beberapa wanita memilih untuk tetap menutup rapat pintu hatinya, hanya karena ingin tau siapa pria yang cukup nekat untuk mendobraknya.
salah satu postingan yang ada di beranda fb. gue sedang berada di dalam kamar rumah gue, duduk di depan layar monitor. dulu sewaktu sekolah, gue bisa seharian duduk di layar monitor hanya untuk bermain 'perang dukun' (dota). gue somad, juki, dan ali menyebutnya begitu. hero andalan yang selalu gue pakai necrolyte, enchantress dan tinker.
ketiga hero ini, buat gue hero paling curang. necrolyte ada skill auto yang bisa turunin armor lawan, ada skill heal + damage juga, kan ngeselin. dan yang paling kejam skill ultinya. paling enak kl dipake buat nyampah. enchantress sering gue pake karena ada skill heal nya juga. ultinya sih ga sadis karena auto skill, tapi cukup ngebantu saat duel karena bikin slow siapa aja yang menyerang kita. nah ini tinker, hero paling kampret. attack dari jauh sembari nunggu skill roketnya cooldown. jangan harap bisa kabur pas darah lagi sekarat saat duel sama tinker. main tinker mode wtf ga ada gunanya pake linken's sphere, satu lawan lima juga gue berani hahaha...
gue ga lagi main dota, gue lagi fban sembari melihat foto foto profil orang lain. engga, gue ga ngeliatin foto profilnya anne. buat apa gue ngeliatin foto profilnya, gue bisa memandangnya terus menerus secara langsung kok. hp gue bergetar ada panggilan masuk. di layar hp gue tertara nama anne.
“lo dimana, nte?” suara anne dari balik telp
“di rumah, kenapa?”
“udah bisa jalan?”
“udahlah, dari kemaren juga gue jalan jalan”
“maksud gue, bisa bawa kendaraan ga?”
“bisa, kenapa sih?”
“ke rumah gue dong, nte” katanya “kangen nih”
Gue tertawa lebar
“bentar ya gue mandi dulu”
Sudah satu minggu berlalu setelah kepulangan kami dari rumah sakit. gue bergegas untuk mandi dan bersiap untuk ke rumah anne. gue meminjam motor matic kak iren dengan diam diam. kl emak gue denger, gue ga bakal diijinin untuk keluar rumah bawa kendaraan. sekitar satu jam gue udah berada di depan rumahnya anne. gue memencet bel rumahnya, lalu anne keluar untuk membuka pagar rumahnya.
"gimana keadaan lo" sapanya
"gue ga gpp, ne" jawab gue "kakik lo gimana? masih sakit?"
"udah ga begitu sih. kemarin pas diurut ampuuun deh sakit banget, nte"
"mau kebut kebutan lagi?"
anne nyengir lebar
"gue ga disuruh masuk nih?"
"oh mau masuk, gue pikir tadi mau minta sumbangan" ucapnya sembari menarik tangan gue. gue berjalan mengikutinya, lalu duduk di ruang tamu
"mamah lo gimana, ne?"
"udah gpp kok, tuh mamah lagi masak. enak loh masakannya"
"oh ya? coba dong. feeling so good nih gue tadi di rumah ga makan dulu"
"yeee lo mah emang tukang makan" cibirnya
gue tertawa pelan
anne beranjak menuju dapur. saat kembali anne membawa dua piring makanan. piring pertama berisi beberapa potongan daging ayam yang gue ga tau itu dimasak jenis apa. sedangkan piring yang satunya berisi cah kangkung. dari aromanya, jelas makanan ini sedap banget. membuat cacing cacing di dalam perut gue berdemo lebih keras."gimana? enak gak?" tanya mamahnya anne
"enak tan, enak banget" puji gue dengan semangat. gue ga bohong, makanannya enak.
sebuah senyum yang sangat manis melekat di wajah mamahnya anne. tak berbeda jauh dengan senyum anaknya.
"kamu suka puding?"
"wwuuu...kaaa... tan..." ucap gue dengan mulut yang penuh dengan makana
"mamah salah nawarin orang, gembel ditawarin makan ya di hajar semua mah" cibir anne
mamahnya kembali tersenyum. membuat gue seolah ga percaya dengan semua ucapan anne minggu lalu. semenjak anne menceritkannya, ga pernah sekalipun gue membahasnya. gue penasaran dengan apa itu bipolar, tapi gue lebih memilih untuk searching di internet daripada bertanya langsung ke anne.
"lo ga makan?"
"udah tadi, sebelum lo kesini"
"harusnya tunda dulu. biar makan bareng gue"
"yee mana gue tau kl lo mau minta makan" katanya "gue ganti baju dulu ya"
"mau kemana sih ne?"
"udah lo ikut aja" ucapnya, lalu berlalu meninggalkan gue
gue berpindah tempat duduk ke terasnya, lalu membakar sebatang rokok. belum habis sebatang, anne dan mamahnya sudah berada di depan gue dengan dandanan rapih."yuukk" ajak anne sembari memberikan kunci mobil ke gue
"mau kemana?"
"ayoo udah ikut aja"
"pudingnya gimana?"
"tenang aja, ada di dalam sini kok" timpal mamahnya anne, sembari menunjukkan bungkusan yang dia bawa
anne mengajak mamahnya ke taman mini. tadi di telp nyuruh gue kesini bilang kangen. gue udah semangat 45 buat datang kesini, eh ga taunya ada maksud lain gue disuruh jadi supir. tapi gpp deh, itung itung nyenengin calon istri dan calon mertua. hahahaha ngarep !!!
tiba di taman mini, kita berputar mengunjungi anjung dan berpindah pindah dari anjungan satu ke anjungan lainnya. lelah mengelilingi anjungan, anne dan mamahnya meminta untuk mencari tempat yang teduh untuk beristirahat. gue mengarahkan ke dekat danau yang ada disana. setelah sampai, kami menggelar tikar yang kita bawa, dan mulai menyantap bekal yang sengaja disiapkan mamahnya anne.
"nte, ada mamah gue. jaim dikit kenapa sih. kaya orang kelaperan aja lo" gerutu anne dengan nada yang pelan
"gue emang laper, ne"
"gila kali lo ya, tadikan lo baru makan di rumah gue
"yaa udah laper lagi, ne"
mamahnya anne tertawa pelan
"kl udah urusan dengan perut, harus didulukan. daripada di tunda tunda malah jadi sakit" ucap mamahnya anne membela gue
"nah tuh denger, perut is number one" kata gue sembari mengambil puding yang tadi di janjikan mamahnya anne "selaaamaatt makaaaannn"
"biasanya cowok kl ketemu orang tua cewek apalagi mamahnya pasti malu dan jaim. nah kl elo malu maluin" kata anne, sembari menggeleng lemas
selesai makan, anne sempat meminta untuk bermain bebek bebekan. mamahnya menolak karena menurutnya udah terlalu tua untuk memainkannya. gue memberikan usul untuk menaiki gondola. gue yakin mamahnya pasti seneng. dan bener aja mamahnya terlihat lebih ceria saat melihat pemandangan taman mini dari atas gondola. bukan mamahnya doang sih, gue juga. bagus loh viewnya. cuma sayang cuacanya yang rada panas membuat kami sedikit mandi keringat.
sehabis dari gondola, kami memutuskan untuk pulang. mamahnya anne dan anne sudah terlihat lelah. tapi gue yakin pasti ada kegembiraan dibalik raut wajah lelah mereka. anne sepertinya jetlag
sehabis naik gondola. karena dari saat kita turun sampai kita sampai di rumahnya anne, anne mengeluh mual.
"lo kenapa, ne? masuk angin?"
"ga tau, nte" jawabnya "beberapa hari ini gue jadi sering mual"
"hamil kali lo" ucap gue bercanda
"udah dua bulan sih gue belom dapet, nte" anne menatap gue penuh arti
"wtf!! maksud lo apaan?"
"............................................................................................"
![](https://img.wattpad.com/cover/86398508-288-k858047.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
-Lebih Dari Sekedar No Absen-
Acakawalnya ga pernah terpikirkan buat gue nulis cerita ini. setelah acara reunian kemarin, ga tau kenapa gue jadi ingin banget nulis cerita ini. ya sekedar gue bernostalgia. Nama gue Dante, gue ingin menuliskan sebuah kisah hidup gue dari jaman masih k...