Epilog - 2

1.3K 41 0
                                    

  hari yang gue tunggu pun tiba, sabtu pagi gue udah siap untuk sepedahan. aahh rasanya seperti mimpi. wanita yang bertahun tahun menjauh dari gue, kini hadir dan mengajak gue untuk bertemu kembali. gue pacu sepedah dengan sekencang kencangnya. gue ga sabar untuk menemuinya.

gue tiba di taman, gue lihat anne duduk di bangku yang ada di tengah taman. tempat yang sama saat pertama kali gue bertemu dengannya disini. dari kejauhan anne sudah melihat gue. kini dia berdiri dengan senyum manis tersirat diwajahnya. senyum itu, senyum yang telah lama gue rindukan.

"haloo, cewek..." sapa gue

"halo juga cowok jelek..." jawabnya

gue dan anne beradu pandang. saling tersenyum satu sama lain. entah kenapa gue merasa ini seperti adegan di film film.

"ne, kita terlalu drama ga sih?"

"biarin aja.. kali aja ada produser khilaf yang mau merekrut kita" jawab anne. dan kamipun tertawa lepas....

sama seperti biasanya, saat anne mengajak sepedahan pasti ga bener bener sepedahan. melainkan hanya ngobrol di bangku taman. setelah bosan, barulah kita beranjak meninggalkan taman. anne meminta gue ke rumahnya. tiba di rumahnya, kita sarapan terlebih dahulu. kangen juga gue sama masakan mamahnya.

selesai sarapan, anne bergegas untuk mandi. jadi rutenya gue dan anne akan naik sepedah terlebih dahulu dari rumahnya menuju rumah gue. baru nanti di rumah gue, gantian gue yang mandi dan berganti pakaian. baru kita berangkat pergi yang gue ga tau kemana tujuannya.

tiba di rumah gue. kak iren yang sedang duduk di teras dengan mas danu. tersenyum penuh arti saat melihat gue datang bersama anne.

"kenapa lo senyum senyum?" tanya gue dengan herannya

kak iren malah tertawa lebar. dasar gila hahahaha...

anne menunggu di ruang tamu, sedangkan gue langsung bergegas untuk mandi dan dandan sekeren mungkin.

"yuk" kata gue "mau kemana?"

"ke sekolah yuk, nte.."

"mau ngapain?"

"kangen aja gue sama sekolah"

"oke deh.."

kami bergegas menuju sekolah. gue ga tau apa maksud anne ngajak gue ke sekolah. awalnya gue berpikir gue dan anne akan ada persaan canggung karena lama tak bertemu. namun ternyata anne masih tetap sama seperti anne yang dulu. tak ada yang berubah darinya. anne masih seperti radio rusak.

"nte, lo tau ini ruang apa?" tanya anne saat kita sudah berada di sekolah

"tau, ruang praktek.."

anne mendengus, lalu menjitak gue lumayan keras

gue mencibir

"lo tau ga ini ruang apa?" anne kembali bertanya

"ruang praktek, anne !!"

"ish.. dasar bloon.. ruangan ini tuh tempat pertama kali kita ketemu..."

anne menarik gue memasuki ruangan. mengarahkan gue ketempat yang dia mau. lalu anne berdiri sekitar enam puluh centi dari posisi gue.

"lo duduk disitu, pake kaos warna biru yang ada kerahnya, rambut gondrong warnanya kecoklatan kebanyakan maen di atas genteng. nyokap lo ada disamping kanan lo pakai baju warna merah muda"

wiiihh hebat, batin gue

khayalan gue pun membawa gue menembus ruang waktu. gue duduk bersebelahan sembari mengisi lembar pendaftaran. sesaat tak sengaja mata kami beradu pandang sejenak. dia tersenyum. dan ini adalah pertama kalinya dia tersenyum untuk gue. yang akhirnya membuat gue selalu addict sama senyumnya.

"lo inget ga gue pake baju apa?" lanjutnya membuyarkan khyalan gue.

"engga" jawab gue bohong. lalu tertawa garing

"ga ada hal yang gue lupa dari diri lo, ne" kata gue dalam hati

kami melanjutkan ke ruangan saat kami kelas satu. tiba di depan kelas, anne langsung nyengir lebar. udah lama gak ketemu kenapa makin aneh aja nih anak. anne langsung menarik tangan gue memasuki ruangan ini. kami duduk di bangku yang sama seperti dulu.

dan lagi lagi memori di kepala gue mulai berputar. sebuah perkenalan yang ga akan pernah gue lupakan. perkenalan yang membuat gue jengkel setengah mati. hari pertama masuk gue udah kena hukum karena ulahnya. namun karena hukuman itu pula yang membuat gue jadi akrab dan dekat dengannya.

cukup lama kami berada disini, kami lanjut menuju kantin.

"elo, somad, ali, juki selalu duduk disana" anne menunjuk tempat yang biasa menjadi tempat duduk gue sewaktu gue di kantin

"dan elo, suci dan widia juga selalu duduk disitu" gue pun menunjuk tempat duduknya.

"dan elo selalu curi curi pandang ke gue" kata anne dengan wajah tengilnya.

gue tertawa pelan mengingatnya.

"lo juga sering curi pandang" balas gue dan anne nyengir lebar

kami terus menjelahi setiap ruangan di sekolah ini. ternyata terlalu banyak memori tentang kami yang tertinggal disini. selesai dari sekolah, anne mengajak gue ke ancol. kami menuju jembatan kayu yang ada disana. anne terduduk diatas jembatan tersebut dengan posisi seperti biasanya. dengan kaki yang menjuntai menyentuh air laut.

"nte, lo masih inget ga waktu gue bilang 'enak kali ya bisa ngeliat masa depan'?"

"inget, kenapa?"

"bener kata lo, ternyata ga enak ya kl ada dari awal kita udah mengetahui apa yang kedepannya akan terjadi.."

"....."

"sekarang gue malah lebih memilih bisa kembali ke masa lalu, nte..." anne menengok ke arah gue secara perlahan. kemudian tersenyum

gue membalas senyumnya. lalu menarik kepalanya dengan lembut hingga bersandar ke bahu gue.

"apa yang buat lo mau kembali kemasa lalu?" tanya gue

"semua.. gue mau mengulang semuanya, nte...."

"bukannya karena kita ga bisa mengulang kembali makanya terasa lebih menyenangkan saat kita mengingatnya?"

"iya sih... tapi alasan gue mau kembali kebelakang karena ada hal yang mau gue perbaiki, nte.."

"apa itu?"

anne terkikih pelan

"kita" jawabnya "itu yang mau gue perbaiki"

gue menengok ke arahnya. kata katanya barusan sedkit mengganjal pikiran gue. apa yang mau anne perbaiki? namun gue masih tetap berpikir positif. semoga yang ingin anne perbaiki benar benar ada hubungannya dengan 'kita'....

gue sedikit mengangkat wajahnya hingga kita beradu pandang.

"kita masih bisa memperbaikinya mulai hari ini.." kata gue, lalu tersenyum

anne membalas senyum gue. kemudian kembali bersandar di bahu gue

kami masih duduk duduk disana. saling melepas rindu dan kadang diselingi dengan candaan candaan ringan. hingga hari mulai gelap, kami beranjak meninggalkan tempat ini.

well, ga ada enaknya jika bisa melihat masa depan. hidup pasti akan terasa lebih membosankan saat kita telah lebih dulu mengetahui segalanya. kita tidak akan bisa menikmati setiap sensasi dari kejutan kejutan yang dihadirkan dalam perjalanan hidup. sama dengan halnya saat kita membaca sebuah cerita. tanpa ada prolog, tanpa ada alur cerita, tau tau kita langsung membaca epilog. haah mana asik? so, biarkanlah masa depan tetap menjadi sebuah misteri. yang akan membuat kita lebih menikmati sensasinya saat kita mengetahui apa yang tersembunyi dibaliknya......

sepulang dari ancol, kami hanya berputar putar mengelilingi jakarta. sebenarnya gue males karena macetnya ga tahan. cuma yaa tau sendirilah. anne kl udah ada maunya itu harus. bahkan wajib !! perut gue daritadi udah mulai keroncongan. gue meminta anne untuk berhenti dulu karena gue udah laper banget. dengan entengnya anne menjawab kl dia belum laper sehingga gue ga boleh makan terlebih dahulu. lama lama songong nih anak...

tiga jam kami muter muter. suara suara yang dihasilkan perut gue terdengar semakin nyaring. hingga akhirnya sekitar pukul sepuluh malam, kita menuju rumahnya. dan disini gue baru bisa makan.

anne tertawa melihat gue yang sudah menghabiskan dua piring nasi goreng.

"gue dari dulu bingung sama lo, makan lo selalu banyak tapi gak gendut gendut" komentarnya

"makan lo juga banyak, tapi ga tinggi tinggi" balas gue

"heh.. songong !!" ucap anne dengan raut wajah yang sedikit ditekuk. gue malah ingin tertawa melihatnya.

"........"

"..............."

"nte, waktu cepat banget berlalu ya.." kata anne

gue mengangguk

"iya, terlalu cepat bahkan.." jawab gue "

"sebentar" kata anne. lalu masuk ke dalam kamarnya. sementara gue berjalan menuju terasnya. wes mangan ora udut, eneg !!

tak lama anne menghampiri gue. duduk dibangku sebelah gue. anne kembali dengan membawa selembar kertas yang sudah dilaminating. gue kenal banget sama kertas itu. kertas itu ucapan perpisahan dari gue.

"disini lo tulis, saat kita ketemu lagi gue harus tersenyum. dan sekarang gue tersenyum bukan karena perintah lo di surat ini, gue tersenyum karena lo. karena gue bisa ketemu lagi sama lo" kata anne. lalu dia tersenyum manis

gue ikut tersenyum tanpa mampu membalas ucapannya

"nte...waktu lo ngasih surat ini gue belum tidur loh." lanjutnya "dan lo tau ga, nte? waktu lo berdiri di depan pintu, gue pun berdiri di balik pintu itu...."

"......"

"kamar gue pun ga di kunci loh. gue berharap lo membukanya, nte...."

gue tertegun mendengar ucapannya. butuh satu menit untuk gue membalas ucapannya.

"jadi lo tau pas gue balik ke jakarta?" saat ini gue benar benar berharap gue bisa melompat ke masa lalu.

anne mengangguk

"gue bahkan tau waktu lo nangis"

"nangis? kapan? gue ga nangis ah.."

anne tertawa pelan

"masih ga ngaju juga. jaim lo gede banget sih"

"emang bener gue ga nangis, ne"

anne kembali tertawa

"setiap lo nangis pasti ngeles.. gue masih inget banget tuh waktu lo nonton film jepang"

"tunggu...tunggu... setiap gue nangis? kapan lo ngeliat gue nangis?"

"gue emang ga pernah ngeliat lo nangis secara langsung seperti waktu ngeliat lo abis nonton film jepang itu, tapi gue bisa mendengar suara lo, nte.." kata anne "kamar lo kan di atas kamar gue. ya kedengeran lah suaranya"

biar gimanapun gue juga tetap manusia. gue masih bisa menangis saat gue ga mampu menahan rasa sakit. cuma ya ketauan lagi nangis, sebagai cowok sejati gue merasa gagal.

"ne, gue mau tanya. sebenarnya sih ini pertanyaan ga penting ya, karena udah lewat juga waktunya. cowok yang dulu sering sama lo siapa sih?"

"oohhh si rizky? kenapa?"

"waktu itu lo jadian sama dia?"

anne tertawa pelan

"kenapa? jealous lo ya?" anne menyolek nyolek pinggang gue.

"dih engga sih"

"udah ngaku aja. jealous kan....jealous kan...." anne terus menggoda gue

"dikit sih.. itu cowok lo?"

kini anne tertawa lebar

"bertahun tahun gue kenal sama lo baru kali ini gue denger lo jealous..." kata anne "bukan kok, gue ga pernah jadian sama dia"

"tapi kok lo deket sama dia?"

"sengaja..." jawabnya lalu menjulurkan lidahnya.

gue tertawa dalam hati. dasar bodoh, kenapa gue ga menyadarinya?

".........."

"................"

"nte...." perlahan anne menengok ke arah gue. kini kita beradu "lo masih sayang kan sama gue?"

"perasaan gue ga pernah berubah, ne..." kata gue "gue selalu sayang sama lo"

anne tersenyum manis

"lo juga tau kan, nte.. gue juga sayang sama lo"

"iya... gue tau... gue tau lo juga sayang sama gue..."

anne memalingkan wajahnya. pandangannya lurus ke depan dengan tatapan kosong.............

"nte...."

"ya?"

"minggu depan gue lamaran, nte...."

seketika dada gue berasa sesak. lidah gue terasa kelu. hati gue mencelos mendengarnya. seluruh tubuh gue mendadak lemas. Ya Tuhan, skenario apa lagi ini?  

-Lebih Dari Sekedar No Absen-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang