Part 92

1.1K 37 0
                                    

“ne, gue...”

Anne membuka matanya. Menatap gue penuh minat. Njirr malah gerogi gue

“gu... gue.....”

Mulut gue mendadak beku. Di pikiran gue penuh dengan kalimat kalimat yang gue yakini mampu menembus dan menancap tepat di hatinya. Mulut dan pikiran gue mendadak ga synkron

Anne menatap gue dengan gemas. Menunggu kalimat yang akan keluar dari mulut gue.

Gue kembali menarik nafas panjang dan membuangnya perlahan. oke gue harus serelax mungkin. Gue ulangi mengambil nafas pangjang dan membuangnya perlahan.
Oke.. 3,2,1... goo....

“Ne” ucap gue mantap

Anne tersenyum manis
Ah, sial.... Senyumnya malah bikin gue tambah gerogi. Perasaan dulu waktu sama emil gampang aja. Ga pake ribet kaya gini.

Adoohh what happens to me? Where’s all my fuckin confidence gone?
Apa gue harus konsul dulu dengan mas danu, bertanya waktu dia nembak kak iren? Aduuh kelamanaan !! Keburu ilang momentnya !! Relax, nte relax. Santai lah kaya di pantai. Tarik nafas yang dalam. Tahan beberapa detik. Lalu hembuskan perlahan. oke ulangi lagi. Tarik, tahan, buang. Tarik, tahan, buang. Oke gue siap. Kali ini harus !! ga ada grogi grogian lagi..
3..2..1.... here we go !!

“ne” ucap gue dengan sangat mantap

Anne kembali tersenyum, senyumnya semakin manis dengan sorot mata yang berbinar

“gue......”

“gue apa hayoooo?” saut mei yang muncul tiba tiba di depan pintu. Gue dan anne mengok ke arah mei. Lalu beradu pandang kembali dan menengok lagi ke arah mei. Gue dan anne mematung sejenak.

Oohhhh my goossss !! MEI, LO NGAPAIN DISITU ???

Harusnya lo datang satu menit lebih lambat mei. kasih gue waktu beberapa detik aja mei buat nyelesain omongan gue. Butuh lebih dari sekedar keberanian mei buat ngomong itu. Ga ngertiin banget perasaan gue lo, mei.

Mei duduk diantara gue dan anne, tersenyum ga jelas kaya orang ga punya dosa. Buat mei mungkin dia merasa ga melakukan apa apa. Tapi buat gue, dosa lo terlalu besar mei udah bikin misi gue failed. Lagi tumben tumbenan ini anak belom molor.

“kalian belum pada ngantuk?” tanya mei ke gue dan anne

Gue dan anne menggeleng pasrah
“gue ke toilet dulu ya” kata anne, sembari beranjak dari tempat duduknya

“gue juga deh” gue mengikuti anne

“loh kok barengan, kan toiletnya Cuma satu?” tanya mei

Gue diam di tempat dan kembali duduk di tempat semula

“lo duluan deh, Ne” lanjut gue

Anne berjalan ke toilet tanpa sepatah kata pun

“disini asik ya, dan. Suasananya tenang banget” kata mei

“iya” jawab gue malas. Rasanya badan gue drop banget

“pantes aja lo sama anne dari kemarin begadang mulu, ternyata asik banget suasananya” mei menghirup nafas panjang. Sepertinya mei menikmati banget suasana malam disini.

Gue bersender lemas. Mendadak dada gue berasa sesak. Rasanya gue mau pingsan.

“mau kopi, dan?” tawar mei

Gue menggeleng

“engga, mei. Makasih”

Anne kembali dari toilet. Ekspresinya wajahnya berubah menunjukan sikap kecewa.

“nte, gue tidur ya.. ngantuk !!” ucapnya, lalu menguap. Gue tau anne Cuma pura pura nguap
Dengan wajah yang masih ditekuk, anne masuk ke dalam menyisakan gue dengan mei. Tak banyak obrolan antara gue dan mei karena saat ini ada sedikit rasa kesal dengan mei. Mei yang tadinya duduk di tepi dipan yang terbuat dari bambu, kini merubah posisinya mundur ke belakang untuk bersandar ke tembok.

“kl ngantuk tidur mei” kata gue saat melihat mei menguap berkali kali

“yaudah gue tidur ya dan, ngantuk banget gue” ucap. Kemudian berlalu meninggalkan gue

Gue masih duduk bersandar tanpa bergerak sedikitpun. Tembok yang lagi gue senderin ini adalah tembok kamar yang ditempati anne dan mei. Hanya tangan dan mulut gue yang bergerak daritadi karena gue lagi ngerokok. Kira kira satu jam kemudian, gue berdehem. Gue yakin mei pasti udah tidur. Gue bermaksud agar anne keluar dari kamarnya. Dan melanjutkan moment yang tadi sempet terhenti.
“ehheemmmm” kali ini lumayan keras. Gue yakin anne belum tidur
Hening, Cuma suara jangkrik yang terdengar. Belum ada tanda tanda anne bakal keluar kamar
“EEHHHEEEEMMMM” kali ini sangat keras, mungkin ini udah bisa dibilang setengah teriak
Terdengar suara gasrak gusruk. Akhirnya anne keluar kamar. Gue tersenyum sendiri sembari menunggu anne duduk kembali di sebelah gue. Sepuluh menit berlalu, anne belum muncul juga. Padahal suara gasrak gusruknya terdengar jelas. Gue berdehem kembali. Kali ini suara gasrak gusruknya berubah menjadi suara yang sangat gaduh dari atas gentengnya rahman. Suara gaduh yang dibuat oleh kucing yang lagi mengejar tikus. Pantes aja anne ga keluar keluar, ternyata tikus.
Main quest, nembak anne ! = Mission Failed !!
Yaudahlah mau diapain lagi, mungkin belum waktunya. Kayanya gue beneran butuh kursus nih sama mas danu. Gue harus menambah lagi ilmu gue di dunia percintaan, hingga waktu yang tepat itu tiba.....

-Lebih Dari Sekedar No Absen-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang