"assalamualaikum"
"waalaikumsalam, maaf mas ga terima sumbangan" jawab anne sembari membuka pagar rumahnya
"yee ngeselin, cium tangan dulu sama yang tuaan" gue menjulurkan tangan
"males" anne menapak tangan gue "masuk sini"
"gue aus nih, minum dong"
"duduk dulu di dalem" anne menarik tangan gue
"nyokap lo mana ne?"
"udah duluan ke australi"
"yaah, padahal gue kesini mau ngobrol sama nyokap lo"
anne menjitak kepala gue
"songong !! gue aduin bokap gue nih" anne beranjak ke belakang
gue tertawa lebar
"cuma ada air putih" katanya saat kembali dari belakang
"ada apaan si ne?"
"hmmm.. kan gue mau ke australi nih, ya maksud gue biar lo nanti ga terlalu kangen aja sama gue makanya gue suruh lo kesini" anne memasang tampang so imut
"dih males, lagian apa yang harus gue kangenin dari lo?" canda gue
anne mencibir, kini raut wajahnya berubah jadi cemberut
"gue tau nih, jangan jangan lo yang bakal kangen" goda gue
"engga ahh.. gue males kangen sama lo" jawabnya ketus
"ngambek...ngambeekk..." sembari menggelitik pinggangnya anne
"geli ahh.. gue tampol lo" jawabnya sembari meringis "de"
"hhmmm"
"jalan jalan yuk"
"kemana?"
"muter muter aja"
"lo udah makan?"
"belom"
"yuk sembari cari makan, gue juga laper"
awalnya gue dan anne cuma muter muter ga jelas yang buang buang bensin. setiap gue tanya mau kemana dia selalu jawab terserah.
tapi pas gue nunjuk kesini, kesana dia ga mau. dan hari ini gue baru menyadari cewek itu ribet, bilangnya doang terserah tapi saat kita memberikan opsi dia menolak.jelas gue protes gue laper banget. udah sering dengerkan orang yang kelaperan lebih galak dari singa. akhirnya setelah perdebatan yang bikin perut gue makin keroncongan gue memutuskan untuk ke ancol, dan akhirnya anne setuju.
hal pertama yang gue lakuin setelah masuk ancol adalah cari tempat makan. niatnya mau ke bandar djakarta, tapi jalannya jauh. yaudah yang deket aja makan mie ayam yang ada di deket pantai. untuk saat ini niatnya dulu yang nyampe ke bandar djakarta, orangnya nanti aja kl ada uang hahaha.
selesai makan mie ayam, gue dan anne berjalan di jembatan kayu yang menjorok ke arah laut. kita berjalan sampai berada di tengah jembatan. anne duduk di atas jembatan menghadap ke arah laut, dan gue berdiri di sampingnya bersandar di pagar jembatan tersebut.
"de"
"apa"
"kl nanti gue udah di australi lo bakal kangen ga sama gue"
"tergantung"
"maksudnya?"
"kl lo sering pulang ke Jakarta ya gue ga terlalu kangen, karena gue tau lo bakal balik lagi"
"kl gue menetap disana?"
"hhmmm gimana ya? engga deh kayanya" canda gue
"dih jahat banget lo" anne mencibir
"kl lo menetap disana ya gue ga akan kangen, karena gue tau lo ga bakal balik lagi." jawab gue "semakin gue kangen sama lo itu akan semakin menyakitkan buat gue"
anne turun dari pagar kayu, lalu posisinya sekarang sama seperti gue.
"misalnya nih ya misalnya, gue menetap disana trus lo kangen banget sama gue. kira kira lo bakal nyusul gue ga?"
"engga, duit darimana gue nyusul lo kesana."
anne kembali mencibir dan gue malah tertawa liat bibirnya yang monyong monyong aneh gitu.
"ini real life loh ne, jangan disamain dengan adegan di sinetron"
"iya gue tau, tapi kan tadi kita lagi berandai andai" jawabnya "lo mah ngayal aja ga ada romantis romantisnya, pantes aja lo di putusin sama emil"
"yee songong, seenggaknya gue juga tau kenapa lo bisa di curangin sama randy"
"sialan lo"
gue dan anne pun tertawa lebar
gue dan anne berdiri berdampingan memandangi laut lepas. semilir angin yang berhembus dan suara deburan ombak membuat suasana sore ini begitu romantis. hingga saat backsound yang samar samar gue mendengar ada yang memplay lagu my hearth will go on.
"kampreet !! matiin woy !!

KAMU SEDANG MEMBACA
-Lebih Dari Sekedar No Absen-
De Todoawalnya ga pernah terpikirkan buat gue nulis cerita ini. setelah acara reunian kemarin, ga tau kenapa gue jadi ingin banget nulis cerita ini. ya sekedar gue bernostalgia. Nama gue Dante, gue ingin menuliskan sebuah kisah hidup gue dari jaman masih k...