A/N: Jangan lupa vote dan coment :)
Kujelaskan terlebih dahulu. Dalam 2 tim yang diisi 1000 ini, setiap tim memiliki tugas masing-masing
Tim satu akan bertugas untuk langsung memperbaiki mesin-mesin yang rusak di setiap stasiun radio dan itupun sudah dibagi kepemimpinannya menjadi beberapa regu. Jadi ketika listrik menyala, mereka sudah siap untuk menyalakannya.
Tim dua akan bertugas untuk menyalakan listrik. Disinilah kunci keberhasilan misi, karena tim dua harus menunggu tim satu untuk menyelesaikan misinya.
****
15 menit lagi, kami akan sampai di kantor pusat PLN kota Sidoarjo. Anggota tim ini yang tersisa sekarang sekitar 840. Melawan para monster itu sudah menimbulkan banyak korban jiwa. Jadi kami harus mulai hati-hati sekarang.
Mobil yang kutumpangi sudah berhenti, pertanda bahwa kami sudah sampai.
"Kita sampai"ucap supirku.
"Baiklah, ayo kita turun"ucapku.
Setelah turun, kami langsung menggebrak masuk PLN karena kami sudah menyusun strategi sejak awal. Aku tidak ikut di garis depan karena aku datang sedikit terlambat, jadi aku ikut di pasukan bagian agak belakang.
Ketika kami melakukan penyerangan, tiba-tiba tidak terdengar suara apapun di garis depan. Situasi ini terlalu hening, dan aneh karena setidaknya pasti ada suara hentakan kaki bagi mereka yang ada di garis depan.
"Hei bukankah ini aneh?" tanyaku kepada anak buahku yang berada di sampingku.
"Iya bos, suasananya tiba-tiba berbeda"ucapnya.
"Arrrgghhh"
"Seseorang tolong aku"ucap seseorang yang akan bertemu dengan ajalnya.
Setelah itu, berbagai teriakkan dan peluru mulai memenuhi seluruh ruangan yang ada di depan kami. Entah apa yang membuat mereka berteriak seperti itu, yang jelas sepertinya ada sesuatu disana....
"Jangan pergi kesana, tempat itu terinfeksi"ucap seseorang prajurit yang tiba-tiba muncul di depan kami dengan terpincang-pincang jalannya.
Kondisinya sangat memperihatinkan karena seluruh tubuhnya mulai memperlihatkan urat-urat dengan sangat jelas. Dan cara dia berjalan dan bernafas sudah mulai kesusahan.
"Hei, kau tidak apa-apa?"ucap seorang prajurit yang mulai mendekati orang itu.
"A a "
Belum selesai dia menjawab, matanya sudah berganti warna menjadi hitam pekat. Dan langsung berubah menjadi hunter, dan dia dengan beringasnya langsung menerkam prajurit yang tadi akan mendekatinya.
"Jangan bengong saja, tembak!!"perintahku kepada para anggotaku yang dengan bodohnya hanya diam saja ketika melihat temannya sedang dicabik-cabik.
Dan setelah itu mereka mulai mengangkat senjata mereka dan mengarahkannya kepada makhluk itu.
Dor
Dor
2 tembakan tepat mengenai 2 tubuh termasuk yang sedang dicabik-cabik, karena dia bisa saja bangkit kembali.
"Kau, cepat beritahu mereka yang di depan untuk membantu kita!!"perintahku kepada si A sambil menembaki beberapa hunter yang mulai menampakkan diri dan mulai mendekati kami.
"Si siap bos"ucap si A dengan sedikit gugup, lalu dia langsung pergi.
Aku mengenali wajah-wajah yang kami sedang tembaki. Itu tidak lain adalah anggota kami yang sedang mengikuti misi ini. Perkiraanku, yang tadi ada di garis depan ada sekitar 350 orang(sudah termasuk teknisi), sedangkan yang lainnya berjaga-jaga di depan dan sisanya cadangan. Aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi dengan mereka saat ini.
"Tembak, jangan ragu!!"ucapku sambil menembaki beberapa hunter diantara puluhan yang mulai berlari ke arah kami.
"Bos, kita kalah jumlah"ucap si B, karena jumlah kami saat ini sekitar 50 orang.
"Bersabarlah, kita tahan mereka sambil menunggu bantuan dari yang di depan"ucapku sambil menembaki hunter yang terus bermunculan.
"Baiklah, aku akan berusaha semampuku"ucap si B.
"Memang harusnya begitu"balasku.
Diantara para hunter itu, aku melihat sebuah makhluk yang berbeda dari yang lainnya. Makhluk itu mirip dengan yang kutemui dibawah laboratorium dekat hutan waktu itu. Pergerakannya lebih cepat dari hunter yang biasanya.
Aku langsung mengambil inisiatif untuk menembakinya terlebih dahulu, karena yang lain sedang sibuk menembaki hunter yang terus bermunculan.
Sudah puluhan peluru aku keluarkan, tapi dia terlalu lincah untuk menghindarinya. Sedangkan jarak kami tinggal 2 meter.
Aku ingin mengganti slott peluruku tapi tidak akan sempat karena jarak diantara kami sudah terlalu dekat. Jarak kami tinggal 60 centimenter dan dia terlihat akan melompat untuk menerjangku.
"Mungkingkah ini akhir hidupku?" pikirku.
Ketika moment itu terjadi, aku sudah pasrah dan menutup mataku. Pertanda sudah siap dengan segala yang akan terjadi.
Beberapa detik sebelum dia berhasil menerjangku, terdengar letusan suara sniper dari arah belakang kami. Dan ketika aku membuka mataku, makhluk itu sudah terpental 2 meter di depanku dengan kepala yang bolong akibat sebuah peluru.
Ketika aku melihat ke belakang, ternyata itu adalah Wilda yang memegang sebuah sniper dan dia juga membawa bantuan di belakangnya.
"Mundur!!!" teriakku sambil menembaki beberapa hunter yang akan mendekatiku setelah berhasil mengganti isi slot peluruku.
Kami semua yang sejak tadi bertahan dari sini langsung mundur setelah itu dan situasi diambil alih oleh Wilda beserta bantuannya.
"Terima kasih untuk yang tadi" ucapku kepada Wilda ketika kami berpapasan.
"Sama-sama, untunglah aku sempat melihatmu tadi"ucap Wilda.
"Berjuanglah"ucapku menyemangatinya.
"Tentu"ucapnya.
Ketika aku melihat ke belakang, makhluk yang tadi akan membunuhku mulai bermunculan lagi, jumlahnya belasan dan sepertinya akan terus bertambah. Sedangkan Wilda dengan berani terus maju ke depan beserta prajurit-prajurit lain.
"Mungkinkah mereka bisa selamat?"
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope : Survive [END]
Science-FictionHalo. Namaku Maulana, salah satu seorang survivor yang masih tersisa. Milyaran nyawa telah tewas ketika kebanyakan orang tidak mempercayai wabah zombie sudah terjadi dan fakta membuktikan hal yang sebaliknya. Ini adalah kisah kami di tengah apocalpy...