"makan dulu yuk. gue laper banget nih" pinta gue
"daridulu ga berubah ya. perut karung" saut dita, lalu terkikih pelan
kami baru aja tiba di Tangkuban perahu. selama perjalanan temen temen gue pada marah ke gue karena gue yang ga tau jalan hahaha..
seperti biasanya, dengan bermodal tanya dengan orang orang yang gue temui di jalan akhirnya kita bisa sampai disini. selama perjalanan tadi, suasana mobil gue kembali kaku. dita dan anne hanya diam diaman saja. mereka malah sibuk dengan hp masing masing. gue dan bewok berulang kali mencoba mencairkan suasana, namun sampai kita tiba disini suasana tetap ga berubah. yaudahlah mau diapain lagi..
selesai makan, kami mulai berkeliling tangkuban perahu. awalnya kami berkeliling menjadi satu kelompok. namun dita dan anne sering sekali beda pendapat yang membuat mereka berdua beradu mulut.
"ne, kaya waktu study tours ya" gue mencoba mengalihkan perhatian
"iya, disini jugakan awalnya lo akrab sama emil. sama kaya sekarang ini" sindir anne dengan nada yang cukup ketus.
yailah, salah lagi aja gue nih..
"nte, kesitu yuk.." anne menarik tangan gue
gue meminta yang lain mengikuti, namun lagi lagi dita membantahnya
"ga enak disitu banyak asep.. mending kesana" bantah dita
"masalah lo apa sih sama gue? gue ngajak dante, bukan ngajak lo.. kl lo mau kesana yaudah lo kesana aja.....bla....bla....bla......" anne ngoceh tanpa jeda
"heh, ini kan acara reunian gue. lo sebagai tamu ga usah banyak ngatur deh......bla....bla....bla......" dita pun membalas tanpa jeda pula
pala gue pusing sendiri mendengarnya. dua duanya memang tipe keras kepala. ya begini deh jadinya. anne yang sedang ngoceh ngoceh mendadak terdiam saat gue menyumpal bibirnya menggunakan bibir gue. didepan temen temen gue kita saling berpagutan sejenak.
akhirnya gue lebih memilih berpisah dengan kelompok. entah siapa yang memulai, setiap anne mau A, dita pasti membantahnya. begitupun sebaliknya.
"anne, lo kenapa sih?"
"temen lo tuh nyebelin"
"kita kan ikut acaranya mereka, ne" kata gue mencoba membujuknya "kita ikutin ajalah maunya mereka apa"
anne mendengus kasar.
"sabar lah, ne" kini gue mengusap kepalanya bagian belakang "jelek jelek ah marah marah gitu"
"......"
"nte, dita ga suka ya sama gue?"
gue tertawa pelan
"yailah, dita masih normal kali. mana mungkin suka sama lo"
anne mencibir
"maksud gue, dita ga suka kl gue deket sama lo"
"yaa kl itu mana gue tau ne" kata gue "tanya langsung sama orangnya lah"
"seberapa dekat sih lo sama dita?"
"maksudnya?"
"apa lo sama dita sedekat 'kita'?" ucapnya dengan ragu ragu
gue meliriknya sebentar. lalu kembali tertawa pelan
"iya.. tapi itu dulu waktu kita masih kecil" kata gue " tapi kita belum pernah sampai kesamber petir kok"
anne kembali mencibir
"dita suka sama lo, nte"
gue kembali meliriknya sebentar. kemudian menyalakan sebatang rokok
"ohya? tau darimana lo?"
"dari sikapnya. dari cara ngomongnya. dari pandangannya. gue bisa ngerasa adanya rasa takut dalam diri dita saat gue dekat dengan lo. gue cewek, nte. gue tau itu"
"apa sikap lo tadi sewaktu di kost juga menunjukan karena lo juga suka sama gue?"
anne terdiam. kemudian tertawa pelan
"entah kenapa feeling gue kuat banget, lo dan dita punya hubungan lebih dari teman" anne menengok ke arah gue secara perlahan
"engga ada hubungan apa apa kok"
anne kembali tertawa pelan
"mulut lo bisa bilang engga, tapi mata lo. gue yakin ada hal yang gue ga tau tentang hubungan kalian" ucapnya. lalu tersenyum lebar
gue terdiam sejenak. memandang kosong ke arah kawah yang mengepulkan asap.
"yuk... gabung sama temen temen lo" anne menarik tangan gue.
gue dan anne bergabung kembali dengan temen temen gue. anne mencoba lebih mengakrabkan diri dengan yang lainnya. terutama dengan dita. bagai air dan minyak yang sulit untuk bersatu. mereka tetap saja saling beradu mulut. meskipun kini anne lebih sering mengalah.
lelah berkeliling, kami memutuskan untuk pulang. sebenarnya dita masih ingin mengunjungi tempat tempat wisata lainnya, namun karena keadaan yang semakin ga kondusif, temen temen gue akhirnya meminta kita untuk menyudahi pertemuan reuni ini. sebelum mereka pulang, gue meminta mereka untuk makan siang terlebih dahulu di salah satu rumah makan dekat kampus gue.
"kalian berdua kenapa sih? baru sekali ketemu udah ribut terus" gue mencoba mendamaikan anne dan dita
hening. tak ada satupun yang menjawab pertanyaan gue. hingga kita selesai makanpun tak ada satupun yang bersuara kecuali bewok, febri dan gue yang bersuara karena ingin menambah nasi putih.
selesai makan, mereka langsung berpamitan untuk kembali ke jakarta. acara reuni kali ini? entahlah gue bingung kenapa bisa jadi seperti ini.
"dante, gue ga tau hubungan kalian seperti apa. gue ga tau seberapa dalam perasaan kalian berdua. tapi lo harus ingat satu hal, sampai kapanpun lo ga akan bisa menikah dengan wanita lain !!" ucap dita sebelum masuk ke dalam mobil
arrgghhhttt shit !! akhirnya kalimat itu keluar juga..
satu persatu mobil mulai meninggalkan parkiran. menyisakan gue dan anne. kita kembali ke kost dengan naik ojek. kl jalan kaki lumayan jauh soalnya. tiba di kost, anne langsung masuk ke dalam kamarnya, dan gue pun langsung ke dalam kamar gue. tak berapa lama anne kembali ke kamar gue dengan pakaian yang berbeda. anne duduk disamping gue dengan bersandar di pundak gue.
"nte... tadi kata kata dita maksudnya apa?"
"kata kata yang mana?" gue pura pura bodoh "oh iya, besok nonton yuk"
"nte...." anne mengangkat kepalanya dari pundak gue "maksud kata katanya dita apa?"
"bukan apa apa kok"
anne menarik kepala gue agar mata kita beradu pandang
"jangan bohong sama gue..."
"bukan apa apa, ne"
"ntee....."
"serius bukan apa apa. udahlah ga usah dipikirin"
"danteee, please.. jangan bohong sama gue...."
gue mendengus pelan. sorotnya membuat gue berat untuk bicara, begitupun dengan nafas gue yang terasa semakin berat. gue mengambil nafas panjang dan gue hembuskan perlahan
"gue pernah 'kawin gantung' sama dita....." ucap gue dengan nada yang sangat lirih
KAMU SEDANG MEMBACA
-Lebih Dari Sekedar No Absen-
Randomawalnya ga pernah terpikirkan buat gue nulis cerita ini. setelah acara reunian kemarin, ga tau kenapa gue jadi ingin banget nulis cerita ini. ya sekedar gue bernostalgia. Nama gue Dante, gue ingin menuliskan sebuah kisah hidup gue dari jaman masih k...