A/N: Jangan lupa vote dan comment :)
7 jam setelah listrik di kota ini menyala...
Tidak terasa, hari sudah menjadi gelap. Dan setidaknya malam ini akan kami lewati di tempat yang terang. Misi hari ini pun tegolong sukses karena tahap 1 sudah selesai dan tidak memakan banyak korban.
Tapi tetap saja, sekarang ini kami masih belum aman di luar sini. Dan sebagai antisipasi, aku sengaja memerintahkan semua orang untuk menyalakan radio dalam volume penuh.
***
Sekarang, aku sedang berkumpul dengan pemimpin komunitas lain yang sedang menghangatkan diri dengan api anggun hanya sekedar untuk berbincang-bincang karena mereka semua tidak bisa tidur malam ini, sama denganku.
"Kalian tidak bisa tidur?"ucapku bergabung sambil menghangatkan diri dengan api.
"Tidak, malam ini dingin sekali" balas Wilda.
"Kau benar" tambah Joni.
"Ada apa kesini?" ujar Wilda.
"Hanya ingin berbincang-bincang saja" ucapku santai.
"ohh"ucap Wilda.
"Penemuanmu tentang gelombang di radio itu sungguh luar biasa, kita bisa menghemat banyak peluru hanya dengan itu" komentar Tus yang mulai angkat bicara.
"Itu semua berkat Ilmuwan kami di Hope. Tanpa mereka, mungkin kami tidak mengetahui hal ini." balasku.
"Tapi penemuan ini juga masih belum sempurna, karena tidak semua zombi terpengaruh dengan pantulan gelombangnya" tambahku.
"Maksudmu?" ucap Tus mulai tertarik.
"Sejauh ini, kalian baru mengetahui 2 jenis zombi bukan?" tanyaku.
"Ya, zombi yang bisa berlari dan yang berjalan lambat,kenapa?"ucap Tus mewakili
"Ternyata, masih ada tipe lain selain 2 itu,dan itu sudah dibuktikan oleh anak buahku" tambahku.
"Masih ada lagi? jelaskan" pinta Tus.
"Sejauh ini,yang dilihat anak buahku adalah zombi berkepala 2 berukuran sekitar 3 meter dan kepala 1 berukuran hampir 4 meter lebih dan bertangan empat" jawabku.
"Dimana mereka melihatnya?"ucap Tus.
"Di daerah jawa barat"ucapku.
"Ini informasi yang menarik, lalu apa yang dilakukan ketika mereka bertemu dengan makhluk itu?" tanya Joni.
"Karena tidak ada pilihan, maka mereka harus menghadapinya mati-matian. Bahkan sebuah RPG masih belum mempan" ucapku.
"Tapi tetap saja, otak mereka adalah kelemahannya" tambahku.
"Begitu, aku juga pernah bertemu dengan salah satu makhluk itu, tingginya 6 meter dan berkepala empat" komen Wilda.
"Hahh??lalu apa yang kau lakukan?" ucap Joni yang terkejut.
"Saat itu aku sedang berburu sendirian di hutan ketika melihatnya, tentu saja aku langsung melarikan diri. Aku masih sayang nyawa" ucap Wilda.
"Dia tidak mengejarmu?" tanya Joni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope : Survive [END]
Science FictionHalo. Namaku Maulana, salah satu seorang survivor yang masih tersisa. Milyaran nyawa telah tewas ketika kebanyakan orang tidak mempercayai wabah zombie sudah terjadi dan fakta membuktikan hal yang sebaliknya. Ini adalah kisah kami di tengah apocalpy...