Mulai dari part ini merupakan side story dari Putra, jadi bagi kalian yang belum dan ingin membaca buku kedua dari seri Hope, kalian bisa melompati part ini dan langsung membaca buku kedua. Side story ini bisa kalian jadikan sebagai sampingan cerita saja :)
Dan jangan takut jika kalian telah melewati part Putra duluan karena side story ini mengandung para tokoh, tempat, latar cerita baru dan tidak terlalu mempengaruhi isi buku kedua.
A/N: Jangan lupa vote dan comment :)
Kembali lagi disaat Putra membunuh dirinya sendiri. Saat itu ia telah dinyatakan tewas di tempat. Dan yang terjadi selanjutnya adalah tubuhnya bukannya harus dikubur tapi malah dicuri oleh seorang ilmuwan gila.
"Putra POV"
"Silau..."
Pemandangan yang pertama kali kulihat adalah sebuah lampu terang yang menyilaukan mataku. Aku tak tahu sedang berada dimana saat ini, tapi yang bisa kulihat sejauh pengamatanku adalah aku sedang berada di sebuah ruangan yang bercat putih.
Jika dilihat lebih cermat, sepertinya aku sedang berada di sebuah ruang perawatan. Terlihat dari banyaknya alat-alat medis yang ada dan tidak kuketahui fungsinya untuk apa ditambah lagi, di tangan kananku ada infus yang sudah terpasang entah sejak kapan. Dan baju yang sedang kupakai saat ini, aku tidak tau ini milik siapa karena aku tidak merasa pernah memiliknya.
Beberapa detik setelahnya, aku merasakan pening yang lebih biasa dari biasanya. Entah kenapa pening yang kurasakan kali ini lebih hebat dari yang pernah kurasakan. Dan ketika aku memegangi kepalaku karena tak kuat menahan kepalaku, aku juga merasakan ada bekas luka jahitan disitu. Aku bisa merasakannya meskipun tak terasa sakit.
Pening itu terus berlangsung beberapa saat dan perlahan-lahan mulai menghilang seiring waktu.
"Siapa aku?"
"Tunggu, aku tidak bisa mengingat apapun?"
Sungguh aku tidak bisa mengingat apapun tentang ingatanku sebelumnya saat ini, bahkan namaku sendiri saja aku tidak bisa mengingatnya.
(Suara pintu terbuka)
Aku mendengar sebuah pintu terbuka entah darimana asalnya. aku juga sempat mendengar suara beberapa langkah kaki yang terdengar jelas di kupingku ini.
Entah siapa yang datang kali ini, tapi yang jelas aku tak mengenal siapa dia. Ia adalah seorang pria tua, terlihat dari rambutnya yang sudah putih dan dari pakaiannya, ia terlihat kacau. Banyak darah merah yang menempel di beberapa bagian bajunya.
Tunggu.
Yang dia bawa saat ini adalah pisau, ditambah lagi ada darah yang masih menetes dari pisau itu. Aku langsung memasang mode siaga.
"Woo, jangan takut, aku bukan orang jahat..." keluh orang itu sambil mengangkat pisau yang sedang ia pegang, tanda kalau ia memang ingin berdamai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope : Survive [END]
Science FictionHalo. Namaku Maulana, salah satu seorang survivor yang masih tersisa. Milyaran nyawa telah tewas ketika kebanyakan orang tidak mempercayai wabah zombie sudah terjadi dan fakta membuktikan hal yang sebaliknya. Ini adalah kisah kami di tengah apocalpy...