Hope : Survive [END]

Jakarta(Revisi)

A/N: Jangan lupa vote dan komentar :)  

#Time skip

Kami sudah berada di Kota Bekasi.

 Keadaannya di kota ini tidak berbeda dengan kota-kota lain, dipenuhi zombi. Tadi siang kami sudah mengisi persediaan bahan bakar, jadi untuk saat ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Berputar, ada 3 raksasa di depan!" teriakku panik.

"Tenanglah kita masih memiliki ini" balas Li sambil memegang radio.

"Aku tidak yakin tentang hal ini,kita belum pernah mengetesnya kepada mereka" jawabku ragu-ragu.

"Dan lagi, sebelum dia mendengar.  Mobil ini sudah terbalik" tambahku.

  

  Li masih tetap ngeyel dan menyalakan radio sambil melaju kendaraan kami ke depan. ketika jarak kami sudah dekat, tidak ada tanda-tanda kepala mereka akan meledak. tetapi mereka hanya diam saja tidak terpancing dengan kami.

Dan akhirnya kami bisa melewati mereka meskipun mereka diam saja.

"Aneh, kepala mereka tidak meledak" komentar Ram masih mengamati para raksasa yang kami lewati.

"Kau benar, sudah kuduga ada yang aneh dengan mereka" ucapku.

"Apa kubilang, kita bisa lewat kan??" balas Li.

 "Kita hanya beruntung, kau lihat sendiri kepala mereka tidak meledak ketika jarak kita sudah dekat" jawabku

"Iyaiya" ucap Li.

  

 Setelah itu perjalanan kami masih tetap berlanjut setelah kejadian aneh barusan. sudah 4 jam setelah kami meninggalkan Bekasi dan akhirnya kami sudah sampai di perbatasan kota Bandung dan Jakarta.

"Ini akan susah sekali, banyak mobil yang menghalangi jalan" ucap Li menghentikan mobil kami.

"Tetap jalan saja, nanti akan kita pindahkan mobilnya jika ada yang menghalangi" balasku santai.

"Baiklah" jawab Li dengan nada malas.

  

  Jalanan yang kami lewati ini terasa sesak karena banyak mobil-mobil yang bertabrakan sepanjang jalan.

 Meskipun begitu tetap kami paksakan.

***

Setelah agak lama melewati mobil-mobil di jalan akhirnya kami melihat jalan tol juga.

"Kita akan masuk jalan tol" peringat Li.

"Ide bagus" ucapku menanggapi.

"Palangnya menghalangi kita" balas Li sambil memberhentikan mobil kami.

"Yaudah, ayo kita turun"  jawabku.

"Nyalain radionya" tambahku.

"Ya" ucap Li.