[SEDANG DI REMAKE]
(Suara nafas terengah-engah)
Putra sedang berlari dengan terburu-buru setelah mengetahui informasi terbaru mengenai orang tuanya. Gion beserta yang lain cukup sering memperbarui daftar nama siapa saja orang yang masih tersisa diantara para pengungsi yang sebelumnya sehingga dapat dipastikan jika informasi kali ini cukup akurat dan bisa dibuktikan dengan segera.
Namun yang menjadi masalah ialah Putra hanya dapat menemukan nama ayahnya sementara nama ibunya telah ikut dicoret dari daftar nama beserta rentetan nama yang lainnya. Coretan tersebut dapat berarti banyak hal selain kematian karena terutama sekarang ini segala hal diselimuti oleh ketidakpastian. Hanya saja, daftar nama tersebut lebih dikhususkan untuk mendata ulang siapa saja yang masih ada di kamp tersebut setelah kekacauan terjadi. Seperti Li, misalnya, meskipun nama miliknya telah dicoret, fakta yang ada menunjukkan jika ia masih hidup hingga saat ini.
"Sebentar lagi aku akan sampai menuju ke tenda Ayah sedang berada." semakin mempercepat kedua langkah miliknya.
Di dalam dunia yang menggila seperti ini, skill semacam pekerja kantoran sangatlah tidak berguna karena apa yang sangat dibutuhkan adalah skill yang dimilki oleh para teknisi misalnya. Dalam pengecualian tertentu, menggabungkan antara pikiran beserta tenaga fisik dapat menjadi sesuatu yang lebih besar karena terjadinya harmoni yang membuat semuanya menjadi semakin selaras dan berkembang menuju ke arah kemajuan.
Alasan mengapa keberadaan ayah Putra menjadi cukup penting bagi tempat itu karena ia dulunya merupakan seorang arsitek sebelum wabah zombie menyebar diantara masyarakat luas. Setelah kekacauan yang terjadi pada waktu itu, ia sedang berusaha mendesain ulang kamp pengungsian menjadi sebuah tempat yang lebih aman dengan memerhatikan hal-hal apa saja yang harus segera dirubah dan dibenahi di saat yang sama.
Semua zombie yang berada di dalam telah dibersihkan, itu bagus. Karena apa yang tinggal ia pikirkan adalah bagaimana cara agar makhluk-makhluk yang berada di luar tidak bisa menembus masuk menuju ke dalam.
"Pasti ini tendanya." akhirnya menemukan tenda yang ia cari-cari sedari tadi sembari berusaha mengatur ulang nafas miliknya.
Ketika Putra mencoba untuk menyingkap kain tenda yang berada di depan untuk memeriksa siapa yang berada di dalam sana, ia melihat ayahnya sedang sibuk menggambar sesuatu di atas kertas yang cukup tebal yang berada di hadapannya.
"Ayah!" langsung menghampiri untuk memeluknya dari dekat.
"Putra!" terkejut bukan main karena Putra menampakkan dirinya begitu saja setelah sempat terpisah untuk beberapa saat semenjak kekacauan hari pertama dimulai.
"Kamu darimana aja, nak?" memeluk anaknya dengan erat karena terlalu terharu dengan keadaan.
"Ceritanya panjang, sekarang ibu dimana? ibu masih hidup kan?" ialah pertanyaan pertama yang ingin segera ia ajukan karena Putra ingin mendapatkan jawaban yang pasti.
"Sejujurnya ayah juga tidak tahu, tapi ibu pasti masih hidup sampai sekarang. Ketika kekacauan terjadi kami sempat terpisah dan aku belum mendengar kabar dari kalian untuk waktu yang cukup lama." juga sibuk untuk melacak dimana keluarganya berada karena posisi mereka yang saling berbeda antar satu sama lain selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope : Survive [END]
Science FictionHalo. Namaku Maulana, salah satu seorang survivor yang masih tersisa. Milyaran nyawa telah tewas ketika kebanyakan orang tidak mempercayai wabah zombie sudah terjadi dan fakta membuktikan hal yang sebaliknya. Ini adalah kisah kami di tengah apocalpy...