Turbin Reaksi [Revisi]

5.5K 517 55
                                    



[SEDANG DI REMAKE]



 Layaknya semut yang langsung mengerubungi sesuatu yang menarik perhatian mereka, mereka berlima sama sekali tidak bisa menghitung berapa jumlah makhluk yang berada di bawah sana secara pasti sekaligus karena segala celah untuk melarikan diri telah tertutup rapat oleh para zombie.

 David juga merasa jika baik lantai pertama termasuk area lobi sudah tidak seaman yang sebelumnya karena para zombie telah berhasil menembus masuk menuju ke dalam dan tidak bisa naik ke lantai atas karena seperti alasan yang telah dijelaskan sebelumnya.


"Ayo berpencar, kita harus melihat dari berbagai sudut untuk menemukan celah."


 Agak sedikit merasa tenang dan tidak sepanik seperti yang sebelumnya karena mereka di dalam sana aman namun di saat yang sama juga terjebak karena tidak bisa keluar dengan mudah, terutama dengan ribuan zombie yang menghadang di depan nantinya.

 Menyebar menuju beberapa sisi, selagi mereka melakukan hal tersebut, Angelina yang menemukan peluang ketika melihat ada sesuatu yang dapat dimanfaatkan di lantai tersebut, mencoba untuk membuat sebuah penguat sinyal dadakan karena mereka membutuhkan informas sebanyak-banyaknya untuk bisa keluar dari tempat itu.


***


 Jam telah menunjukkan pukul lima lewat lima belas menit, semua orang sedang beristirahat sekaligus mencoba memikirkan bagaimana mereka bisa selamat melewati hal ini ke depannya. Truk-truk yang sempat muncul sebelumnya sama sekali tidak memperlihatkan kembali keberadaan mereka dan menghilang begitu saja ditambah lagi dengan situasi kali ini yang sangatlah tidak menguntungkan dimana mereka terjebak di dalam gedung.

 Semua celah yang ada di lantai itu telah mereka segel untuk sementara waktu untuk meminimalisir kedatangan para zombie dari arah yang terduga seperti corong sirkulasi udara misalnya, karena bagian-bagian tersebut sering kali terlupakan sehingga mereka harus out of the box dalam berpikir dan tidak boleh lengah.

 Di bawah gedung tersebut, ratusan bahkan hingga ribuan zombie masih menunggu mangsa yang dapat di terkam dan belum berpindah tempat terlalu jauh karena tidak ada sesuatu yang memancing perhatian mereka sehingga jika bergerak tidak terlalu cepat.


"Melewati mereka tanpa rencana yang bagus sama saja dengan bunuh diri..." menatap menuju pemandangan yang ada di bawah sana.


 Sekitar pukul 17.46, HT milik Putra menangkap sebuah frekuensi asing yang tidak dikenal berbicara mengggunakan bahasa asing dan terdengar pula suara baling-baling di saat yang  sama yang berarti mereka sedang berbicara di dalam sebuah helikopter, di manapun mereka sedang berada.


"Hei, ada yang bahasa inggrisnya cukup fasih?"

"Aku, kenapa?" balas Angelina yang masih sibuk dengan mencari-cari sesuatu di tas bawaannya.

"Kemarilah, aku butuh bantuan."


 Setelah menjelaskan secara singkat mengenai permintaan Putra, Angelina segera menambahkan penguat sinyal yang telah ia ciptakan beberapa saat yang lalu untuk semakin memperjelas apa yang sedang mereka bicarakan di dalam saluran tersebut sementara yang lain ikut diam untuk mendengarkan karena juga penasaran dengan apa yang sedang terjadi kali ini.

Hope : Survive [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang