liat. kl ga ada emas, orang orang itu ga mungkin berkeliling sembari mencari sesuatu di pasir” gue menunjuk orang orang yang sedang mencari kerang dan karang yang telah mati

“masa si? Kok bisa ada emas disini?” tanyanya heran

“ya mungkin emas emas dari pertambangan di tengah laut yang terbawa ombak sampai kesini” gue menjawab dengan asal

“so tau lo”

“yah ga percaya, kl tambang emas ada di daratan semua orang pasti berebut buat menggalinya. Maka dari itu perusahaan tambang dibuat. karena butuh alat alat yang canggih buat menggali di tengah laut”

“Di darat juga kan butuh alat canggih, ga semua orang bisa. Contohnya tambang minyak di america adanya di darat”

“ye minyak mah beda, kl emas kan saat digali, emasnya ketemu bisa dikantongin atau ditempatin dulu. Nah kl minyak, mau lo sedot minyaknnya pakai sedotan?”

“kan intinya di darat juga butuh alat yang canggih”

“bearti orang america kalah hebat dengan orang indonesia kl di darat. Lo pernah ga ngeliat tukang gali kubur gali tanah pakai mesin bor?”

“itu beda kali” anne mencibir “by the way, lo udah dapat banyak? Gue minta dong”

“belum dapet, susahh nyarinya. Liat aja tuh yang nyari banyak banget”

“trus orang orang itu kira kira udah pada dapat belum?”

“mana gue tau, tanya aja sana”

Dan dengan bodohnya anne percaya omongan gue. Anne pun menghampiri ibu ibu yang sedang ikut berburu.

“DAANNNTEEEE !!” suara teriakan anne dari kejauhan, dan gue pun tertawa lebar

-Lebih Dari Sekedar No Absen-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang