Part 58

1.2K 41 0
                                    

kerja, bermain dengan deby dan laras, dan galau. Rutinitas yang sudah gue lakuin selama satu minggu gue berada disini.
pagi sampai malam gue emang sama sekali ga kepikiran soal anne, tapi saat menjelang tidur bayang bayang anne selalu muncul. Dan ini sangat menyiksa. Ini ga boleh terusan kaya begini, lama lama gue bisa gantung diri karena frustasi.

“bli, nanti malam jadi?” sapa yuni

“jadi dong” jawab gue, lalu tersenyum

Sepulang kerja nanti, gue dan yuni janjian untuk muter muter. Meskipun gue belum tau tujuannya kemana. Mulai hari ini, gue berniat untuk meningkatkan aktivitas gue. Jadi saat gue udah sampai di rumah, mata gue bisa langsung terpejam karena kecapean.
Di tempat om bima, jam kerjanya dibagi menjadi dua shift. Pagi – sore, siang – malam. Dan minggu ini gue dan yuni kebagian jatah shift siang.

“mau kemana yun?” tanya gue ke yuni

“bli maunya kemana?” yuni berbalik tanya

“gue ikut aja deh, kasih refrensi yang bagus dong” kata gue

Yuni mengajak gue ke pantai jimbaran, yuni bilang disana kl malam ramai, ada live musicnya juga.
Bodo amatlah sama live music. Apapun yang berhubungan dengan bali dan pantai, otak gue pasti langsung terkoneksi soal rumus, pantai + bule = bikini !!
Sesampainya gue di jimbaran, gue sedikit bingung dengan keadaannya. Bener si kata yuni ini emang pantai, tapi ini lebih mirip rumah makan.
Jiah gue pikir malam ini akan ada sesuatu yang menegang hahaha.
ada juga si beberapa yang berbikini, Cuma atasannya doang, tapi lumayan lah bikin mata sedikit seger.

Ini pertama kalinya gue jalan bareng yuni, gue sama yuni pun masih terlihat canggung. Gue bingung mau ngobrolin apaan, ga mungkin kan yuni gue ajak ngebahas soal bule yang berbikini.

“yun, disini menu yang enak apa?” gue mencoba membuka obrolan

“gue juga ga tau, belum pernah kesini soalnya” yuni tertawa pelan

“lah terus ngapain tadi ngajak kesini?”

“abis tadi bingung mau ngajak kemana” katanya “ga mungkinkan keponakannya bos gue ajak nongkrong di emperan”

“yaelah gue itu sama kaya lo, sama sama karyawan. Lagian buat gue ga penting nongkrong dimana, yang terpenting itu sama siapa” gue menggoda yuni

Yuni tertawa pelan

Karena yuni ga memberikan opsi, yaudah gue pesen apa aja yang menurut gue enak. Gue dan yuni melanjutkan obrolan, gue banyak bertanya soal dirinya, begitupun sebaliknya. Tapi bukan yang bersifat privasi. Masih terlalu cepat juga memberitau hal hal seperti itu. Gue baru tau ternyata yuni ini dua tahun lebih tua dari gue, tapi dia tetap memanggil gue dengan kata bli untuk menghormati gue sebagai keponakannya om bima. Bukan hanya yuni, seluruh karyawan yang rata rata lebih tua dari gue pada memanggil dengan sebutan bli. Gue si ga terlalu ambil pusing mereka mau manggil gue dengan apa. Mau manggil gue dengan nama, bli atau apalah, bodo amat gue ga pernah ngambil pusing soal nama panggilan.

“bli, banyak banget” kata yuni saat menu yang gue pesan datang

“abis bingung yun, tadi ga bantu pilih sih”

“disini makannya mahal loh, bli” jawabnya dengan berbisik

“yah abis gimana dong, udah jadi semua pesanannya. Ga mungkin kan dicancel” saut gue “udah makan aja, yang penting kenyang hahaha”

Asik juga makan disini, suasananya asik banget diiringi dengan live music. Sesekali gue ikut menyanyikan pelan lagu yang sedang dimainkan. Meskipun mata gue terus melirik kanan kiri hahaha.
Gue bingung dengan bule bule itu, apa mereka ga pada takut masuk angin ya?

“Abis ini kemana lagi yun?”

“udah malam, bli” jawabnya “nanti dicari ibu”

“oh... oke..oke, yuk pulang sekarang aja” kata gue “jadi ga enak gue nih kl lo sampe kena marah”

“engga kok, bli. Tenang aja” jawabnya, lalu tersenyum

Gue langsung menuju cashier, dan yes... mahal banget, kampret. Ini si cukup buat gue makan dua minggu.

Setibanya gue di rumah, gue tetap ga bisa langsung memejamkan mata. Selelah apapun tubuh gue, mata gue tetap ga mau terpejam. Anne...anne....anne..... faakkkkk !! anak ini lama lama bikin gue gila. Gue teringat beberapa bar yang tadi gue lewati saat menuju ke rumah. Ya gue harus kesana. Setidaknya dengan beberapa botol yang gue minum, gue pasti bisa melewati malam dengan mudah.

-Lebih Dari Sekedar No Absen-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang