Part 65

1.2K 41 0
                                    

"kakak jadi pulang ke jakarta?"

"jadi tan, tapi aku kayanya ga di jakarta juga deh, aku kuliah aja di bandung atau dimana gitu"

"kuliah disini aja kak"

Gue hanya menjawab dengan senyum

Semakin lama gue tinggal disini, semakin kalud hati dan pikiran gue. Suasana saat study tours terbayang jelas di pikiran gue. ditambah bule bule yang gue temuin saat gue tanya mereka menyebut kota kota yang ada di australia. ada berapa banyak si orang australia yang dateng kesini?
Gue ga boleh ada disini, dan gue juga ga mau balik ke jakarta. Hati gue terlalu merindukan seseorang, gue harus mencari suasana baru.

Dari awal gue kenal dengan yuni, gue berharap yuni dapat mengalihkan dunia gue dan memberikan warna baru di hidup gue. Namun hati gue terasa masih sangat sulit untuk menerima yuni. Entah itu karena emil yang sudah membuat hati gue menjadi beku, atau karena hati gue udah terisi full oleh anne.

Jujur, semenjak kejadian emil, gue takut untuk memulainya lagi dengan cewek lain. Dan itu yang membuat gue ga berani mengungkapkan persaan gue ke anne. Gue butuh yuni untuk memulai lembaran yang baru. Tapi gue belum siap. Gue ga mau menyakitinya karena hati gue masih ragu.

gue pernah membuat rekamanan amatir. gue memainkan lagunya padi - semua tak sama versi acoustic dan gue share di fs. berharap seseorang yang gue maksud mendengar rintihan hati gue lewat video amatir tersebut.
berulang ulang kali gue dengarkan lagu tersebut hingga gue tersadar oleh lirik terakhir lagu ini

"Sampai kapan kau terus bertahan
Sampai kapan kau tetap tenggelam
Sampai kapan kau mesti terlepas
Buka mata dan hatimu, relakan semua..."

-halo mah-

-iya, kenapa?-

-mah, aku mau kuliah-

-kuliah? trus urusan kamu dengan om bima dan tante dewy gimana?-

-ini aku mau kuliah juga karena saran dari tante dewy, nih tante dewy ada disebelah aku-

-mana coba sini mamah mau ngomong-

Gue memberikan hp gue ke tante dewy

-iya kak-

-..........-

gue ga tau emak gue ngomong apaan, tante dewy melangkah menjauh saat bicara dengan emak gue, yang terdengar dari kejauhan hanya saat tante dewy bilang iya kak, iya kak, iya kak.

-kamu mau kuliah dimana-

-di bandung mah, boleh ga?-

-tapi kamu yang serius kuliahnya-

-pasti serius mah- jawab gue mantap -gimana boleh ga? Kl boleh besok aku pulang nih buat pendaftaran-

-kamu ngambil jurusan apa? Trus nama kampusnya apa?-

-hehehe-

-ditanya malah ketawa-

-ga tau mah-

-yaudah kamu cari tau dulu, baru kamu pulang-

-yaah mah, aku pulang aja dulu trus aku ke bandung cari langsung disana-

-kl pendaftarannya udah tutup?-

-yah ga ada kalau kalauan deh, udah aku pulang aja dulu-

-kok mamah malah takut ya kamu seantusias ini, pasti ada sesuatu nih-

-ga ada apa kok mah-

-trus nanti kl di bandung, kamu tinggalnya dimana?-

-ya paling ngekost-

-ngekost dimana? Sama siapa?-

-ya sendirilah mah, kl dimananya aku juga belum tau-

-yaudah kamu pulang, cari info dulu kamu mau kuliah dimana baru kita ke bandung. Untuk tempat ngekost nanti mamah yang pilih-

-asiikkk.. oke besok aku pulang, i love you mah, muuaacchh-

Sebenarnya dari awal emak gue lebih memilih gue untuk kuliah, makanya gue langsung telp emak gue begitu gue udah mantap buat kuliah. Gue yakin emak gue pasti ngebolehin.
Dan emak gue lebih prefer gue kuliah di luar jakarta, karena emak gue masih trauma akan kejadian 98'.
Waktu itu kak vina ga bisa pulang dari kampusnya karena kampusnya dibredel tembakan yang katanya itu ulah 'oknum'.
Mata lo soek, 'oknum' !!

-Lebih Dari Sekedar No Absen-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang