Part 115

1.1K 43 0
                                    

di pengbujung tahun 2008, euphoria pergantian tahun begitu terasa. beberapa stasiun televisi juga tengah mengiklankan beberapa titik yang menjadi tempat berlangsungnya acara. beberapa hari yang lalu anne baru saja merayakan hari lahirnya. namun sayangnya gue lupa sama hari itu dan membuat anne marah sampai hari ini.

sudah sekitar dua minggu kita ga tegur sapa. gue mencoba untuk terus membujuknya. namun anne tetap enggan memaafkan gue. ada hal yang kadang membuat gue bingung. dalam beberapa kasus, kita sebagai laki laki selalu dituntut bersikap layaknya 'dukun' yang mampu membaca semua pikirannya. memahami apa keinginan wanita adalah salah satu hal tersulit yang ada di dunia.

sama seperti saat ini, anne masih marah sama gue. tapi dia masih sering main ke kamar gue. duduk bersandar ke tembok di atas kasur gue. kadang dengan posisi seperti itu dia membaca majalah sambil mendengarkan lagu atau menulis dibukunya. setelah lelah dengan aktifitasnya, dia pasti merebahkan dirinya di atas kasur gue. kita satu ruangan. sunyi, tanpa ada satupun diantara kita yang saling sapa. kl udah begini, gue cuekin dia tambah marah. gue tegur dia malah nyuekin gue. maunya apa coba?

"anne...." gue mencoba kesekian kalinya untuk berbaikan dengannya

"......" tak ada jawaban darinya

"annneeeeee" kini gue mengguncang pelan lengannya

"......" masih tak ada jawaban

"aaaaannnnnneeeeeee !!" suara gue sedikit meninggi

anne menutup bukunya. lalu memukulkannya dengan cukup keras ke kepala gue. mungkin maksudnya 'berisik'

tadi gue sempat membeli coklat. gue mengambil coklat yang gue simpan di lemari. lalu memamerkannya ke anne. gue buka bungkus coklatnya. gue nikmati secara perlahan dengan raut wajah yang gue buat buat. gue melirik ke anne, dia beberapa kali menelan ludah. gue yakin anne ngiler. cewek mana sih yang ga doyan coklat.

"gue punya dua coklat. tadinya mau gue kasih satu ke elo. berhubung daritadi gue mau menawarkan lo diam aja, yaudah gue abisin aja dua duannya" gue mengambil coklat yang satunya dari dalam lemari. belum sempat gue buka bungkusnya, anne langsung merebutnya.

gue tertawa lebar melihatnya

"marah marah mulu, cepet tua loh"

"berisik lo" anne membuka bungkus coklatnya. lalu menggigit coklatnya dengan kasar. kok berasa ngilu ya ngeliatnya.

"sorry deh, gue bener bener lupa, ne"

"lupa? setiap tahun lo selalu bilang lupa?"

"tapi kan gue tetep kasih ucapan selamat"

"itu setelah gue marah, dan itu udah B-A-S-I !!" anne kembali menggigit coklat yang dia pegang dengan kasar. serius bikin ngilu ngeliatnya

"gak basi kok, kan gue ngucapinnya di hari itu juga

coklat yang anne pegang sudah habis. anne meremas remas bungkusnya. lalu melemparnya ke arah gue

"minggir lo, gue mau rebahan" anne mendorong tubuh gue menjauh dari kasur
hebatnya ini anak. itu kasur gue woi !!

gue mendengus pelan. lalu berjalan ke depan lemari. gue mau mengepack beberapa perlengkapan yang akan gue bawa ke jakarta. seperti rutinitas setiap tahunnya. satu hari sebelum malam tahun baru, gue dan anne selalu pulang ke jakarta.

"ngapain lo?" sebuah pertanyaan aneh. jelas jelas dia ngeliat apa yang lagi gue lakuin

"ngerakit bom" jawab gue singkat.

"buat apaan?"

gue menengok sejenak ke arahnya. gue mendengus pelan. lalu melanjutkan merapihkan barang bawaan.

"buat ledakin pala lo" kata gue. lalu tertawa lebar

anne bangun dari tidurnya. lalu duduk di tepian tempat tidur. menarik rambut gue dari belakang

"nte, kl tahun baruan disini aja, mau ga lo?"

"tumben, biasanya lo yang ngebet ngajak pulang"

"yaaaaaa pengen ngerasain aja euphoria disini kaya gimana"

"tapi gue udah janji mau balik, gimana dong"

"janji sama siapa?"

"ada deh"

gue memasukan barang terakhirnya ke dalam tas. menutup rapat resletingnya.

"oke, selesai" gue menaruh tas di atas meja
gue duduk disebelahnya. gue perhatikan wajahnya. dari raut wajahnya seperti dia sedang memikirkan sesuatu

"lo mikirin apa ne?"

anne menggeleng
"ga ada kok"

"ga usah bohong sama gue. mikirin apa?"

"ga mikirin apa apa kok" jawabnya, lalu tersenyum

"lo udah packing?"

anne menggeleng

"packing dulu gih. kita naik bis sore aja biar sampai di jakarta ga terlalu malam"

anne mengangguk, kemudian kembali tersenyum. duhhh manis banget senyumnya..

anne beranjak meninggalkan kamar gue. anne kl packing lumayan lama, jadi gue bisa bersantai terlebih dulu tanpa harus terburu buru untuk mandi. gue duduk di tepian kasur dengan menyenderkan punggung ke tembok kamar dan mulai menyalakan sebatang rokok. rasanya gue sabar buat bertemu lagi dengannya..............

-Lebih Dari Sekedar No Absen-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang