The betrayer among us (Revisi)

3.1K 293 16
                                    

A/N: Jangan lupa vote dan coment :)




 Dari awal tubuhnya Nisa memang sudah babak belur, sebelum dibawa ke tempat yang sama dengan teman-temannya sebelumnya.

 Dia ketakutan ketika melihat teman-temannya yang lain sudah mati jatuh tergeletak di tembak. Dan dia takut menjadi yang selanjutnya.


"Aku akan berikan sebuah penawaran padamu, jangan bunuh aku terlebih dahulu" ucap Nisa dengan suara yang ketakutan melihat seorang pria dengan tampang sangar sudah siap untuk membunuhnya seketika.

"Aku tidak butuh penawaran darimu, aku hanya ingin mendapatkan informasi Hope saat ini" balas Pria itu.

"Justru itu, aku bisa kau manfaatkan untuk mendapatkan informasi langsung dari dalam. Jadi aku jangan dibunuh karena masih dapat berguna." ucap Nisa berusaha meyakinkan.

"Dasar licik" balas Pria itu.

"Bagaimana, tawaranku saat ini menarik bukan?" ucap Nisa berusaha meyakinkan.

"Baiklah akan kuterima. Jika kau berbohong, kami akan memburumu hingga dapat lalu akan membunuhmu secara perlahan." balas Pria itu dengan nada psikopat.

"Makanya, cepat lepaskan aku"jawab Nisa berusaha meronta-ronta untuk melepaskan ikatan yang ada di tangannya.

"Lepaskan dia" intruksi  Pria itu kepada bawahannya.

"Baiklah, jangan macam-macam kau setelah ini" ucap si A berusaha melepaskan ikatan tali yang mengekang tangan Nisa.

"I iya" balas Nisa gugup.

  

 Dan setelah itu kami tidak tau kelanjutannya karena tubuh Angelina dipindah untuk sementara ke suatu tempat bersama dengan tubuh-tubuh lainnya. Hingga beberapa jam setelahnya( kemungkinan ketika malam), tubuh mereka ditumpuk ke sebuah van lalu dibawa ke tempat saat kami menemukan mereka.

 Ketika kami menemukan Nisa, itu sebenarnya dia hanya berakting ditambah lagi dengan terkena udara malam yang begitu dingin semalaman.

Setelah videonya selesai, baru Ram mulai angkat bicara...


"Ada banyak hal yang ingin kutanyakan setelah melihat ini"ucap Ram penasaran kepada Maulana.

"Tanyakan satu-satu dulu" balas Maulana tenang.

"Mereka menyuntikan sesuatu ke tubuh para anggota kita, dan setelah itu mereka bisa melewati Runner dan Hunter dengan mudah tanpa harus membunuhnya terlebih dahulu, aku rasa ini ada hubungannya dengan Antivirus yang bernama TX7 yang waktu itu kami temukan catatannya?" ucap Ram panjang.

"Sepertinya begitu, kita tidak bisa menganggap remeh lawan kita kali ini"ucap Maulana.

"Jika mereka bisa begitu, artinya mereka sudah memiliki banyak data penelitian tentang wabah ini"tambah Maulana.

"Apa itu artinya kita kalah?" tanya Ram.

"Belum, kita masih memiliki harapan meskipun peluangnya kecil sekali saat ini."ucap Maulana.

"Albert Company adalah penghalang terbesar umat manusia selain zombi saat ini. Jika mereka tidak segera dikalahkan, rencanaku untuk membangun peradaban kembali akan susah di laksanakan"tambahnya.

"Jadi tekad saja tidak cukup ya?" celetuk Ram.

"Tidak, kita butuh sesuatu lebih besar dari itu." balas Maulana.

"Jumlah orang saat ini saja sudah cukup untuk menyerang mereka bukan?" ucap Ram.

"Ini bukan masalah tentang banyak orang ataupun tidak, karena mereka memiliki armada tempur yang lebih banyak dari kita. Bisa saja mereka mengirimkan sebuah pesawat untuk menjatuhkan bom disini" balas Maulana.

"Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Ram kebingungan.

"Tidak, kita harus membuat rencana lebih besar daripada itu, yang harus kita lakukan saat ini adalah apa yang akan kita lakukan dengan Nisa? video itu sudah cukup membuktikan jika saat ini dia adalah pengkhianat di Hope"jawab Maulana.

"Oiya aku sampai lupa, sebaiknya kita harus segera bertindak sekarang bos sebelum semuanya terlambat" ucap Ram.

"Baiklah, ayo ikuti aku" perintah Maulana.

"Ya"balasnya.

   

 Setelah itu mereka berdua pergi menuju ruangan tempat dimana Nisa dirawat saat ini. Maulana tidak bisa tinggal diam setelah mengetahui fakta yang berbeda dari yang diberitahu Nisa. Jika benar Nisa berkhianat, maka Maulana tidak akan membunuhnya terlebih dahulu tetapi mengorek informasi penting yang bisa dia dapatkan.

 Setelah sampai di tujuan, tidak terlihat dua orang yang terdiri dari ibu dan anak itu berada di dalam ruangan. Ruangan itu ditinggalkan dalam keadaan bersih.


"Hei, dimana orang yang ada di ruang ini tadi pagi?"tanya Maulana ketika melihat perawat yang lewat.

"Mereka sudah meninggalkan ruangan itu 1 jam lalu, aku tidak tahu dimana mereka sekarang..."balas perawat itu.

"Ya sudah"ucap Maulana kesal.

"Sekarang kita harus bagaimana?"ucap Ram panik.

"Kau cepat buat pengumuman kepada semua anggota  melalui speaker kita agar mereka berdua bahkan keluarganya untuk tidak bisa keluar dari sini hidup-hidup. Ini kode merah"balas Maulana tegas.

"Baiklah"ucap Ram lalu berlari kembali menuju ruangan IT.

   

 Sementara itu, Maulana mempercepat langkahnya sambil memperhatikan wajah-wajah orang yang ada disekitarnya agar tidak melewatkan wajah Nisa. Dan setelah sepuluh menit berlalu, akhirnya Maulana sudah mendengar siaran kilat yang dibuat Ram untuk memburu mereka sampai dapat apapun yang terjadi.

 Saat ini Maulana mendengar berada tidak jauh dari gerbang keluar-masuk Hope, dan dia melihat sebuah mobil yang sepertinya akan kabur dari sini menuju pintu keluar yang sedang terbuka.

 Sedangkan penjaga yang melihat hal itu langsung menekan tombol untuk menutup gerbang karena dia mendengar siaran untuk tidak memperbolehkan semua orang untuk mendapatkan akses keluar-masuk saat ini.

 Sedangkan mobil itu makin mempercepat lajunya ketika melihat satu-satunya jalan keluarnya akan segera tertutup. Hanya selisih 2 detik sebelum bagian depan mobil akan berbenturan dengan gerbang besi Hope.


(Suara mobil berbenturan)


"Nice job"ucap Maulana dalam hati ketika gerbang sudah berhasil tertutup sepenuhnya


 Mobil itu masih belum bergerak sama sekali setelah bertabrakan dengan gerbang, sedangkan Maulana sudah memanggil beberapa anggotanya untuk ikut mendekati mobil itu. Ketika sudah mendekat terlihat Nisa dan ibunya mengalami pendarahan di kepalanya. Dan setelah di cek ternyata ibunya Nisa sudah mati duluan sejak tadi.

Maulana memeriksa denyut nadi dan nafas Nisa, dan ternyata dia masih hidup. 


"Hei coba bawa dia untuk dirawat, dan kali ini ikat badannya agar dia tidak bisa kabur"perintah Maulana kepada anak buahnya.

"Baiklah bos" ucap para anak buahnya.


#TBC

Hope : Survive [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang