Warjito Kurniawan's Diary (Revisi)

3.7K 354 4
                                    

A/N: Jangan lupa vote dan komentar :)  

  


Kami bergerak menuju pintu keluar sesuai dengan peta yang kufoto tadi.


"Ada beberapa ruangan lagi yang harus kita lewati sebelum kita bisa keluar dari sini, jadi cepatlah" ucapku sambil melihat hpku.

"Iyaiya" balas Li  sedikit kesal sambil menembak beberapa zombi yang mendekat.

"Berapa meter lagi?" tanya David.

"Sekitar 400 meter lagi" jawabku.


Kami terus berjalan, hingga akhirnya berada di depan pintu keluar.


"Ini pintunya?" ucap David.

"Sepertinya iya, jangan dibuka dulu" balasku.

"Kenapa?" jawab David

"Persiapkan senjata kita dulu, dan isi semua peluru sekarang" intruksiku.


Aku juga mengisi peluru di pistolku


"Dalam hitungan 3, tembak zombi yang muncul"  ucapku bersiap untuk membuka pintu.


1


2


"3 sekarang" ucapku sambil membuka pintu.


 Dan ada sekitar 15 zombi yang berada di dekat pintu dari sisi luar, dan langsung kami hujani dengan beberapa tembakan yang mengenai mereka.


"Kita langsung pergi ke mobil, hanya tembak yang mendekati kita saja" perintahku sambil menembak salah satunya.

"Baiklah/ok/ya"balas mereka.

 Setelah itu kami berlari sambil menembaki zombi yang mulai mendekati kami dan akhirnya setelah sekitar 10 menit kami sampai dan langsung masuk ke dalam mobil.


"Cepat pergi dari sini"  ucapku kepada Li yang menyetir mobil.

"Kemana?" balas Li bingung.

"Pokoknya menjauh dari tempat ini" ucapku.

"Baiklah"ucap Li.

   

Di perjalanan aku teringat dengan Diary yang kutemukan di Loker,karena penasaran jadi aku membuka Diary itu.


#7 Februari 2015


Sudah setahun aku menganggur tidak memiliki pekerjaan, hingga akhirnya aku diajak temanku untuk menjadi karyawan di pabrik.

  Setidaknya sekarang aku sudah memiliki pekerjaan.

 
#18 Maret 2015.

  

Tidak terasa, sudah sebulan lebih aku bekerja di pabrik.

Mengenai pekerjaan, tempatku bekerja memiliki banyak kejanggalan.

  Peraturan disini sangat ketat dan akses keluar masuk kami sangat dibatasi.

  Ditambah lagi, aku sering mencium bau busuk di tempat ini. Meskipun aku bekerja di bagian pengemasan, tapi tetap saja bau busuk ini sering tercium.

#13 Mei 2015.


  Aku tidak tahan lagi, setiap hari aku mencium bau busuk tapi aku tidak bisa menemukan sumber baunya, hingga akhirnya aku menemukan fakta yang mengejutkan!

  Ada banyak mayat di gudang pabrik ini, entah untuk apa aku tidak tau. Aku ingin melaporkan ini, tetapi rasanya aku tidak mampu karena ini janggal sekali.

  Seharusnya, ada orang yang lain yang sudah melihat ini, tetapi sampai sekarang kenapa tidak ada yang bilang jika ada mayat di tempat ini.

#29 April 2015.


  Hari ini aku akan mengajukan surat pengunduran diri.

  Berbulan-bulan aku menahan masalah itu, dan sekarang aku sudah tidak tahan.

  Diary ini akan sengaja kutinggalkan, bagi yang menemukan, kuharap segera melaporkan masalah ini segera.

P/S: Mungkin Jakarta bisa membantu.


  Setelah membaca itu,aku meremas buku itu dengan kuat.


"Dasar pengecut, seharusnya dia melaporkan hal ini, dan wabah ini tidak akan terjadi" umpatku dalam hati.

"Perhatian bagi semuanya" ucapku lewat HT.

"Kita akan menuju Jakarta, dan ini akan menjadi perjalanan yang panjang" tambahku.

"Jakarta?" tanya David lewat HT.

"Alasannya akan kujelaskan nanti" jawabku.

"Baiklah"ucapnya.

"Ram" panggilku.

"Kenapa?"  balasnya.

"Baca ini dan kau akan mengerti" jawabku sambil memberinya Diary yang sedang kupegang.


****


"Ini gila,  selama ini dia sudah tahu" komentar Ram dengan nada tinggi.

"Dan dia tidak melakukan apa-apa" tambahku melengkapi.

"Jadi ini alasan kita pergi ke Jakarta?"tanya Ram.

"Ya" ucapku.

"Baiklah kalau begitu, sekarang kita harus mencari tempat isitirahat karena 1 jam lagi matahari akan tenggelam"ucap Ram.

"Kau benar" jawabku sambil memandangi langit.


#TBC

Hope : Survive [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang