Disini saya akan menyebut makhluk yang dihadapi Maulana di part sebelumnya sebagai Runner agar mudah dihafalkan.
A/N : Jangan lupa vote dan coment :)
Kedatangan Wilda serta membawa bantuan ke dalam juga masih belum bisa membalikkan keadaan, justru pasukannya malah kewalahan menghadapi para Runner yang terus bermunculan ditambah lagi dengan kehadiran para Hunter.Korban yang jatuh semakin banyak dari kedua belah pihak, karena pertarungan berjalan dengan sengit. Aku yang melihat itu tentu saja tidak tinggal diam saja, sekarang aku kembali ke mobil untuk mencari sebuah tas yang isinya penuh dengan Bom C4. Bom ini kupakai hanya untuk berjaga-jaga jika sesuatu terjadi, dan mungkin inilah saatnya.
Ketika aku kembali, keadaan ruangan di dalam yang tadinya gelap dan sudah disenteri oleh milik kami, menjadi terang karena lampu menyala. Dan terlihat darah sudah berceceran dimana-mana, tetapi dari pihak kami masih melanjutkan perlawanan kepada makhluk-makhluk itu.
Tiba-tiba muncul suara dari speaker yang ada di sekitar kami...
"Cuma ini yang bisa kulakukan, untungnya mesin-mesinnya tidak terlalu rusak parah. Uhukkkk"ucap suara yang kukenali, ini adalah Tus.
"Kalian jangan kemari, tempat ini sudah terinfeksi. Yang terpenting listrik tempat ini sudah menyala, uhukkk uhuk uhukk" batuk Tus yang ini terdengar terlalu parah.
"Aku harus pergi"ucap Tus lalu langsung mematikan microphonennya.
"Kalian dengar itu? kita harus keluar dari sini"teriakku yang tidak jadi akan membom tempat ini. Jika kulakukan, perjuangan Tus dan yang lain akan sia-sia.
"Mundur" teriak Wilda sambil menembaki Hunter yang datang.
Setelah itu, kami mundur sambil tetap melakukan perlawanan terhadap mereka yang ada disitu. Dan hingga akhirnya kami berhasil hingga sampai di luar. Mereka tidak bisa mengejar kami setelah itu karena sisa pasukan kami yang berada diluar sudah menyalakan radio dengan volume penuh di setiap mobil yang kami bawa.
Bagi Hunter, jika mendengar itu maka kepalanya akan langsung meledak. Tetapi bagi Runner tidak. Mereka hanya diam saja ketika mendengar itu dan langsung kembali kedalam gedung PLN lagi.
Ada yang salah dengan otak makhluk itu.
*POV End*
#Di waktu yang sama dan tempat yang berbeda.
"Putra POV*
Aku kebagian menjadi anggota tim satu dan dipecah lagi menjadi empat regu karena stasiun radio besar di kota ini ada empat. Setiap regu diisi 250 orang, dan aku masuk di regu 4.
Setelah listrik menyala, reguku langsung menjalankan tugasnya. Sebelumnya tempat ini sudah kami bersihkan dahulu dari zombi dan tinggal menunggu listrik menyala.
Sementara para teknisi sibuk dengan pekerjaannya, aku mencoba menyisir tempat ini karena bisa saja aku melewatkan sesuatu. Aku terus mencari hingga aku melihat sebuah tas ransel yang dilemparkan sembarangan di pojok ruangan di dekat sebuah pot.
Karena penasaran aku mencoba mendekati tas itu dan mengecek apa yang ada didalamnya. Sungguh beruntung, aku menemukan beberapa makanan kaleng dan 2 buah pistol lengkap dengan peluru terisi beserta 3 kotak isi peluru.
Setelah puas melihat isi di dalam tas, aku membawa tasnya di punggungku lalu kembali mencari-cari lagi, hingga menemukan sebuah pintu besi yang sengaja di rantai di sela gagang pintunya. Tertulis diatasnya sebagai gudang.
Aku mencoba mengintip melalui sela-sela pintunya, tetapi disana terlalu gelap dan membuatku tidak terlalu jelas melihatnya. Aku masih bisa mendengar suara beberapa zombi dari balik pintu ini, jadi aku memutuskan untuk menjauh dari pintu itu.
****
Membutuhkan waktu empat jam agar pekerjaan kami disini akhirnya selesai. Dan tentu saja frekuensinya sudah berhasil menyebar di kota ini.
Dan sepertinya regu-regu lain juga sudah menyelesaikan misinya, itu sudah terlihat dari semakin kuatnya frekuensi kepada para zombi yang mulai bertumbangan satu persatu.
Jadi sebelum reguku memutuskan untuk berkumpul kembali dengan semua regu, kami memastikan agar-agar pekerjaan kami sudah benar atau belum sebelum meninggakan tempat ini. Dan setelah selesai memeriksa, baru kami akhirnya bisa kembali bersama regu-regu yang lain.
#45 menit kemudian...
Kami sudah sampai di titik pertemuan, dan terlihat sepertinya anggota dari tim lain juga berkurang drastis karena tempat ini tidak seramai pertemuan pertama. Yang pertama kucari ketika sampai disini tentu saja Angelina, karena dia masuk di tim 1.
"Dimana Angel?" tanyaku kepada Nola ketika kami berpapasan.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope : Survive [END]
Science FictionHalo. Namaku Maulana, salah satu seorang survivor yang masih tersisa. Milyaran nyawa telah tewas ketika kebanyakan orang tidak mempercayai wabah zombie sudah terjadi dan fakta membuktikan hal yang sebaliknya. Ini adalah kisah kami di tengah apocalpy...