A/N: jangan lupa vote dan comment :)
Hantaman yang begitu kuat pada sisi bagian depan kemudi membuat Rifqi tidak mengetahui apa yang terjadi berikutnya karena kehilangan kesadaran miliknya. Dua buah kendaraan yang sama-sama sedang melaju dengan kecepatan tinggi membuat posisi kendaraan yang ia naiki menjadi ikut terseret lalu terguling sesuai hukum fisika hingga lima belas meter dari posisi semula yang terhenti dengan paksa oleh kendaraan-kendaraan tak bertuan di area sekitar kota.
***
Rifqi terbangun dengan tiba-tiba karena merasakan ada semacam sepasang tangan yang berusaha menyentuh kepala miliknya dari arah luar kaca mobil yang telah pecah dengan dalam keadaan posisi terbalik akibat tabrakan.
"Ugh, yang sebelumnya hampir saja membuatku mati beneran." merasakan pening yang terasa cukup menyakitkan sekaligus beberapa luka dari berbagai sisi tubuhnya akibat kecelakaan sebelumnya, Rifqi segera mengambil sebuah pistol peredam yang berada di dekatnya lalu menembak makhluk yang berusaha meraihnya dari luar.
"Ini sakit sekali.." mencoba untuk melepas sabuk pengaman dengan menggunakan tangan kanan karena tangannya yang lain terasa sangat sakit untuk digerakkan meskipun ia merasa sisi baiknya tidak ada tulang yang patah.
Ketika Rifqi berhasil melepaskan sabuk tersebut, ia mencoba memeriksa semua orang yang berada di dalam mobil terlebih dahulu. Sebelumnya terdapat Farah, Intan, dan Widodo yang ikut melakukan perjalanan bersama dirinya. Rifqi tidak bisa menemukan Widodo yang duduk di sebelahnya meskipun sisa-sisa barang yang ia bawa masih tertinggal dengan asumsi ia entah bagaimana caranya ikut terhempas menuju keluar mobil karena tidak menggunakan sabuk pengaman kendaraan sebelumnya.
"Jika dilihat dari kerusakan kaca mobil depan, Widodo pasti tidak akan selamat jika sedang tidak sadarkan diri di tengah jalan yang dipenuhi oleh para zombie."
"Farah sudah berubah.." tak ingin menunggu lebih lama lagi, Rifqi langsung menembak farah yang berada di kursi tengah bersama Intan yang sedang tidak sadarkan diri dalam keadaan tergantung karena insting farah menjadi semakin agresif ketika mencium bau darah yang berada di dekatnya.
Tidak ada banyak hal yang bisa Rifqi lakukan selain mencoba untuk membantu menurunkan Intan seaman mungkin dalam keadaan mobil sedang terbalik seperti itu. Posisi mobil yang sedang berada di tengah jalanan membuat ada berbagai jenis makhluk yang sedang berkeliaran sehingga jika ia terlalu menimbulkan banyak suara akan memancing para zombie untuk mendekat pada situasi terburuk.
"Intan masih hidup, tapi nadinya sudah mulai semakin lemah. Kemungkinan mengalami shock" mencoba meraih sebuah tas berukuran sedang yang berada di dekat Intan, Rifqi segera menyuntikkan morfin dalam dosis kecil untuk membantunya melewati malam ini untuk setidaknya dapat berpindah menuju tempat yang lebih aman menjauh dari jalanan.
"Intan, kamu bisa mendengarku?" mencoba untuk membangunkan Intan tanpa terlalu banyak memancing perhatian.
"Ugh, kepalaku pusing banget."
"Sst, tahan sedikit lagi. Kita masih ada di tengah jalanan sekarang."
"Kamu bisa gerakin badan sedikit lebih lama lagi? kita harus pindah sekarang.." mencoba memastikan keadaan Intan terlebih dahulu sebelum menyusun rencana.
"Kalau cuma gerak mungkin masih bisa, tapi aku ga terlalu bisa mempertahankan diri jika ada zombie yang mendekat. Badanku kerasa sakit semuanya sekarang." ketika Intan melihat Farah yang berada di sebelahnya, ia sangat terkejut ketika melihat Farah telah berubah menjadi zombie meskipun Rifqi baru saja membunuhnya beberapa menit yang lalu.
"Sekarang cuma tinggal tersisa kita berdua, kamu lihat gedung itu yang ada di sebelah sana?" mengarahkan senter yang ia nyalakan sebentar menuju sebuah gedung perpustakaan kota.
"Iya aku lihat."
"Jika kita bisa masuk menuju ke dalam dan menyegel pintu, kita bisa beristirahat untuk sementara waktu."
Ada banyak pilihan tempat yang bisa Rifqi ambil ketika mengamati lingkungan yang berada di sekitarnya. Baik minimarket, gerai fashion yang terdiri tas, sepatu, toko kelontong, toko emas, maupun berbagai tempat lain. Namun jika harus memilih tempat yang aman dan memiliki sedikit pengunjung di dalamnya, maka tentunya Rifqi memilih perpustakaan kota yang lebih rasional untuk dikunjungi. Dari berbagai tempat yang telah ia sebutkan sebelumnya memiliki desain hampir 50% memiliki pembatas kaca transparan sebagai pengganti dinding sehingga tempat semacam itu merupakan pilihan terburuk bagi survivor yang ingin mendapatkan keamanan dari para zombie.
"KRghhhhh" sebuah tangan yang cukup kekar secara tiba-tiba menarik tubuh Intan dalam hitungan detik dan langsung membanting tubuhnya menuju dinding terdekat hingga tulang dan kepalanya menjadi pecah serta darahnya terciprat menuju ke segala arah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope : Survive [END]
Science FictionHalo. Namaku Maulana, salah satu seorang survivor yang masih tersisa. Milyaran nyawa telah tewas ketika kebanyakan orang tidak mempercayai wabah zombie sudah terjadi dan fakta membuktikan hal yang sebaliknya. Ini adalah kisah kami di tengah apocalpy...