Part 103

1.2K 38 1
                                    

Sepulang dari cafe, anne terus menerus cekokin gue dengan susu coklat yang dia beli. Udah enam gelas gue minum susu coklat tapi belum juga merasa ngantuk. Bibir gue sampe lodoh kepanasan mengikuti saran dari anne. Belum lagi ditambah perut gue jadi kembung yang bikin gue malah mau muntah. So, daripada gue muntah beneran, gue lebih memilih untuk pura pura tertidur.

Dekupan jantungnya begitu terasa di tubuh gue. Deru nafasnya berhembus pelan menyentuh dada gue. gue belai lembut rambutnya dan gue kecup pelan keningnya. Rasa jengkel yang kemarin karena ulahnya seolah menghilang begitu saja.

Rasa candu gue terhadap alkohol dimulai saat gue jauh darinya. Awalnya gue hanya ingin melupakannya sejenak agar gue bisa dengan mudah melewati malam. Tanpa gue sangka kebiasaan itu malah membuat gue semakin candu.

Anne. Yup, semua karenanya. Jika dia bisa menjadi penyebab, gue berharap dia juga bisa menjadi obat. Gue butuh dia untuk membantu gue keluar dari masa masa kelam. Gue butuh matanya yang dengan sukarela mau memantau semua aktifitas gue. gue butuh mulutnya yang selalu siap untuk membentak, ketika gue salah melangkah. gue butuh tangannya untuk membantu gue bangkit dari lubang yang paling dalam. gue butuh kakinya untuk menemani gue melangkah, meninggalkan semua coretan hitam.

Hembusan nafasnya terasa hangat di dada gue. Aroma tubuhnya yang menusuk hidung gue sedikit menggoda untuk melakukan hal hal yang ga ingin gue lakuin. Gue masih normal. Gue masih mempunyai nafsu. Gue memiliki banyak kesempatan untuk menikmati tubuhnya. Tapi rasa sayang gue terlalu besar untuknya, sehingga mampu mengalahkan nafsu yang muncul ketika gue di dekatnya. Gue terlalu sayang sama anne. Gue ga mau sesuatu yang buruk menimpanya. Rasa sayang gue lebih kearah menjaga bukan merusak. Menjaga hati dan tubuhnya bukan hanya sekedar menikmatinya.

Gue pejamkan kembali mata gue. Menikmati lagu lagu yang sedang diputar dari hp gue sisa semalam. Semaleman hp gue menempel di chargeran sembari memplay mp3. Gue meraba raba mencari hp gue. Gue pegang hp gue, sepetinya dia demam. Badannya panas banget. Anne mempunyai kebiasaan saat mau tidur, dia selalu mendengarkan music.

You're all I need beside me girl
You're all I need to turn my world
You're all I want inside my heart
You're all I need when we're apart
you all that I need...

Duh lagunya pas banget.

Gue membuka kembali mata gue. kembali membelai lembut rambutnya

“gue sayang sama lo, Ne” gumam gue pelan

“....”

“gue juga sayang sama lo, nte” jawab anne dengan keadaan yang masih tertidur. Anne menguatkan pelukannya dan tak lama mengendurkannya kembali

“....”

Gue bengong. Njir, udah bangun ini anak

Gue menoel pipinya

“.....”

Ga ada respon. Kini gue menepuk pelan pipinya

“.....”

Masih belum ada respon. Kali ini gue memasukan jari telunjuk gue ke dalam lobang hidungnya, lalu jari telunjuk gue, gue oleskan ke bibirnya

“.....”

Gue bernafas lega. Anne tetap ga ada respon. Syukur deh sepertinya tadi cuma ngelindur. Kl anne saat ini tersadar, dia pasti bisa merasakan dekupan kencang jantung gue saat mendengar ucapannya.

Gue angkat pelan kepalanya, menganti tumpuannya dengan bantal. Gue tarik selimut panjang dan menutupi tubuhnya. Gue membakar sebatang rokok, lalu beranjak keluar kamar.

Di depan pintu gue kembali melihatnya yang sedang terlelap

Tuhan, terima kasih kau telah menciptakannya. Terima kasih kau telah mempertemukan kami.
Jika mencintainya dimulai dari senyuman, berlanjut dengan dekapan. Dan akan ku akhiri dengan kesetiaan. Jika dia adalah tulang rusukku, maka ijin aku untuk terus memeluknya. Takan pernah ku lepas hingga aku menua dan tiada. Takan pernah ku ganti hingga aku meregang nyawa. Demi nama Mu aku mencintainya. Atas ijin Mu aku ingin memilikinya...........

-Lebih Dari Sekedar No Absen-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang