Part 82

1.3K 41 0
                                    

Cafe yang kali ini dipilih mei bener bener asik, dengan view kerlip lampu kota bandung ditambah ada live musicnya. Dan suasananya yang tradisional membuat cafe ini terasa lebih nyaman. Bener kata mei, disini enak kl malam. Menurut mei disini menu andalannya sop iga. Gue nurut aja kata mei, secara dia yang lebih tau tempat ini.

“ne” gue memanggil anne

“.....”

“anne”

“....”

“yee kampret”

“....”

Mei tertawa lebar, sialan gue dicuekin.

Gue berjalan menuju lantai bawah ke panggung kecil yang ada disana dan gue merequest sebuah lagu. Tadinya gue mau ikut nyanyi tapi karena vokalis band tersebut perempuan, jadi biar dia aja yang nyanyi. Karena lagu yang gue request lebih asik didengar kl dinyanyikan dengan suara perempuan. Gue berjalan kembali ke meja gue, lagu yang gue request mulai dilantunkan.

Baru aja duduk, anne langsung menyambut gue dengan cubitan keras
“awas lo ngajak orang gila ke kost lagi” kata anne, masih dengan nadanya yang ketus
Gue tertawa pelan

“iya bawel”

Cara seperti ini selalu berhasil. Gue juga ga tau kenapa, setiap anne marah gue pasti menyanyikan lagu i will fly dan emosinya pasti langsung mereda. Anne yang tadinya nyuekin gue, sekarang malah ikut bernyanyi pelan mengikuti lagu yang gue request.

“ntee, mei belum pernah ikut gitaran di atas ya?” kata anne

“belum, kan setiap mei nginep di kost lo berdua malah asik bergosip ria di dalam kamar”

“ya harusnya lo inisiatif dong langsung main di atas, entar kita pasti ikut kok”

“gimana gue mau main, Gitarnya aja di dalam kamar. sedangkan gue aja ga boleh masuk ke dalem kamar”

“mei, nanti kl nginap kita gitaran di atas ya. Seru loh mei. Gue sama dante kadang gitaran sampai subuh baru selesai” ucap anne semangat

“boleh...boleh.. kayanya seru ya” kata mei “ah seandainya aja rumah gue jauh, pasti gue ikut ngekost bareng kalian”

“yah si mei, gue malah maunya rumah gue deket deket sini” kata gue “kita ambil hikmahnya aja mei, coba nih ya kl kita bertiga sama sama jauh rumahnya. Kita pasti ga bisa muter muter kaya sekarang ini”

“kl begitu gantian. Kita main ke jakarta dan kalian berdua wajib mengajak gue muter muter disana” pinta mei

“lo mau muter kemana mei di jakarta? macet mei. Cuacanya juga ga kaya disini. Kita aja suntuk di jakarta makanya kuliah disini” anne menimpali

“yah curang dong. Masa tuan rumah gau menyambut tamunya” jawab mei sedikit kecewa

“yaudah kl nanti lo main ke jakarta. gue dan anne pasti menyambut lo kok. Gue ajak lo ke tempat favoritenya anne” kata gue

“favorite gue? Dimana?” tanya anne heran

“ragunan” jawab gue
Gue dan mei tertawa lebar, sementara anne mencibir ga jelas

Makanan yang kita pesan datang, kita menghentikan sejenak obrolan. Bener kata mei, sop iganya mantap. Apalagi makannya di cuaca dingin kaya gini, beehhh mantapp.. mantaapp....

Kita yang lagi asik menyantap makanan, tiba tiba dikejutkan oleh sosok yang mirip banget dengan kulkas enam pintu, Rahman anak kelas gue. Gue ga tau dia datang darimana, tau tau udah berdiri di belakang kita. Tambah satu lagi orang koslet di meja ini. Sepertinya malam ini akan terasa sangat panjang. Rahman ini sama kaya gue dan anne, dia disini ngekost. Rahman asli dari cilacap. Setiap ada rahman gue selalu terbebas dari siksaannya anne. Karena anne lebih memilih mencubit tubuhnya rahman yang empuk seperti bantal.

-Lebih Dari Sekedar No Absen-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang