Putra side story [11]

1.8K 164 7
                                    

A/N: Jangan lupa vote dan comment :)


 Putra dan Sara langsung berlarian keluar toko sambil menjaga jarak dengan para zombi yang berusaha untuk mendekat.

 Sara tak bisa membawa senjata kali ini karena beban plastik yang ia bawa terlalu berat, jadi ia memanfaatkan plastik itu untuk menimpuk beberapa zombi yang hampir menerkamnya.

Sementara itu, saat ini Putra terlihat sibuk dengan beberapa zombi yang perhatiannya mulai beralih kepada mereka berdua karena terlalu memancing perhatian.


"Cepat, jangan lama-lama, Ra!" ucap Putra sambil menghalangi salah seorang zombi yang berusaha mendekati mereka.

"Ini lagi usaha." tukas Sara sambil berusaha memasukkan plastiknya melalui pintu belakang mobil lalu setelah selesai ia menutupnya lagi untuk keamanan adiknya yang ada di dalam.


 Setelah itu mereka berdua terus mengulangi kembali ke toko lalu ke mobil hingga giliran ketiga kali barulah mereka sudah selesai.


"Aku aja yang nyetir" ucap Putra dan melangkahkan kakinya ke pintu kanan.

"Hmm, yaudah." balas Sara singkat lalu pindah tempat.

"Jadi, kakak ini siapa?" tanya adik Sara yang kebingungan dengan kehadiran Putra yang mendadak.

"Dia kak Putra." potong Sara tanpa meminta jawaban dari Putra sendiri.

"Itu dia, aku juga gak tau, aku ini siapa." balas Putra dengan nada kebingungan.

"Maksudmu?" timpal Sara yang juga tak mengerti.

"Entah sudah berapa lama aku tertidur, yang jelas aku baru terbangun hari ini dan tidak mengingat apapun.." ucap Putra jujur.

"Jadi nama yang kau pakai saat ini itu bohong?" balas Sara yang mulai curiga dengan Putra.

"Tentu saja tidak, ini alasan kenapa aku bisa tahu siapa namaku." timpal Putra sambil membuka bajunya dan memperlihatkan diatas dadanya ada tato yang bertuliskan dengan huruf latin dan jika dibaca tulisannya adalah Putra.

"Sepertinya kamu memang tidak berbohong, dari tatapan matamu saja aku bisa langsung tahu perkaatanmu barusan itu  benar atau tidak." balas Sara mulai mengerti.

"Namamu siapa?" tanya Putra halus kepada adik Sara.

"Louise, panggil aja Lou kak." balasnya singkat.

"Oke, Lou, salam kenal" ucap Putra sambil meminta tos kecil kepada Lou.


 Kalau Putra pikir-pikir sejenak, Lou dan Sara ini sebenarnya bisa dibilang seperti Blasteran. Terlihat dari fisik dan warna bola mata yang sangat kontras dengan orang Indonesia asli.


"Sebelum kita semua berangkat, aku masih penasaran, kita sebenarnya ini lagi di kota mana?" tambah Putra yang masih kebingungan.

"Kita lagi di Kota Malang." timpal Sara.

"Malang?" balas Putra merasa tak asing dengan sesuatu.

"Baiklah, mungkin kita juga harus mencari bensin di jalan." tambahnya sambil menyalakan mesin dan mulai menginjak pedal gas.


 Karena mereka masih berada di kota, Putra bertujuan untuk segera keluar dan berkendara di pinggiran kota karena menurutnya jumlah zombi yang berada disana tidak terlalu banyak seperti yang ada di daerah perkotaan.

Hope : Survive [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang