Putra side story [21]

1.5K 157 14
                                    

A/N: Jangan lupa vote dan comment :)


Tambahan : Louise itu cewek.



"Gimana?" tanya Putra kepada Sara sambil mengurus beberapa zombi yang berusaha mendekati mereka dalam posisi bertahan.

"Aman, gerbangnya ga digembok nih." timpal Sara simpel.

"Yaudah, langsung buka aja." balas Putra tanpa menoleh.

"Oke." balas Sara mengerti lalu langsung membuka pintu gerbang dan tidak terlalu lebar ketika dibuka karena ia sengaja membuatnya hanya bisa dilalui satu orang saja sekali lewat demi alasan keamanan.


 Sara yang masuk pertama kali ke dalam sedangkan Putra mengikutinya dari belakang. Tepat setelah Putra berhasil masuk melewati gerbang, ia menutup pintu gerbangnya kembali hingga rapat dan tak lupa untuk mengancingkannya kembali untuk sementara.


"Gimana?" tanya Sara meminta keputusan kepada Putra terlebih dahulu.

"Kita cek aja bagian luar rumah, mungkin aja masih ada zombi atau celah yang bisa buat para zombi buat masuk ke dalam." balas Putra logis.

"Kamu yang di depan." tukas Sara.

"Iyaiya."


 Karena rumah yang mereka pilih kali ini memiliki lahan yang berbentuk L, jadi mereka berdua tidak perlu repot-repot untuk terlalu lama berkeliling.

 Menurut pemikiran Sara sendiri, untuk bagian luar rumah ini juga bisa dikatakan masih aman dari para zombi karena disini, untuk bagian dinding pembatas antara rumah dan luar rumah juga tebal dan dibuat sengaja agak tinggi (kira-kira sekitar dua meteran), terlebih lagi juga gerbangnya juga dibuat sama tingginya dengan dinding. Keadaan di teras dan sekitarnya juga masih seperti kondisi rumah pada umumnya persis sebelum wabah zombi pernah terjadi.


Alias masih rapi.


 Karena Putra juga memiliki pemikiran yang sama, tujuannnya selanjutnya adalah mengecek keadaan di dalam. Sejauh ini dia hanya bisa melihat dua pintu saja. Dua pintu itu adalah pintu depan yang berada di teras dan pintu belakang yang sebenarnya menghubungkan dengan ruang dapur.

 Putra tidak jadi untuk melewati pintu yang ada di belakang karena dari luar saja juga bisa dilihat kalau pintu itu dilapisi dengan dua pintu. Pintu yang pertama adalah pintu kayu, sedangkan yang satunya adalah pintu yang terbuat dari besi dan bentuknya lebih mirip dengan teralis besi.

 Sebenarnya jendela yang ada di rumah itu juga bisa dipecahkan meskipun juga sudah dilapisi dengan balok-balok kayu di belakangnya, tapi Putra memang sengaja untuk tidak memecahkannya karena ia merasa masih akan memerlukannya nanti.

 Menurut Putra sendiri, siapapun pemilik rumah ini, pasti sempat berniat untuk tetap mempertahankan dirinya di dalam rumah. Semuanya sudah bisa dilihat dari keadaan luar rumahnya.


 Saat ini, Putra berniat untuk membuka pintunya dengan cara menembak gagang pintu karena menurutnya hanya itu satu-satunya cara yang efektif selain harus mendobrak pintu karena pintunya itu sendiri terkunci.

 Seakan tau apa yang akan dilakukan oleh Putra, Sara langsung menahan Putra karena menurutnya pasti masih ada solusi lain untuk membuka pintu tanpa harus merusaknya.

Hope : Survive [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang