Day 1 [Revisi]

22.3K 1.4K 146
                                    

A/N: [SEDANG DI REMAKE]


 Kalender yang ada di dalam ponsel Maulana menunjukkan jika hari ini merupakan tanggal 25 April 2016. Merupakan hari senin yang berarti pula hari pertama untuk kembali bekerja. Maulana merasa jika ini adalah hari yang normal seperti pada biasanya tanpa mengecek jika sebenarnya ada berita panas yang sedang tersebar sangat cepat di berbagai media kali ini. Data seluler telah ia matikan sejak semalam dan ia tidak terlalu memiliki banyak waktu untuk melakukan banyak hal karena sebentar lagi adalah jam kerja.

 Menikmati secangkir kopi sambil berjalan menuju ke arah ruang gym pribadi miliknya, ia sengaja membangun ruangan khusus tersebut untuk menjaga kondisi fisiknya yang tidak selalu dapat berolahraga di ruangan terbuka pada setiap saat. Membuka kaus hitam polos yang ia miliki, memperlihatkan tubuh yang kekar berisi otot-otot kencang yang sering dilatih, Maulana memilih menggunakan alat angkat beban sebagai metode pelatihan lengan dan daya tahan tubuh sebagai menu latihan hari ini.


***


"Persiapan lengkap." ucapnya pada diri sendiri sembari memeriksa dibalik jas hitam yang sedang ia kenakan kali ini terdapat sebuah pistol berukuran kecil yang memiliki warna hitam telah ia selipkan secara sengaja. Sementara untuk di bagian sepatu yang sedang ia gunakan, Maulana telah menyelinapkan sesuatu yang bersifat khusus di dalamnya.


 Setelah mengambil ponsel miliknya dari atas meja, Maulana segera berjalan menuju mobilnya yang berada di depan. Meskipun dilihat dari kejauhan, tubuhnya dapat dikategorikan jangkung karena ia memiliki tinggi sekitar 187 cm, cukup tinggi daripada orang-orang pada umumnya.


"Telah dilaporkan bah-" tangkas Maulana menggantinya menjadi saluran musik yang ada di dalam flashdisk karena menganggap berita di radio barusan merupakan berita harian seperti biasanya karena mengingat frekuensi radio tersebut sering memberikan informasi lalu lintas kota setiap hari.


(Suara musik terdengar)


 Sembari menunggu gerbang terbuka secara otomatis, Maulana mencoba memeriksa bagasi yang ada di sampingnya, selain terlihat beberapa barang pribadi miliknya, di dalamnya terdapat pistol glock 25 yang telah dipasangi oleh peredam dan sebuah kotak peluru yang berada di tempat penyimpanan yang sama.


"Pelurunya masih penuh, aku harap aku tidak akan pernah menggunakannya."kembali mengembalikan benda tersebut pada tempat yang sebelumnya, lalu menarik gigi serta menginjak pedal kopling hingga mobil benar-benar bergerak meskipun kecepatannya termasuk pelan.


 Beberapa saat setelah mobilnya keluar dari rumah, pintu gerbangnya kembali tertutup secara otomatis ketika Maulana memencet sebuah tombol khusus. Rumahnya memang terlalu besar untuk ditinggali oleh dirinya seorang, namun Maulana bukanlah seorang lajang, ia masih memiliki seorang istri dan putri yang hidup di pulau seberang, menunggu dirinya untuk pulang dan memang dia berada disitu karena urusan pekerjaan.

 Untuk letak rumahnya sendiri, Maulana membangun sebuah rumah yang berada di tengah-tengah hutan diantara kota Surabaya dan Sidoarjo. Membuatnya tidak memiliki seorang tetangga namun ia memiliki alasan tersendiri mengapa ingin membangun rumah tersebut. Selama dua puluh menit perjalanan yang telah ia lakukan, pemandangan lingkungan di sekitar juga tidak terlalu sepi karena selain ia dapat melihat berbagai macam tanaman, dan jenis kendaraan, juga masih melewati jalanan pada saat yang sama.

Hope : Survive [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang