[SEDANG DI REMAKE]
Sekarang mereka bertiga telah berhasil sampai menuju Pelabuhan Tanjung Perak yang merupakan tempat dimana Maulana bekerja. Karena kekacauan yang terjadi secara tiba-tiba membuat tempat tersebut terlihat belum disentuh sehingga jumlah makhluk yang berkeliaran serta dampak kerusakan tidak terlalu banyak.
"Ram, ikut aku turun. Kita akan segera mengambil bahan bakar yang ada di dalam gudang." Memarkirkan mobil di dekat sebuah gudang yang sang besar dengan keadaan mobil tetap menyala. Pengetahuan mengenai struktur wilayah dari tempat itu membuat dirinya dapat menuju tempat tujuan lebih cepat tanpa harus menyisir semua lokasi untuk menemukan.
"Pastikan pistol yang telah kau beri tidak lagi berada pada mode pengaman dan pasang peredamnya baik-baik."
"Iya." melakukannya sesuai perintah Maulana.
"Aku gimana?"
"Kamu tetap di dalam mobil, kalau ada apa-apa kita bisa langsung segera pergi dari tempat ini." seseorang harus tetap berada di dalam mobil untuk berjaga dan tugas itu ia serahkan kepada Gina.
"Kalau tidak terlalu mendesak, jangan tembak mereka. Kita harus menghemat persediaan peluru.
"Oke, aku usahakan."
Mengikuti Maulana turun, kali ini mereka berdua menggunakan pistol yang sama yaitu Glock 20 hitam yang telah dilengkapi peredam karena Maulana tidak ingin memancing perhatian lebih banyak zombie untuk hal yang tidak diperlukan. Serta beberapa magazin untuk menampung butir-butir amunisi cadangan.
"Aku ingatkan terlebih dahulu. Apa yang akan kita temui setelah ini adalah nyata. Pastikan menembak kepala mereka atau mereka tidak akan pernah mati." menarik ujung pistol miliknya untuk mengecek jika benda tersebut tidak macet sewaktu digunakan.
"Ini serius, perkara hidup dan mati tidak boleh dianggap remeh." menatap sorot mata Ram untuk memastikan apakah ia sanggup melakukan ini atau tidak.
Maulana tidak menghiraukan sekitar beberapa zombie yang posisinya tidak terlalu jauh dengan mereka. Pergerakan mereka lambat dan posisi matahari yang semakin menaik pada setiap menitnya membuat semua yang berada di sekitarnya dapat terlihat dengan jelas.
"Aku siap." ujar Ram yang telah meneguhkan tekadnya.
"Oke, dalam hitungan ketiga."
"1."
"2."
"3" langsung membuka gagang pintu yang berada di hadapannya ke dalam dengan sebuah tangan lain yang telah mengarah menuju ke depan untuk mengatisipasi apapun yang akan muncul setelah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope : Survive [END]
Science FictionHalo. Namaku Maulana, salah satu seorang survivor yang masih tersisa. Milyaran nyawa telah tewas ketika kebanyakan orang tidak mempercayai wabah zombie sudah terjadi dan fakta membuktikan hal yang sebaliknya. Ini adalah kisah kami di tengah apocalpy...