[SEDANG DI REMAKE]
"Jam milikku sudah menunjukkan pukul 17:00."
Tadinya Putra berniat untuk langsung menuju ke kota, namun setelah mengetahui jika di kota keadaannya sangat kacau ditambah lagi dengan perbedaan antara jumlah manusia dan zombi yang berbanding terbalik.
Ia akhirnya memutuskan untuk pergi menuju keluar kota menggunakan mobil milik keluarga Kiki yang jauh lebih aman daripada menggunakan motor seperti yang sebelumnya. Mereka berdua juga sempat menjarah beberapa kardus makanan di sebuah minimarket ketika melewatinya.
"Sekarang tujuan kami adalah menuju Pelabuhan Tanjung Perak." bukanlah tanpa sebuah alasan kenapa Putra memilih tempat tersebut tanpa tujuan. Putra sempat mendengar diantara saluran radio bahwa Presiden telah menjadwalkan pemboman secara besar-besaran di seluruh Indonesia sebelum tewas.
"Dan juga, sahabatku ada disana. Dialah yang memberiku informasi jika Pelabuhan Tanjung Perak sekarang mendadak menjadi benteng yang sulit ditembus. Aku harap dia benar karena kami sedang melakukan perjalanan menuju kesana"
Sempat melihat kiki yang sudah tertidur karena kelelahan sementara dirinya masih sibuk menyetir meskipun sebenarnya ia baru beberapa kali belajar untuk mengemudi. Selama ia mengetahui bagaimana cara mengemudi dan mengoperasikan benda tersebut, tidak perlu khawatir mengenai terjadinya penilangan karena sim sudah tidak butuhkan ketika dunia menjadi sekacau ini.
"15 menit lagi sebelum hari menjadi gelap secara total, apa aku bisa melewati malam ini dengan selamat?"
Memikirkan berbagai kemungkinan, antara ingin melanjutkan perjalanan atau mencari tempat aman karena sangat berbahaya ketika mengemudi ketika semuanya telah menjadi sangat gelap serta kehadiran para zombie yang bisa datang dari segala arah.
"Hmm."
Setelah agak lama berpikir sembari menyetir, Putra memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan karena sekarang musuh mereka berdua selain para zombi adalah waktu.
"Semoga saja kami masih sempat." semakin menaikkan kecepatan mobil hingga membuat jarum spedometer ikut meningkat, memerlukan sekitar 1 jam lagi untuk sampai menuju pelabuhan yang dimaksud.
*Ram POV*
Benteng kami sudah jadi sejak pukul 16:00 dan sebelum benteng kami jadi, kami sudah menyiarkan pesan melalui media manapun termasuk radio, bahwa tempat ini terbuka bagi siapapun yang ingin selamat.
Hasilnya?
Kami sudah kedatangan 50 orang, sejak 3 jam pesan kami disiarkan. Dan mungkin akan bertambah. Dan tentu saja, kami juga menyeleksi yang masuk kesini. Karena jika ada 1 saja yang tergigit masuk ke dalam, keselamatan kami semua akan terancam.
Dibalik tembok kargo besi ini, bukan hanya sekedar lahan yang kosong melompong. Tapi ada juga kargo yang dikhususkan sebagai tempat tinggal.
"Maulana."
"Dia itu, hanya 1 hari saja sudah bisa seperti ini. Benar-benar orang yang berbahaya..."
Matahari sudah terbenam dan bulan telah menggantikan peran sang surya. Inilah bagian terberatnya. Karena malam ini akan lebih gelap, suram, dan berbahaya daripada hari-hari biasanya. Dan tiba-tiba, orang-orang disini langsung teroganisir dengan cepat sekali. Bagi yang laki-laki memegang senapan dan berjaga-jaga di atas kargo. Dan bagi wanita dan anak-anak mengurus bagian makanan.
"Sedangkan aku?"
Aku adalah bagian yang mengurus penerimaan orang yang akan menjadi anggota kami. Karena orang-orang yang menerima pesan kami terus berdatangan, selain aku, juga ada 9 orang lain yang tugasnya sama sepertiku. Ini semua agar prosesnya berjalan cepat.
Maulana bilang jika bomnya akan dijatuhkan malam ini pukul 19:30 sedangkan sekarang sudah pukul 18:45. Tinggal 45 menit lagi sebelum bom dijatuhkan dan Putra belum datang....
*POV END*
"Tinggal 400 meter lagi dan kami akan sampai menuju pelabuhan." selain mobil Putra, ia juga melihat ada beberapa mobil lain yang kemungkinan memiliki tujuan yang sama seperti dirinya, yaitu menuju pelabuhan Tanjung Perak. Namun bukan berarti ia lepas kewaspadaan begitu saja, Putra tetap menjaga jarak untuk mengantisipasi segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi setelah ini sembari tetap menyetir.
5 menit kemudian...
Ketika Putra melihat bentuk pelabuhan dari jarak dekat, dirinya serta semua orang yang baru saja sampai di sana ikut terpukau dengan wujud Tanjung Perak yang sepertinya baru saja dirombak secara habis-habisan menjadi sebuah benteng yang sulit ditembus, seperti yang Ram beritahu kepada dirinya sebelum sampai menuju ke tempat itu. Baik manusia maupun zombie akan sulit untuk menembus secara paksa.
"Aku tidak menyangka jika akhirnya kami berhasil sampai juga..."
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope : Survive [END]
Science FictionHalo. Namaku Maulana, salah satu seorang survivor yang masih tersisa. Milyaran nyawa telah tewas ketika kebanyakan orang tidak mempercayai wabah zombie sudah terjadi dan fakta membuktikan hal yang sebaliknya. Ini adalah kisah kami di tengah apocalpy...