Li [2] [Revisi]

4.9K 443 3
                                    


[SEDANG DI REMAKE]


"Hah hah hah."


 Situasi yang terlalu kacau membuat Li menjadi kesulitan untuk dapat berpikir secara jernih mengenai apa yang harus ia lakukan kali ini. Kedua orang tuanya telah berubah menjadi seperti mereka yang telah mati. Tidak bisa diragukan lagi karena merupakan sebuah fakta dimana mereka melihat sendiri tepat di depan mata.


"Sial! bagaimana hal ini bisa terjadi kepada mereka?" menjadi target oleh kedua orang yang sangat mengenal mereka.


 Li tidak bisa melakukan apa-apa kepada mereka berdua. Meskipun sedang dikejar dengan penuh nafsu layaknya binatang buas yang telah menemukan mangsa empuk di depan mata, tidak mungkin ia membunuh kedua orang tuanya dengan menggunakan tangannya sendiri, terlalu mengerikan untuk dibayangkan maupun dilakukan. Satu-satunya yang dapat mereka lalukan adalah terus berlari untuk menghindar.


"Kedua bocah itu sedang berada dalam bahaya!" menatap Li yang sedang dikejar dua orang dewasa tanpa memiliki perlindungan sedikit pun termasuk senjata dengan nafas memburu.


 Pada waktu itu, Gion juga sedang berada di tengah-tengah kekacauan dengan menggenggam sebuah pistol di antara salah satu tangan miliknya. Ia tidak perlu berpikir terlalu lama untuk mengambil sebuah tindakan, Gion langsung memfokuskan pikiran serta pandangannya sebelum menarik pelatuk beberapa kali menuju ke arah kepala orang tua Li.


(Suara letusan senjata api)


 Beberapa butir peluru yang melesat dengan kecepatan tinggi melayang diantara udara dengan begitu bebas di tengah-tengah kekacauan yang sedang terjadi. Berhasil menembus kepala demi kepala yang telah ia perkirakan dimana target akan menginjakkan kaki ketika sedang memburu Li beserta adiknya, pada saat itu juga, kedua orang tua mereka langsung terjerembab menuju ke arah depan akibat kehilangan keseimbangan secara mendadak. Tembakan tepat menuju pada bagian kepala berarti mengirimkan mereka berdua menuju ke alam kematian dengan cepat.


"Gion." akhirnya menemukan siapa pelaku yang melakukan hal ini kepada kedua orang tuanya. Kedua pandangan mata mereka sempat saling tertaut antar satu sama lain sebelum situasi memaksa Gion untuk tetap bergerak untuk menolong orang-orang yang masih berada di tengah kesulitan menghadapi para zombie karena dengan senjata api, ia dapat menghabisi makhluk-makhluk itu lebih efektif dalam beberapa kali tarikan pelatuk.


 Sementara bagi semua orang, situasi terjadi begitu cepat, hal itu tidak berlaku bagi Li seorang. Detik demi detik yang berada di sekitarnya menjadi lebih lambat daripada yang seharusnya. Ketika ia melihat menuju ke arah kedua orang tuanya, darah hitam pekat mengucur deras memenuhi tanah yang berada di sekitarnya dari arah kepala masing-masing yang telah ditembus paksa menggunakan butir peluru yang terasa panas.Mereka yang sebelumnya tampak lebih hidup kini telah lenyap dari kehidupan yang terus berjalan.


"Aku ga pernah mengira semua bakal berakhir kayak gini..."

"Ga ada waktu lagi, kakak harus sadar!" membentak Li dengan suara keras agar Li dapat sadar saat itu juga, sama-sama terpukul dengan apa yang baru saja mereka berdua alami.

Hope : Survive [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang