Deadly Gas

2.5K 196 4
                                    

[SEDANG DI REMAKE]


 Maulana dan Gina mendengar suara banyak baling-baling helikopter yang sedang berdengung di seluruh langit kota. Berasal dari berbagai pihak baik media berita, militer, maupun korporasi swasta akibat kekacauan kali ini, pandangan fokus Maulana langsung tertuju pada beberapa helikopter yang memiliki pergerakan terlalu mencurigakan karena terlihat sedang menyemprotkan suatu kandungan bahan kimia tertentu layaknya pestisida.


"Racun kah?" mencurigai apa yang sedang ia lihat karena terdapat salah satu helikopter yang menyemprot dengan jarak cukup dekat dengan posisi mereka berdua kali ini. 


 Menutup semua lubang saluran udara yang berasal dari dalam mobil untuk mengantisipasi. Maulana langsung mengambil persediaan dua buah masker khusus berwarna hitam standar operasi militer black ops bioweapon.


"Apa yang sedang kita tunggu? situasi semakin kacau diluar sana!" melihat Maulana tidak segera menancap gas meskipun beberapa zombie mulai tertarik mendekat menuju ke arah mobil dan menempel.

"Cepat pakai ini!" memasang terlebih dahulu masker miliknya, ia langsung menginjak gas untuk beranjak dari tempat itu sembari mengamati situasi.


 Berusaha mempersiapkan berbagai kemungkinan, Maulana sengaja tidak menyetir terlalu cepat karena ia ingin melihat apakah efek yang akan terjadi apabila bahan kimia tersebut terkena manusia maupun zombie. Salah satu efek yang paling cepat terlihat adalah mata para zombie mengeluarkan darah hitam secara pekat dan menjadi lebih brutal daripada tindakan mereka yang sebelumnya.

 Gina yang melihat pemandangan diluar menjadi semakin menakutkan karena semuanya begitu brutal diluar sana meskipun ia memiliki pistol sebagai alat pertahanan diri. Ia baru memahami mengapa Maulana secara terburu-buru menutup semua saluran udara beberapa menit yang lalu.


"Sial, semuanya sudah dimulai!" mulai memahami apa yang sedang terjadi setelah berhasil mengumpulkan ringkasan informasi secara singkat, ia sangat menyadari jika apa yang sedang terjadi tidaklah natural.


 Menaikkan kecepatan miliknya, Maulana melihat sebuah pesawat komersial yang bergerak secara terkendali tepat berada di belakang mereka akan segera menabrak permukaan. Melihat suatu perempatan hanya tinggal berjarak 30 meter, ia segera meningkatkan kecepatan hingga batas maksimum karena jarak diantara mereka hanya terpaut beberapa detik sebelum benar-benar menabrak.

 Langsung menabrak semua zombie yang berada di hadapannya tanpa ragu, Maulana menarik tuas dan memindahkan gigi dengan cepat sebelum ia banting setir ke arah kiri dengan kecepatan tinggi tepat ketika kepala pesawat mendarat terlebih dahulu menuju permukaan hingga menimbulkan ledakan yang begitu besar di tengah-tengah gedung tinggi sebelum pada akhirnya terpental menuju berbagai arah.


"Sepertinya sekarang waktunya." menekan tombol kecil rahasia yang berada di bagian setir yang sedang ia genggam, kedua belah sisi mobil mereka langsung mengeluarkan dua kaliber automatic weapon karena terlalu banyak zombie untuk ditembus di hadapan mereka yang sepertinya berasal dari acara lari marathon yang batal.


 Bau bubuk mesiu yang langsung disambut dengan perputaran mesin selama beberapa detik berpacu dengan kecepatan yang ia miliki menghancurkan seluruh daging yang berada di hadapan mereka dengan brutal karena tujuan utama miliknya adalah menyingkirkan gangguan di jalan dilengkapi dengan bumbu pelengkap yaitu peluru pelontar yang eksplosif.


(Suara ledakan)


"Tetap pertahankan sabuknya, jangan sampai lepas!" perintah Maulana yang langsung mengambil banting setir ke arah kanan.


 Mengaktifkan mode kemudi otomatis untuk sementara waktu, Maulana segera mengambil laptop pribadi miliknya untuk meretas satelit milik militer karena ia memerlukan informasi secara realtime terkait dengan rute yang dapat mereka ambil kali ini.


Hope : Survive [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang